Mutasi Virus Corona E484K Terdeteksi di Indonesia Sejak Februari

Pasien yang terpapar mutasi E484K sudah dinyatakan sembuh

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan varian mutasi virus corona Eek atau E484K mulai masuk ke Indonesia. Mutasi virus ini terdeteksi masuk pada Februari 2021.

"Spesimen bulan Februari ya karena ini kan surveilens (monitoring pemeriksaan genetik mutasi virus)," kata Nadia kepada IDN Times, Selasa (6/4/2021).

1. Pasien yang terdeteksi varian ini sudah sehat

Mutasi Virus Corona E484K Terdeteksi di Indonesia Sejak FebruariJuru bicara vaksin dari Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi (Tangkapan layar YouTube Kemenkes)

Walaupun sudah terdeteksi sejak Februari 2021, Nadia menyatakan spesimen yang mendapat varian virus ini sudah tidak terjangkit COVID-19 lagi, yakni sudah dinyatakan sehat.

"Pasien sudah sehat dan tidak ada penularan dengan kontak eratnya," kata dia.

Baca Juga: [Wansus] Eijkman Blak-blakan soal Mutasi Virus Corona B117 Masuk RI

2. Nadia minta masyarakat tetap waspada

Mutasi Virus Corona E484K Terdeteksi di Indonesia Sejak FebruariIlustrasi. Petugas medis yang tangani pasien COVID-19 harus mengenakan alat pelindung diri atau APD (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

Nadia mengatakan bahwa varian virus corona E484K ini adalah single mutasi dan tidak perlu dikhawatirkan.

Namun dia tak menampik agar masyarakat tetap waspada karena multipel mutasi yang visa memengaruhi atau meningkatkan penularan .

"Tetap tetap waspada karena multipel mutasi yang bisa menyebabkan peningkatan penularan atau memengaruhi efikasi seperti pada varian B1351 atau P1 yang mutasinya ada sampai 17 protein yang mutasi," ujarnya.

3. Varian E484K adalah mutasi dari B117

Mutasi Virus Corona E484K Terdeteksi di Indonesia Sejak FebruariJuru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa upaya skrining dilakukan pada kedatangan Warga Negara Asing (WNA) dan Warga Negara Indonesia (WNI) untuk mengantisipasi penularan virus E484K.

"Tentunya, pemerintah mempertahankan proses skrining WNA dan WNI yang datang dari luar negeri masuk ke Indonesia," kata Wiku dikutip dari ANTARA.

Dia mengatakan varian virus corona yang dinamakan E484K merupakan hasil mutasi dari varian B117. Mutasi E484K terjadi pada protein spike. Mutasi yang sama juga ditemukan pada varian Afrika Selatan dan Brasil.

Baca Juga: Menkes Beberkan Strategi Pemerintah Deteksi Varian Baru Virus Corona 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya