Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto (kanan) dan Wamendikti Stella Christie (Kiri) dalam kegiatan diskusi bersama media di Jakarta, Jumat (7/3/2025) (Dok. Humas Kemendiktisaintek)
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto (kanan) dan Wamendikti Stella Christie (Kiri) dalam kegiatan diskusi bersama media di Jakarta, Jumat (7/3/2025) (Dok. Humas Kemendiktisaintek)

Intinya sih...

  • Upaya peningkatan kualitas SDM Indonesia lewat perluasan akses beasiswa

  • Tingginya minat dan jumlah pelamar lanjut studi ke Amerika Serikat

  • Pertukaran tenaga pengajar atau profesor antar kedua negara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdikti Saintek) berharap ada dukungan universitas di Amerika Serikat, berupa tambahan beasiswa atau potongan biaya kuliah (tuition waiver) untuk penerima beasiswa pemerintah Indonesia.

Menurut Mendikti Saintek Brian Yuliarto, dengan anggaran yang sudah relatif tetap, Kemendikti Saintek ingin menambah jumlah penerima beasiswa.

"Misalnya, jika saat ini kami bisa mengirim 4.500 orang, dengan dukungan tambahan kami berharap dapat memberangkatkan 5.000 hingga 6.000 orang,” kata Brian, dalam keterangannya, dikutip Kamis (14/8/2025).

1. Upaya meningkatkan kualitas SDM Indonesia lewat perluasan akses beasiswa

ilustrasi penerima beasiswa (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Brian mengungkapkan hal ini saat menggelar audiensi dengan American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Dia berharap, AMINEF dapat menjembatani wacana ini.

Pertemuan ini dilakukan untuk menguatkan kerja sama dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia lewat perluasan akses beasiswa pendidikan di Amerika Serikat. Serta pengembangan akademik lewat program scholar visit dan staff exchange ke dan dari Negeri Paman Sam tersebut.

1. Minat dan jumlah pelamar yang ingin lanjut studi ke Amerika Serikat tinggi

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dalam kegiatan diskusi bersama media di Jakarta, Jumat (7/3/2025) (IDN Times/Lia Hutasoit)

Brian mengajak berbagai pihak, terutama lembaga dan institusi pendidikan di Amerika Serikat untuk berpartisipasi dalam skema pendanaan beasiswa.

Langkah ini diambil mengingat tingginya minat dan jumlah pelamar dari Indonesia untuk melanjutkan studi di Amerika Serikat.

“Amerika menjadi salah satu destinasi pendidikan lanjut favorit, karena kita memahami semua aspek kualitas pendidikannya, yang merupakan salah satu yang terbaik saat ini,” kata dia.

Dia menambahkan, pihaknya tengah membicarakan kemungkinan kolaborasi serupa dengan negara-negara lain seperti Australia yang memiliki program beasiswa Australia Awards Scholarships (AAS), juga Prancis, Inggris dan lain-lain. 

3. Pertukaran tenaga pengajar atau profesor antar kedua negara

ilustrasi beasiswa (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara, Eksekutif Direktur AMINEF, Sandra Hamid, menyambut baik dan menyatakan kesiapannya untuk membantu serta membuka peluang kerja sama lain, salah satunya dengan pertukaran tenaga pengajar atau profesor antar kedua negara.

“Dosen Indonesia juga kita kirim ke luar negeri, kita juga punya program untuk itu,” ungkap Sandra.

AMINEF adalah organisasi binational yang mengelola program beasiswa Fulbright dan program pertukaran belajar lainnya yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat dan pemerintah Indonesia. 

Editorial Team