Madrid, IDN Times - Wakil Menteri (Wamen) LHK, Alue Dohong, menyatakan kesiapan Indonesia dalam upaya diplomasi penanggulangan perubahan iklim pada Konferensi Perubahan Iklim ke-25 di Madrid, Spanyol. Kesiapan Indonesia ini ditandai dengan kesiapan secara materi untuk debat pada hard diplomacy dan kesiapan Paviliun Indonesia sebagai soft diplomacy.
"Sampai hari ini kita hampir siap semua baik yang berupa substansi negosiasi, maupun soft diplomasi khususnya lewat Paviliun Indonesia. Kita punya negosiator hampir 40-70 orang yang terbagi dalam 13 tematik negosiasi yang akan kita perjuangkan di COP 25," ujar Wamen Alue di lokasi Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim ke-25 di Gedung IFEMA, Madrid, Spanyol, Minggu (1/12).
Wamen Alue juga menekankan, pelaksanaan COP 25 ini merupakan saat-saat menjelang implementasi Paris Agreement pada 1 Januari 2020. Istilahnya ‘time for actions’. Salah satu aspek yang paling krusial ialah tentang artikel 6 dalam Paris Agreement. Artikel 6 mencakup sarana-sarana implementasi Paris Agreement melalui mekanisme market/pasar dan nonmarket/non pasar.
"Mekanisme pasar ini bisanya yang paling hangat negosiasinya karena kegunaan mekanisme pasar dalam mencapai Paris Agreement sangat dinamis. Ada negara-negara yang sepakat, tapi ada juga ada yang tidak sepakat. Kita berharap COP 25 ini ada kejelasan terkait mekanisme itu," ungkap Wamen Alue.