Kronologi Kebakaran Kubah Jakarta Islamic Centre di Koja

19 Okt 2022, 17:49 WIB

Kebakaran Masjid Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara pada Rabu (19/10/2022). (dok. Humas Pemkot Jakut)

Jakarta, IDN Times - Kebakaran di kubah masjid Jakarta Islamic Centre di Jalan Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Rabu (19/10/2022), terjadi saat renovasi kubah.

Kasat Intelkam Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Slamet Wibisono Yanto, menuturkan kejadian ini bermula saat empat pekerja dari PT Dwi Agung Sentosa Pratama, sedang melakukan renovasi kubah Masjid Islamic Centre.

"Kronologi berawal dari empat orang saksi sebagai pekerja dari PT Dwi Agung Sentosa Pratama sedang melakukan renovasi atap kubah Masjid Islamic Centre," kata AKP Slamet, dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).

1. Diduga berasal dari percikan api saat ingin memasang triplex

Ilustrasi Penanganan Kebakaran oleh Pemadam Kebakaran. (IDN Times/Persiana Galih)

Renovasi tersebut, kata Slamet, menggunakan bahan triplex. Kemudian, pada saat ingin memasang triplex atap kubah masjid tersebut, para saksi melelehkan membran (aspal gulung) untuk menempelkan bahan atap tersebut menggunakan alat bakar.

"Percikan dari alat bakar diduga mengenai glasbul sampai timbul api, kemudian saksi berupaya memadamkan api dengan menggunakan apar, namun api semakin membesar dan akhirnya Kubah Masjid Islamic keseluruhan terbakar," tutur dia.

2. Ada sembilan unit mobil Damkar yang dikerahkan

Ilustrasi mobil pemadam kebakaran (PIxabay)

Hingga saat ini, tercatat ada sembilan unit damkar yang sudah meluncur ke lokasi kebakaran.

"Kemudian datang sembilan unit Damkar yang dipimpin oleh Bapak Eko Budiyanto melakukan penanganan kebakaran," kata Slamet.

3. Pemadaman api masih berlangsung

Kebakaran Masjid Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara pada Rabu (19/10/2022). (dok. Humas Pemkot Jakut)

Hingga saat ini, kobaran api belum padam dan masih dalam penanganan petugas kebakaran. Sementara, kerugian akibat kejadian ini belum dapat ditaksir nilainya.

"Kerugian belum dapat di taksir," tutur Slamet.