Mafindo Ungkap Ada Hoaks soal Pemilu di Aplikasi Belanja Online

Video pendek harus diwaspadai jadi alat penyebaran hoaks

Jakarta, IDN Times - Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho mengungkapkan, saat ini jelang Pemilu 2024 hoaks soal politik sudah menyebar di berbagai platform. Bahkan hoaks soal pemilu juga disebar melalui fasilitas video di aplikasi belanja online.

“Misalnya di berbagai kanal seperti YouTube, TikTok, atau Snackvideo mungkin belum banyak yang menggunakan, itu hoaks banyak sekali di sana, saja juga sempat masuk ke Shopee video, setelah kita cek di sana muncul juga (hoaks politik),” kata Septiaji dalam diskusi Asosiasi Media Siber Indonesia, Rabu (27/9/2023).

Baca Juga: Puncak Hoaks Pemilu Terjadi di November 2023 hingga Februari 2024

1. Potensi penyebaran hoaks dari video pendek tinggi

Mafindo Ungkap Ada Hoaks soal Pemilu di Aplikasi Belanja OnlineIlustrasi hoaks (IDN Times/Sukma Shakti)

Septiaji melihat, platform video pendek jadi salah satu masalah yang belum masuk jangkauan Mafindo. Padahal potensi konten menjadi viral dari video pendek juga tinggi. 

“Jadi gate-nya itu semakin besar, bikin hoaksnya itu semakin murah, semakin massif, apalagi AI ini sebentar lagi datang,” katanya.

2. Isu agama paling sering digunakan untuk hoaks

Mafindo Ungkap Ada Hoaks soal Pemilu di Aplikasi Belanja Onlineilustrasi hoax (IDN Times/Sukma Shakti)

Sementara kandidat Ph.D di University of Canberra Australia, F.X. Lilik Dwi Mardjianto mengungkapkan, isu agama paling sering digunakan untuk hoaks karena engagement-nya tinggi di media sosial.

"Keduanya mengandung unsur keagamaan atau tentang agama, betul ya? Alumni 212 dan marbot masjid,” ucap Lilik dalam kesempatan yang sama.

"Nah yang menarik adalah kedua konten ini kalau kita lihat data dan angkanya, ketika masuk konten yang berkaitan dengan agama relatif reaksi publiknya meningkat," katanya.

Masyarakat Indonesia juga disebut suka melakukan engagement di sebuah konten, seperti membaca atau melihat komen di suatu postingan.

Share iya suka, tapi tidak setinggi melakukan engagement,” katanya.

3. Pentingnya verifikasi di dunia jurnalistik

Mafindo Ungkap Ada Hoaks soal Pemilu di Aplikasi Belanja OnlineDiskusi Cek Fakta Bulanan: Mengupas Hoaks Bakal Calon Presiden Pemilu 2024 oleh AMSI, Rabu (27/9/2023) (Screenshoot IDN Times/Lia Hutasoit)

Sementara itu, Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis mengatakan, verifikasi jadi salah satu hal penting di dunia jurnalistik. Mulai dari proses, news gathering, production kemudian distribusinya.

Dia juga  mengatakan, jurnalis memiliki tugas untuk melaksanakan fact checking atau cek fakta.

“Semua jurnalis itu sebetulnya tugasnya itu adalah fact checking, tadi disebut sama Lilik nine element journalism, nomor satu adalah mencari kebenaran. Menyajikan kebenaran kepada publiknya dan kebenaran itu adalah fakta-fakta yang sudah diverifikasi,” katanya.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Media Dituntut Jadi Pemadam Hoaks

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya