Tekanan Ekonomi akibat COVID-19 Membuat Masyarakat Keluar dari Jakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pengamat kebijakan publik Yayat Supriatna mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus bisa meminimalisir adanya fenomena pergerakan senyap di tengah pandemi virus corona atau COVID-19. Hal ini berkaitan dengan adanya pergerakan sejumlah warga Jakarta yang memilih pindah ke daerah pinggiran Jakarta seperti Tangerang atau Bogor.
"Sebetulnya pemerintah harus bersikap tegas untuk menghentikan penyebaran minimal untuk menekan pola migrasi keluar dari Jakarta," kata dia kepada IDN Times, Selasa (31/3).
1. Pindah untuk kurangi tekanan ekonomi
Warga Jakarta yang memilih bermukim di pinggiran ibu kota, kata dia, adalah efek dari adanya virus corona atau COVID-19. Pembatasan wilayah membuat mereka memutar otak untuk mengurangi tekanan ekonomi di Jakarta.
"Mereka keluar karena mereka tahu bahwa di Jakarta sendiri mereka jika di zona merah bisa mati, tidak ada jaminan kebutuhan ekonomi dan sebagainya," ujar Yayat.
Baca Juga: Pengamat: Anies Harus Petakan Rencana Karantina Wilayah dengan Detail
2. Upaya preventif agar masyarakat tidak ambil keputusan sendiri
Editor’s picks
Maka dari itu, perlu ada ketegasan dan pemantauan Pemprov DKI Jakarta dalam konteks rencana pembatasan sosial. Pemerintah harus bisa mengambil upaya pencegahan agar warga tidak bergerak ke mana-mana.
"Kalau ini tidak dilakukan tindakan upaya preventif yang dikhawatirkan masyarakat mengambil caranya sendiri-sendiri," kata dia.
3. Komponen masyarakat harus data pendatang
Jika masyarakat masih bergerak dalam senyap dikhawatirkan penyebaran virus akan semakin masif. Karena itu, Yayat meminta agar semua fungsi kelembagaan seperti RT dan RW di daerah pinggiran untuk mendata para pendatang.
"Siapa pun yang dari daerah epidemi ini segera melaporkan diri," katanya.
Baca Juga: Minggu Ini Pemerintah akan Putuskan Karantina Wilayah DKI Jakarta