Jakarta, IDN Times - Keluarga ZA, terduga pelaku penyerangan teror di Mabes Polri dikenal sebagai orang yang berbaur dengan masyarakat. Hal ini disampaikan Kasdi, ketua RT di wilayah tempat tinggal ZA di RT 03 RW 10, Ciracas, Jakarta Timur.
"Ayah ibunya aktif," kata Kasdi ditemui di kediamannya pada Kamis (1/4/2021).
Menurut Kasdi, keluarga ZA terbilang warga lama di kawasan ini. Keluarga ZA sudah tinggal di wilayah ini selama lebih kurang 40 tahun.
Bahkan, menurut Kasdi, kedua orang tua ZA jadi salah satu warga yang aktif mengikuti kegiatan bersama. Keluarga ZA juga berbaur dan terbuka dengan warga.
"Ibunya aktif PKK, Posyandu sama istri saya bareng, aktif. Bapaknya sering ke musala, ngobrol sama warga, bergaul," kata dia.
Namun, Kasdi tak memungkiri ZA dikenal tertutup dan tak bergaul dengan warga sekitar. "Dia (ZA) aja kayaknya (yang tertutup). Yang lain ngobrol biasa, kayak orang hidup biasa," ujar dia.
Menurut Kasdi, dari cerita keluarga ZA, tak satu pun keluarga menduga dan dapat bertindak sejauh ini. Terlebih, hingga ZA memutuskan melakukan tindak penyerangan Mabes Polri.
"Ibu bapaknya gak pernah (berpikir) untuk ke arah situ, gak pernah. Untuk mengarah ke situ gak pernah. Biasa aja," ujar dia.
Menurut Kasdi, cerita keluarga ZA mengaku anaknya beraktivitas biasa di rumah. Termasuk membantu orang tua dalam kegiatan sehari-hari, seperti menyapu, mengepel, dan lain-lain.
Saking tertutupnya ZA kepada keluarganya, kata Kasdi, tak satu pun anggota keluarga yang punya nomor ponsel ZA. Hal ini lantaran nomor ZA disebut kerap berganti.
"Nomor HP pelaku ini gonta-ganti. Ke keluarganya," kata Kasdi, yang mengutip pernyataan keluarganya.
"Kakaknya (ZA) nanya gak ada (nomor ponsel tetap). Ngelacak nomor HP pelaku ini gak pernah ketemu, gak tahu," sambung Kasdi.
Perlu diketahui, aksi teror yang dilakukan ZA di Mabes Polri menggemparkan warga yang tinggal di dekat rumah ZA. Meski pelaku dikenal sebagai orang yang tertutup, keluarga pelaku justru dikenal aktif berbaur dengan masyarakat.
Ibunda ZA juga dikenal sebagai sosok yang peduli dengan tetangga. "Waktu anak saya divonis corona, beliau (ibunda ZA) orang nomor satu yang mengatakan turut prihatin," ujar salah seorang warga, berinisial El.
Ibunda ZA juga dikenal sebagai orang yang aktif ikut dalam pengajian bersama warga.