Biografi WR Supratman sang Jurnalis dan Pencipta Lagu Indonesia Raya

Supratman #MenjagaIndonesia lewat musik dan lagu ciptaannya

Jakarta, IDN Times - Lahir dengan nama lengkap Wage Rudolf Supratman atau biasa dikenal dengan nama WR Supratman, pria kelahiran 9 Maret 1903 dikenal dalam sejarah Indonesia sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Tanggal kelahirannya kemudian juga ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional. Jasa dan kontribusinya memang layak dikenang. Karena tanpa gesekan biolanya, Indonesia mungkin tidak akan seperti hari ini. 

Mari simak biografi WR Soepratman selengkapnya di IDN Times.

1. Kisah berat hidup Wage kecil hingga tamat sekolah

Biografi WR Supratman sang Jurnalis dan Pencipta Lagu Indonesia Rayawww.jpnn.com

Jalan hidup Supratman terbilang tak mudah. Wage kecil harus kehilangan ibunya ketika berusia 6 tahun. Ayahnya merupakan seorang Sersan di ketentaraan KNIL. Wage kecil menempuh pendidikan sejak usia empat tahun di taman kanak-kanak.

Melansir dari berbagai sumber, Wage kecil kala itu ikut tinggal bersama kakaknya, Rukiyem Soepratiyah yang dipersunting Willem Van Eldik. Wage diboyong keluar Pulau Jawa.

Suparatman lulus ujian Klein Ambtenaar Examen (KAE), sebuah ujian calon pegawai rendahan pada 1919. Kala itu, dia langsung melanjutkan pendidikan ke Sekolah Pendidikan Guru.

2. WR Supratman sempat menjadi jurnalis

Biografi WR Supratman sang Jurnalis dan Pencipta Lagu Indonesia RayaIDN Times/Arief Rahmat

Melansir dari museumsumpahpemuda.kemendikbud.go.id, puncak karier WR Supratman ketika dia berpindah dari Makassar ke Bandung pada 1924. Kala itu, Supratman memulai kariernya sebagai wartawan di Surat Kabar Kaoem Moeda.

Setahun berselang, Supratman pindah ke Jakarta dan menjadi wartawan di surat kabar Sin Po. Di sini lah, Supratman rajin mengikuti rapat-rapat organisasi pemuda dan partai politik yang kala itu diadakan di Gedung Pertemuan di Batavia. Kala itu, Supratman berkenalan dengan para tokoh pergerakan.

Dalam Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928, Supratman turut terlibat. Saat itu, untuk kali pertama, lagu Indonesia Raya ciptaannya diperdengarkan. Supratman sendiri yang memainkan biolanya memperdengarkan lagu tersebut sebelum Putusan Kongres Pemuda yang akhirnya kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda

3. Supratman dan Musik, tak lepas dari iparnya

Biografi WR Supratman sang Jurnalis dan Pencipta Lagu Indonesia Rayaintisari.grid.id

Sejak tinggal bersama kakaknya, Rukiyem, Supratman mendapat pelajaran musik dari iparnya, Van Eldick. Ketika Supratman berusia 17 tahun, iparnya menghadiahi Supratman sebuah biola.

Mereka bahkan membentuk grup Jazz bersama. Grup itu dikenal dengan nama Black and White. Kepiawaian Supratman menciptakan nada-nada indah dari gesekan biolanya dipakainya menjadi langkah perjuangan dengan menciptakan lagu-lagu perjuangan.

Indonesia Raya menjadi salah satunya. Menjadi simfoni yang menyatukan perjuangan para pejuang kala itu.

4. Supratman dalam pengejaran Belanda setelah Kongres Pemuda

Biografi WR Supratman sang Jurnalis dan Pencipta Lagu Indonesia Rayaintisari.grid.id

Setelah lagunya diperdengarkan di Kongres Pemuda II, kehidupan Supratman tak bisa setenang seperti sebelumnya. Kata "Merdeka! Merdeka!" yang dipakainya dalam lagu ciptaannya dianggap Belanda sebagai bentuk perlawanan.

Supratman masuk dalam daftar incaran dan dimata-matai Belanda. Bahkan kala itu, Belanda melarang lagu itu dinyanyikan di  depan umum.

Sejak 1933, selama empat tahun Supratman berpindah-pindah. Mulai dari Jakarta ke Cimahi, ke Pemalang, hingga akhirnya dibawa Rukiyem ke Surabaya lantaran kondisi Supratman yang sakit.

7 Agustus 1938, Supratman ditangkap di Studio Radio Nederlandsch Indische Radio Omroep (NIROM) di Surabaya lantaran lagunya yang berjudul "Matahari Terbit" dianggap sebagai bentuk simpatik Supratman terhadap Jepang.

Setelah sempat ditahan, Supratman dilepaskan karena tidak ada bukti yang menunjukkan Supratman bersimpatik pada Jepang.

5. Supratman wafat sebelum Indonesia merdeka

Biografi WR Supratman sang Jurnalis dan Pencipta Lagu Indonesia Rayacellcode.us

Pada Rabu Wage 17 Agustus 1938, Supratman meninggal dunia lantaran kesehatannya yang terus menurun. Supratman diketahui memiliki riwayat gangguan jantung. Supratman meninggal sebelum Indonesia merdeka.

Pada 17 Agustus 1960, tepat 15 tahun Indonesia merdeka dan 22 tahun setelah wafatnya Supratman, pemerintah Indonesia memberikan anugerah Bintang Mahaputra Anumerta III. Pada 20 Mei 1971 gelar Pahlawan Nasional diberikan pemerintah kepada Supratman.

Tak hanya itu, Surat Keputusan presiden pada Juni 1974 menyatakan Presiden menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra Utama kepada W.R Supratman. Wajahnya pernah diabadikan dalam cetakan uang pecahan Rp50.000 pada cetakan tahun 1999.

Memperingati HUT ke-75 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, IDN Times meluncurkan kampanye #MenjagaIndonesia. Kampanye ini didasarkan atas pengalaman unik dan bersejarah bahwa sebagai bangsa, kita merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dalam situasi pandemik COVID-19, di saat mana kita bersama-sama harus membentengi diri dari serangan virus berbahaya. Di saat yang sama, banyak hal yang perlu kita jaga sebagai warga bangsa, agar tujuan proklamasi kemerdekaan RI, bisa dicapai.

Itu dia biografi WR Soepratman, kisah hidupnya yang cukup sulit dari kecil hingga tamat sekolah. Sampai akhirnya menjadi jurnalis dan menciptakan lagu Indonesia Raya, semoga kisah nya bisa menjadi motivasi bagi kita semua ya.

Baca Juga: 8 Pahlawan Indonesia yang Wajahnya Tercetak di Uang Kertas Rupiah

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Jumawan Syahrudin
  • Septi Riyani
  • Retno Rahayu

Berita Terkini Lainnya