Anies: 1,6 Persen Penerima Bansos Tidak Tepat Sasaran Bisa Jadi Drama
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempertanyakan, mengapa hanya kasus-kasus bantuan sosial (bansos) bermasalah saja yang diangkat menjadi isu di tengah pandemik virus corona atau COVID-19.
Sebab, menurut Anies, bansos tahap pertama 98,4 persen telah berjalan dengan baik. Sedangkan sisanya, sebanyak 1,6 persen bisa dijadikan 'drama'.
“Angka 1,6 persen itu angka yang persentase yang cukup kecil sesungguhnya, tetapi memang bisa menjadi 'drama',” ujar dia dalam program Indonesia Lawyers Clubs, TVone, Selasa (12/5) malam.
1. Sebanyak 94,6 persen penerima yang tepat sasaran tidak jadi berita
Anies merasa, dua atau tiga orang yang diwawancara terkait masalah bansos, seakan-akan menggeneralisasi pembagian bansos tahap satu di DKI Jakarta terlihat carut-marut, padahal 98,4 persen penerima lainnya sudah tepat sasaran.
“Dua tiga orang di wawancara, dua tiga orang bercerita, seakan-akan semua 98,4 persen yang menerima dengan tepat tidak diwawancara dan tidak menjadi berita,” kata dia.
Baca Juga: Anies: Penerima Bansos Tahap Kedua di Jakarta Bertambah 943 Ribu KK
2. Anies mengakui ada 1,6 persen penanganan bansos yang meleset
Editor’s picks
Anis tidak memungkiri bahwa pembagian bansos tahap satu yang dijalankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tidak 100 persen berjalan mulus.
Dia mengatakan ada 1,6 persen data yang meleset dan tidak tepat sasaran. Namun menurut dia, angka 1,6 persen adalah angka yang cukup penting.
“Kita sejak awal mengakui ada 1,6 persen yang tidak tepat dan itu kami koreksi dengan cara ketua-ketua RW menyampaikan. Alhamdulillah feedback dari ketua-ketua RW sampai ke kita,” kata Anies.
3. Lonjakan tambahan penerima bansos di Jakarta
Maka itu, Anies juga sudah melakukan evaluasi data penerima bansos untuk tahap kedua nanti. Dia menyebut akan ada penambahan penerima bansos baru.
Dari awalnya penerima bansos di DKI Jakarta hanya 1,194 juta kepala keluarga (KK), kini menjadi 2,152 juta penerima.
“Banyak sekali orang-orang, keluarga yang dulunya tidak membutuhkan, sekarang membutuhkan, loncatannya bayangkan dari 1.194 menjadi 2.153 hampir satu juta tambahan KK-nya,” kata Anies.
Baca Juga: Anies Bantah Penyataan Sri Mulyani Soal DKI Tak Punya Anggaran Bansos