Perhapi: Praktik Tambang Tidak Seperti di Dokumenter Sexy Killer

Stephanie Saing berbicara tentang tambang di Indonesia

Tangerang, IDN Times - Indonesia Writers Festival (IWF) 2019 hari kedua menghadirkan Ketua Bidang Knowledge Sharing Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) Stephanie Saing dan Ketua Bidang Keprofesian PERHAPI, Masagus Ahmad Azizi.

Dalam diskusi yang bertajuk "Mining For Life", kedua narasumber menceritakan bagaimana seluk beluk pertambangan di Indonesia.

Stephanie berkecimpung di dunia pertambangan tanpa direncanakan. Kecintaannya pada alam membawanya sering keluar dan masuk hutan. Atas dasar itulah ia melanjutkan profesi yang berhubungan dengan tambang.

Menurut Stephanie dunia tambang tidak seburuk yang sering didengar. "Jadi happy, karena tidak sejelek dan seburuk saat ini, dan tidak hanya sebatas batu dan benda seperti itu aja," ujar Stefanie di kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong, Tangerang,  Sabtu (7/9).

Masyarakat, kata Stephanie, hanya mengenal batu-batuan sebagai barang tambang. Namun, lanjut Stephanie, banyak barang di sekitar kita merupakan hasil tambang, salah satunya adalah handphone yang memiliki 83 barang tambang di dalamnya.

Menanggapi film dokumenter "Sexy Killers" yang beredar beberapa waktu lalu, Stephanie menjelaskan bahwa tidak semua praktik tambang di Indonesia digambarkan seperti situasi yang ada di dokumenter tersebut.

Pasalnya, media hanya memperlihatkan keadaan rusaknya lingkungan tambang padahal banyak tambang yang sekarang menjadi hijau.

Kategori sebuah lahan dapat dijadikan tambang memiliki banyak perencanaan, bukan sekadar membuka lahan, dan mulai menggali. Banyak aturan dari pemerintah dan spesifik dengan runutan yang rumit dari hulu ke hilir.

"Tapi apakah semua seperti itu, saya bisa bilang gak, bukan karena saya orang tambang, tapi emang tidak semuanya seperti itu," ujar Stephanie.

Dia menegaskan lagi, tambang bukanlah sekedar mengeruk bumi, namun banyak regulasi dan proses yang dilalui.

Acara Indonesia Writers Festival 2019 digelar oleh IDN Times. Acara yang juga dikenal dengan IWF 2019 ini adalah pertemuan independen yang berkomitmen untuk memberdayakan Indonesia melalui bidang menulis. Acara dengan slogan Empowering Indonesia Through Writing ini dilangsungkan pada 6 hingga 7 September 2019 di Universitas Multimedia Nusantara, Serpong, Tangerang.

IWF 2019 sendiri menghadirkan lebih dari 30 pembicara kompeten di berbagai latar belakang seperti Najwa Shihab, Rosiana Silalahi, Ivan Lanin, Marchella FP, Gina S. Noer, Sheila Timothy, Dewi Lestari, Reza Rahadian, Trinity, Windy Ariestanty, Ayu Utami, Henry Manampiring, Angkie Yudistia dan masih banyak lagi.

Ajang penulisan terbesar di Tanah Air ini dihadiri oleh 5.000-an penggiat dunia literasi dan kreatif. Simak dan ikuti terus perkembangan IWF 2019 di situs kami, IDN Times.

Baca Juga: Hari Kedua IWF 2019, Menlu Retno Hadir Berbagi Pengalaman 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya