Kubu Jokowi dan Prabowo Jadikan Isu Perempuan Komoditas Politik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Isu perempuan dan anak tak masuk dalam daftar materi debat perdana calon presiden dan calon wakil presiden pemilihan umum 2019. Debat akan dilaksanakan pada Kamis (17/1) mendatang.
Lembaga survey Y-Publica melihat isu perempuan tidak terlalu menjadi perhatian kedua kubu. Tak hanya itu, kedua kubu justru seolah menggunakan isu perempuan sebagai komoditas politik belaka.
1. Suara perempuan mayoritas ke Jokowi-Ma'ruf
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Y-Publica, pasangan capres-cawapres Joko "Jokowi" Widodo dan Ma'ruf Amin mendapat suara mayoritas dari perempuan. Tercatat 50,7 persen perempuan lebih memihak pasangan calon dengan nomor urut satu ini.
Survei Y-Publica mencatat mayoritas perempuan menilai pasangan calon Jokowi-Ma'ruf lebih peduli kepada hak-hak perempuan. Pasangan calon dengan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Sandiaga Uni memperoleh suara sebesar 30,2 persen.
2. Narasi Ibu Bangsa dan The Power Of Emak-Emak tidak efektif
Kedua kubu sempat membuat narasi terkait isu perempuan. Kubu Jokowi-Ma'ruf Amin bergerak dengan narasi Ibu Bangsa. Sedangkan kubu Prabowo-Sandiaga Uno bergerak dengan narasi The Power Of Emak-Emak.
Menurut Rudi, narasi yang diciptakan belum berjalan dengan efektif. Narasi tersebut tidak terlalu dikenal di tengah masyarakat.
Baca Juga: Debat Pilpres 2019: Prabowo-Sandiaga Dinilai Tidak Berpengalaman
3. Rudi: Isu perempuan hanya jadi komoditas kedua kubu
Editor’s picks
Direktur Y-Publica, Rudi Hartono berpendapat bahwa kedua kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden tak serius peduli terhadap isu-isu perempuan. Menurut Rudi, isu perempuan hanya dijadikan komoditas politik belaka.
"Karena memang kami melihat upaya capres kedua kubu baru dilevel mobilisasi," kata Rudi. "Jadi bagaimana menarik perempuan untuk mendukung mereka," tambah dia.
4. Isu Perempuan lebih terdengar di 2019 dibanding 2014
Menurut Rudi, meski terkesan hanya menjadi komoditas politik selama masa kampanye, isu perempuan pada pemilu 2019 lebih terdengar. Terlebih ketika dibandingkan dengan pemilu terakhir di tahun 2014.
"Perempuan sekarang sudah termobalisasi dibanding 2014," kata Rudi. Selain itu, perempuan juga dinilai sudah lebih berani dan vokal dalam menyuarakan tuntutannya.
5. Isu perempuan dapat menyumbang kenaikan suara signifikan
Partai ataupun pasangan calon menurut Rudi berkesempatan memiliki kenaikan suara signifikan jika serius menyuarakan isu perempuan. "Saya pikir ya agak signifikan," kata Rudi.
"Harapan perempuan terhadap isu perempuan cukup besar. Kalau menyentuh isu itu akan dapat keuntungan elektoral," katanya.
Dia juga menyebutkan narasi sembako, upah, dan kekerasan menjadi narasi paling banyak dipedulikan perempuan.
Baca Juga: Persiapan Debat Pilpres, Prabowo-Sandiaga Hentikan Safari Politik