Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tim dokter RS Bhayangkara Mataram melakukan autopsi jenazah santriwati Ponpes Al Aziziyah Gunungsari Lombok Barat yang meninggal diduga akibat penganiayaan, Sabtu (29/6/2024). (IDN Times/Muhammad Nasir)

Intinya sih...

  • Dokter lokal protes kedatangan tim dokter Arab Saudi di RS Adam Malik, Medan
  • 27 tenaga medis dari Arab Saudi melakukan operasi jantung kompleks secara gratis untuk anak-anak Sumatra Utara
  • Kementerian Kesehatan menyesalkan gelombang penolakan dokter lokal terhadap program dokter asing di Indonesia

Jakarta, IDN Times - Kehadiran tim dokter King Salman Humanitarian Aid and Relief Center (KSRelief) dari Arab Saudi di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatra Utara menuai kontra dari kalangan dokter lokal.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril menyebut, gelombang protes yang disuarakan kalangan dokter lokal dilatarbelakangi kecemburuan profesi.

Menurut Syahril, dokter dari Arab Saudi tersebut datang untuk membantu, bukan mengambil alih lahan para dokter.

"Mereka hadir untuk menyelamatkan nyawa manusia, nyawa anak-anak kita. Bukan untuk mengambil lahan para dokter tersebut ke depannya," kata Mohammad Syahril dikutip dari ANTARA, Kamis (4/7/2024).

1. Sebanyak 27 dokter Arab Saudi emban misi operasi jantung kompleks 30 anak

ilustrasi bentuk jantung (unsplash.com/@averey)

Syahril menjelaskan, sebanyak 27 tenaga medis dari Arab Saudi yang dihadirkan oleh Kemenkes di RS Adam Malik, mengemban misi untuk melakukan operasi jantung kompleks terhadap 30 anak warga Sumatra Utara secara gratis.

Syahril yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RS Fatmawati Jakarta mengatakan, selama ini anak yang mengalami gangguan jantung kompleks dari berbagai daerah selalu dirujuk ke Jakarta, sehingga memberatkan keluarga secara finansial.

"Ini dikarenakan memang dokter spesialisnya tidak tersedia di sana," katanya.

2. Kemenkes menyesalkan terjadinya gelombang penolakan dokter lokal

Konpers penanganan petugas pemilu 2024 di Kemenkes, Senin (19/2/2024)/ IDN Times Dini Suciatiningrum

Kemenkes menyesalkan terjadinya gelombang penolakan dokter lokal terhadap program dokter asing di Indonesia, yang sebelumnya telah mendapatkan publikasi luas, salah satunya di Arab Saudi.

"Kami menyesalkan beberapa rekan sejawat, terutama di kota besar di Jawa, yang memprotes kehadiran tim dokter dari Arab Saudi tersebut," katanya.

3. Gelombang protes mencuat setelah Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dipecat

ilustrasi imunisasi polio (dok. Kemenkes)

Aksi protes tersebut mencuat beberapa saat usai peristiwa pemecatan seorang Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Prof Budi Santoso, pada Rabu (3/7/2024).

Prof Budi dalam pernyataannya mengaitkan pemecatan yang dia alami dengan sikap pribadinya, menolak program pemerintah mendatangkan dokter asing di Indonesia.

Editorial Team