Kisah Rudiantara di Kamboja, Berondongan Peluru hingga Kawalan Ryamizard

Alumni Universitas Padjadjaran 1984 ini mengatakan bahwa kondisi Kamboja saat itu mencekam karena adanya transisi pemerintahan yang konstelasi keamanannya tidak stabil.

“Saya di Kamboja tahun 1993, ketika itu waktu transisi pemerintahan antek United Nations Transitional Authority in Cambodia (UNTAC). Saya terbang beberapa bulan ke sana untuk membangun sarana komunikasi untuk pemilu,” katanya saat ditemui di IDN Times di Wisma Penta, Jakarta Pusat, Kamis (15/03).

Lantaran kondisi keamanan mencekam, selama bertugas di Negara Pagoda dia dibekali vest atau rompi anti-peluru dan dikawal oleh pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Saya terbang pakai helikopter PBB dan pilotnya orang Rusia. Waktu itu, pilotnya pakai celana pendek dan sedang mabuk. Dan itu yang namanya vest gak dipakai sama dia, dipakai jadi alas duduk. Kenapa? Karena itu helikopter ditembaki dari bawah,” ujarnya.

Salah satu cerita yang berkenang baginya adalah ketika dirinya dikawal oleh Ryamizard Ryacudu, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia.

“Nah yang mengawal saya dulu menteri pertahanan, dulu saya dikawal oleh bang Mizard, dulu dia kolonel di pasukan perdamaian,” tambahnya.

Situasi semakin mencekam kala matahari tenggelam. Apalagi tempat tinggalnya saat itu berdekatan dengan Sungai Mekong, salah satu titik konflik. 

“Kalau Maghrib, saya tinggal di hotel terapung di Sungai Mekong. Jadi kalau Maghrib masih keliatan kalau ada yang menembak-nembak dari seberang sungai. Kira-kira begitu kisah saya di Kamboja,” tutup Rudi.