Kemen PPPA Dorong Sekolah Beri Edukasi Kesehatan Reproduksi Anak

Pendidikan-kesehatan modal besar capai kesejahteraan anak

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mendorong institusi pendidikan memberikan edukasi kesehatan reproduksi kepada murid di sekolah, terutama perempuan.

Hal ini dianggap menjadi bagian dari pemenuhan hak anak di bidang pendidikan dan kesehatan.

“Salah satu hak anak yang penting untuk terpenuhinya hak pendidikan dan kesehatan anak, karena kesehatan raga sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan jiwa seseorang untuk menghadapi kegiatan sehari-harinya. Pemenuhan hak tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menjamin pemenuhan hak atas pendidikan dan kesehatan anak," ujar Plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA, Rini Handayani dalam keterangannya, dilansir Rabu (5/4/2023).

"Hal itu bertujuan untuk menjamin anak mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat, serta berhak mendapat pelayanan kesehatan termasuk edukasi tentang kesehatan reproduksi,” lanjut dia. 

Baca Juga: Peran Aktif Perempuan Dalam Wujudkan Kesehatan Seksual dan Reproduksi

1. Satuan pendidikan punya peran penting ciptakan peserta didik yang berkualitas

Kemen PPPA Dorong Sekolah Beri Edukasi Kesehatan Reproduksi AnakIlustrasi sekolah.ANTARA FOTO/Muhammmad Iqbal

Rini menyampaikan, jika anak tidak sehat, maka akan mengurangi hak anak atas kehidupan yang layak, menyebabkan anak tidak bisa memperoleh pendidikan, tidak bisa menikmati haknya untuk berpartisipasi dan mengeluarkan pendapat, serta tidak bisa bermain serta berkreativitas.

“Satuan pendidikan memiliki peran penting dalam menciptakan peserta didik yang berkualitas. Satuan pendidikan juga menjadi tempat bagi peserta didik untuk melakukan proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan, dan mengarahkan peserta didik. Hal itu senada dengan RPJMN 2020-2024 yang ingin mencapai target menciptakan SDM yang berkualitas dan berdaya saing," katanya.

Rini menjelaskan, pendidikan dan kesehatan merupakan modal besar untuk mencapai kesejahteraan anak. Oleh karena itu, perbaikan terhadap sistem pendidikan dan kesehatan melalui edukasi kesehatan reproduksi pada anak pada dasarnya merupakan suatu investasi untuk mencapai masyarakat yang sejahtera.

Baca Juga: Kemen PPPA Resmikan Rumah Aman Korban Kekerasan, Lokasinya Rahasia

2. Peran orang tua dan guru penting hadapi puber anak

Kemen PPPA Dorong Sekolah Beri Edukasi Kesehatan Reproduksi AnakIlustrasi anak-anak (IDN Times/Besse Fadhilah)

Sementara, Dokter Spesialis Obstetrik dan Ginekologi, Dyana Safitri Velies, menyampaikan, peran orang tua dan guru sangat penting dalam menghadapi kondisi anak remaja yang sedang dalam masa pubertas. Terutama dalam merespons perubahan emosi dan perubahan fisik anak.

Dyanna menyampaikan, pendidikan kesehatan reproduksi merupakan tanggung jawab berbagai pihak mulai dari orang tua, wali, guru, komunitas dan pemerintah. Edukasi tersebut juga perlu dilakukan sejak usia dini agar anak dapat lebih menghargai kondisi tubuh dan melindungi dirinya.

Baca Juga: Jelang 2024, Keterwakilan Caleg Perempuan Disoroti Kemen PPPA

3. Pentingnya manajemen kesehatan dan kebersihan menstruasi

Kemen PPPA Dorong Sekolah Beri Edukasi Kesehatan Reproduksi AnakWebinar Kelas Online Anak dan Keluarga terkait Kesehatan dan Pendidikan (KOLAK KETAN) dengan tema Peran Anak dan Keluarga sebagai Pelopor dan Pelapor (2P) dalam Mewujudkan Anak Sehat, Produktif dan Berkualitas (Dok. KemenPPPA)

Sementara itu, Koordinator OKY UNICEF Indonesia, Melania Niken Larasati, menyampaikan urgensi satuan pendidikan untuk mengambil peran dalam memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan penyediaan fasilitas yang mumpuni bagi anak perempuan, khususnya saat mereka mulai mengalami menstruasi.

“Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012, satu dari empat anak dan remaja perempuan tidak pernah mendapatkan informasi terkait menstruasi sebelum menstruasi pertama mereka. Sedangkan menurut data UNICEF tahun 2015, satu dari enam siswi sekolah memilih absen ketika sedang menstruasi," kata dia.

"Beberapa hal yang menjadi faktor penyebabnya adalah fasilitas kesehatan yang kurang mendukung, adanya stigmatisasi terhadap anak perempuan dari teman laki-laki dan mereka masih merasa takut menceritakan kondisi kesehatan reproduksi kepada guru di sekolah,” kata dia.

Salah satu yang bisa dilakukan ada dengan manajemen kesehatan dan kebersihan menstruasi (MKM). Adapun upaya yang dapat dilakukan di antaranya melalui upaya edukasi terkait kesehatan produksi, menyediakan fasilitas sanitasi, dan ruang kesehatan yang ramah MKM serta memastikan ketersediaan pembalut.

Baca Juga: Kemen PPPA Dorong Seluruh Daerah Siapkan Wilayah Ramah Anak

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya