Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
M Nuh .jpg
Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh saat diwawancarai di pada pembukaan uji coba Sekolah Rakyat di Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (14/7/2025). IDN Times/Linna Susanti

Intinya sih...

  • Pemetaan psikososial Anak harus memiliki kemampuan sosial dan emosional yang baik. Pemetaan dilakukan untuk mengukur kondisi mental dan kemampuan interaksi sosial siswa.

  • Pemetaan akademik bukan nilainya, tapi perkembangannya Sekolah Rakyat menggunakan pemetaan akademik di awal dan mengukurnya secara berkala untuk melihat pertumbuhan siswa, bukan skor.

  • Pendampingan intensif tidak ada anak yang ditinggal Setiap anak mendapatkan hak untuk berkembang tanpa takut dikeluarkan karena tak memenuhi KPI. Sistem pendampingan dibuat agar setiap anak mendapat perhatian sesuai kebutuhannya.

Bogor, IDN Times - Sekolah Rakyat kini menjadi sorotan setelah uji coba pembukaan 100 sekolah serentak secara nasional dilakukan pada Senin, 14 Juli 2025. 

Bertempat di Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, menekankan bahwa keberhasilan siswa tak lagi hanya dinilai dari nilai akademis semata. 

Sebelum proses belajar dimulai, setiap siswa menjalani pemetaan jasmani sebagai baseline awal. Ukuran seperti berat badan, tinggi badan, hingga status kesehatan menjadi bahan evaluasi.

“Dia berat badannya sekarang ini taruhlah di bawah standar atau melebihi standar, ukuran fisiknya pun demikian... di situ kita semua hitung,” jelas Mohammad Nuh di Sekolah Rakyat, Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (14/7/2025).

1. Pemetaan psikososial

Rombongan menteri saat melihat proses masa orientasi siswa di Sekolah Rakyat, Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (14/7/2025). IDN Times/Linna Susanti

Tak hanya tubuh yang sehat, anak juga harus dibekali kemampuan sosial dan emosional yang baik. 

Pemetaan psikososial dilakukan untuk mengukur bagaimana kondisi mental dan kemampuan interaksi sosial mereka.

“Kita ingin memastikan dengan talenta mapping yang ada, anak-anak bisa cepat mencapai cita-citanya,” ungkap Nuh.

Melalui data ini, sekolah bisa memberi pendampingan ekstra pada siswa yang membutuhkan.

2. Pemetaan akademik bukan nilainya, tapi perkembangannya

Meja resrigristrasi siswa Sekolah Rakyat, Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (14/7/2025). IDN Times/Linna Susanti

Alih-alih mengandalkan tes masuk, Sekolah Rakyat menggunakan pemetaan akademik di awal dan mengukurnya secara berkala. Target utamanya adalah pertumbuhan, bukan skor.

“Yang digunakan adalah mapping… jasmani, psikososial, dan akademik. Dari pemetaan tadi itulah kita jadikan baseline, baru setelah itu masuk dalam proses pendidikan,” tutur Nuh.

Perkembangan akademik akan dipantau per bulan hingga semester untuk melihat sejauh mana peningkatan setiap siswa.

3. Pendampingan intensif tidak ada anak yang ditinggal

Orang tua dan murid saat menunggu acara pembukaan Sekolah Rakyat di Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025) (IDN Times/Linna Susanti)

Sekolah Rakyat memastikan bahwa setiap anak mendapatkan hak untuk berkembang, tanpa takut dikeluarkan karena tak memenuhi KPI (Key Performance Indicator). 

Sistem pendampingan dibuat agar setiap anak mendapat perhatian sesuai kebutuhannya.

“Tidak ada anak yang dikeluarkan, tetapi... intensitas pendampingan harus tetap dilakukan supaya mereka bisa memenuhi standar minimal,” ujar Nuh.

Misalnya, dalam literasi digital, siswa yang tertinggal akan dibimbing lebih intensif agar bisa mengejar standar yang diharapkan.

Editorial Team