Sejarah Banjir Jakarta, Sudah Ada Sejak Gubernur VOC Memerintah

Masalah banjir Jakarta tak kunjung usai meski ganti gubernur

Jakarta, IDN Times - Banjir kembali menyapa warga DKI Jakarta pada Februari 2021. Sejumlah titik di Jakarta terendam banjir dan menjadi sorotan beberapa hari terakhir. Masalah yang tak kunjung terselesaikan meski Jakarta sudah belasan kali ganti gubernur.

Namun, faktanya banjir telah melanda ibu kota sejak dahulu kala, bahkan sejak masih di bawah jajahan Belanda. 

IDN Times merangkum sejarah banjir Jakarta dari masa ke masa. Berikut ulasanya.

1. Banjir Jakarta dari masa Gubernur Jenderal VOC

Sejarah Banjir Jakarta, Sudah Ada Sejak Gubernur VOC MemerintahPersonel kepolisian dan TNI mengevakuasi warga yang terjebak banjir di kawasan Cipinang Melayu, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Banjir di Jakarta sudah hadir sejak zaman Belanda tepatnya saat masa VOC memerintah di Jakarta lama atau Batavia. Melansir dari laman Historia, saat menjabat tahun 1600-an Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon mulai membuat sejumlah kanal yang diharapkan bisa kendalikan air sungai yang membelah Jakarta seperti sungai Ciliwung dan sungai utama di Batavia.

Tetapi, sejarah mencatat bahwa upaya itu tak sepenuhnya berhasil, kanal yang dibuat tidak berfungsi dengan baik. Kanal itu dipenuhi dengan sampah dari pabrik gula atau tebu, alhasil laju air jadi tersendat dan banjir muncul di sebagian wilayah Batavia.

Baca Juga: Pengamat: Anies Masih Pakai Tata Drainase Zaman Kolonial Atasi Banjir

2. Banjir tahun 1893, merusak jalan hingga ekonomi

Sejarah Banjir Jakarta, Sudah Ada Sejak Gubernur VOC MemerintahWarga melintasi banjir di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jelambar, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Restu Gunawan dalam bukunya yang berjudul "Gagalnya Sistem Kanal“ (2010) yang diakses secara daring juga menjelaskan bahwa banjir yang terjadi tahun 1893 mengakibatkan Batavia terendam.

Kala itu 1 Januari 1892 intensitas hujan di Jakarta mencapai 286 milimeter, curah hujan yang tinggi membuat beberapa daerah di Weltevreden (sekitar pasar Senen dan lapangan Banteng saat ini) mengalami banjir. Banjir tak hanya merusak jalan di Weltevreden, tapi juga berimbas pada perekonomian.

Sejak awal 1893, beberapa kawasan di Batavia tergenang air, seperti Kampung Kepu, Bendungan Nyonya Wetan dan Kemayoran. Selain itu pelabuhan Marunda kapalnya terbalik di Muara Peca, alhasil ikan tangkapan lenyap.

3. Banjir 1909 digambarkan seperti danau

Sejarah Banjir Jakarta, Sudah Ada Sejak Gubernur VOC MemerintahWarga mendorong sepeda motornya melintasi banjir di Jalan Kapten Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta, Sabtu (20/2/2021). Banjir tersebut disebabkan karena curah hujan tinggi sejak Jumat (19/2) malam (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Banjir 1893 membuat Kampung Pluit Belakang, Sawah Besar, Kandang Sapi, Pesayuran, Kebon Jeruk, Tangki Belakang, Tanah Sereal, Tanah Nyonya, Kampung Kepal, Tanah Tinggi, Kemayoran Sawah, Kemayoran Wetan dan Sumur Batu terendam setinggi satu meter dan Pasar Ikan setengah meter.

Setelah banjir 1893, Batavia kembali dilanda banjir yakni pada 1895, 1899 dan 1904 hingga 1909. Gunawan menuliskan bahwa banjir 1909 terjadi disekitar Waterloplein yang bahkan digambarkan mirip danau. Trem kala itu tak bisa berjalan, dan kata penduduk banjir disebabkan karena Sungai Ciliwung meluap.

4. Banjir yang terjadi tahun 1960-am

Sejarah Banjir Jakarta, Sudah Ada Sejak Gubernur VOC MemerintahIlustrasi banjir. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Usai berubah dari Batavia menjadi Jakarta yang sekarang, hutan mulai berganti dengan bangunan dan Jakarta meluas dengan cepat. Historia mencatat bahwa banjir masih terjadi bahkan hingga masa kemerdekaan.

Cakupan banjir juga terbilang luas, salah satunya yang terjadi di Grogol pada 1960-an. Historia mengutip Sejarah Kota Jakarta 1950-1980, Edi Sedyawati dan kawan-kawan menyebutkan bahwa Jakarta tak pernah punya sistem tata kelola air yang mumpuni, padahal kota ini terbelah hingga sepuluh sungai.

Namun, hal yang terpenting adalah cara pandang serta perilaku warga kota yang tidak menganggap lingkungan dan alam sebagai sahabat.

Baca Juga: [CEK FAKTA] Gubernur Anies Swafoto Tersenyum di Tengah Banjir 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya