Lalu Lintas DKI Macet pada Bulan Ramadan, Ini Penyebabnya

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat lalu lintas padat selama bulan Ramadan 2021 ini.
Salah satunya, kata dia, karena jam aktivitas kantor para pekerja berada dalam jangka waktu yang sama.
"Lonjakan traffic dibandingkan masa Maret, April ini ada lonjakan kecil 1-2 persen," kata Syafrin di Balai Kota, Selasa (27/4/2021).
Baca Juga: Persija Juara Piala Menpora, Anies Larang The Jakmania Konvoi
1. Semua karyawan kantor berangkat di jam yang sama
Kepadatan lalu lintas di bulan Ramadan terjadi karena biasanya orang yang berangkat kerja pukul 5 atau 6 pagi, kini semua karyawan serentak berangkat pukul 7 pagi karena jam masuk kantor adalah pukul 8 pagi.
"Tidak terjadi distribusi arus lalu lintas pada jam 5 ke jam 7, jadi semuanya numpuk di waktu yang hampir sama karena masuk jam 8," kata Syafrin.
2. Puncak kepadatan lalu lintas juga terjadi pada jam pulang kerja
Editor’s picks
Demikian pula pada sore hari terjadi kepadatan karena jam pulang kantor di bulan Ramadan pukul 3 sore, dan seluruh pekerja ingin segera pulang untuk buka puasa di rumah.
"Nah waktu inilah puncak yang sangat menimbulkan kepadatan, tapi dari sisi jumlah volume lalu lintas, peningkatannya tidak mencapai angka yang fantastis," kata Syafrin.
3. Masyarakat pengguna jalan diminta disiplin dan tertib
Syafrin mengungkapkan, pihaknya tetap berupaya mengurai kepadatan lalu lintas. Namun karena berangkat dan pulang kerja berada di ruang jalan yang sama, hal itulah yang menyebabkan kepadatan lalu lintas.
"Untuk menyiasati hal tersebut kami dari Dinas Perhubungan bersama rekan-rekan kepolisian tentu melakukan pengaturan, dan juga terus mengarahkan agar pengemudi pengguna jalan disiplin dan tertib berlalu lintas," kata dia.
4. Kendaraan saling salib picu antrean panjang
Biasanya, kata Syafrin, banyak kendaraan yang saling menyalip dan kemudian berusaha menggunakan ruang-ruang yang tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor.
"Itulah yang menjadi penyebab karena mereka pada saat di depan akan masuk kembali ke ruang lalu lintas di situ yang menyebabkan bottle neck, dan di sini tentu ada antrean panjang, tetapi jika kita disiplin tentu pergerakan kendaraannya akan smooth ke depan," ujarnya.
Baca Juga: MRT Jakarta Fase 2, Ini Rekayasa Lalu Lintas hingga 8 Oktober 2022