Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Daruwaskita

Yogyakarta, IDN Times - Inisiator ‘Jelajah Kebangsaan’ sekaligus mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD menuding ada pihak-pihak atau sekelompok orang yang ingin mengacaukan Pemilu.

Sekelompok orang yang ingin mengacaukan ini menjadi produsen berita hoaks dengan harapan menurunkan kepercayaan di masyarakat terkait pemilu.

"Sekolompok orang ini melakukan penyebaran berita bohong (Hoaks) menjadi pintu masuknya," katanya Stasiun Tugu Kota Yogyakarta, Selasa (19/2) malam.

1. Sudah diklarifikasi, berita hoaks tetap diproduksi

IDN Times/Daruwaskita

Guru Besar UII Yogyakarta menyatakan beberapa berita hoaks yang menurutnya dapat menurunkan kepercayaan masyarakat adalah tudingan bahwa KPU tidak netral dan didikte salah satu calon. Kemudian isu soal jutaan di tujuh kontainer yang sudah tercoblos, sampai pergantian Ma’ruf Amin oleh Basuki Tjahaja Purnama.

“Semua itu benar. Bahkan meski sudah diklarifikasi kebenarannya oleh pihak terkait, namun berita-berita itu terus diproduksi dan jika dibiarkan kepercayaan rakyat kepada negara maupun penyelenggara pemilu akan turun,” katanya.

Akibatnya, jika kepercayaan rakyat menurut maka apapun hasil pemilu dinilai tidak akan kredibel. Padahal menurutnya KPU sekarang ini adalah yang paling independen karena dibentuk dengan melibatkan seluruh wakil rakyat di DPR.

2. Mahfud ajak rakyat lawan berita hoaks

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Karena itulah, dalam seri ke lima ‘Jelajah Kebangsaan’ yang bertema ‘Progesifitas Keagaman dalam Nasionalisme’ ini, Mahfud mengajak rakyat untuk melawan perpecahan yang disebabkan kampanye berita kebohongan yang disebarkan para politisi yang mementingkan kekuasaan semata.

“Politikus praktis yang mementingkan jabatan semata melakukan politik rongrongan yang secara pelan dan nyata pada ikatan kebangsaan dan bernegara kita,” ujarnya.

Dalam pemilu, sebagai pesta demokrasi yang seharusnya meriah. Kalangan politikus ini sudah saling tuding, menyalahkan orang lain, dan mengarah fitnah.

“Jadi kenapa harus bertengkar dan mengorbankan bangsa demi sesuatu yang berbahaya, hanya karena kepentingan hanya pemilu,” ujarnya.

3. Perkembangan teknologi bisa sebabkan perpecahan ideologi

IDN Times/Ashari Arief

Sementara, Putri pertama Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid, Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid, berpandangan bahwa ke depan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah perpecahan ideologi kebangsaan yang disebabkan perkembangan pesat teknologi.

“Perkembangan teknologi melahirkan generasi yang millenial yang tidak lagi terikat pada daerah maupun darah dia berasal. Tetapi pada kesamaan nilai dan ideologi yang sekarang ini mudah dikomunikasikan,” katanya.

Berkarakter progresif, tidak bertele-tele, tidak takut apapun, dan tidak mau terikat dengan nilai-nilai lama. Para generasi millenial akan semakin jauh dengan semangat kebangsaan yang dibangun.

Karena itulah menumbuhkan sikap patriotisme yang rela berkorban demi apapun kepada negara dan bangsa harus terus dilakukan sebab di sanalah harga diri sebuah bangsa bisa muncul.

Editorial Team