Hari Bhakti ke-72, Ini Misi Besar yang Berhasil Dicapai TNI AU

Dedikasi dan semangat juang TNI AU tak diragukan lagi

Jakarta, IDN Times - Tepat hari ini, Senin (29/7), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) merayakan hari bhakti di seluruh markas di Indonesia. Rangkaian upacara dan apel dilakukan seluruh jajaran, baik prajurit maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Sejak Indonesia merdeka hingga hari ini, TNI AU punya peranan penting dalam membela dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bakti TNI AU terhadap Tanah Air sudah tak terhitung.

Berikut beberapa misi yang berhasil diselesaikan TNI AU sejak kemerdekaan RI:

1. TNI AU berhasil membawa nama Indonesia saat melawan Belanda dalam Agresi Militer I

Hari Bhakti ke-72, Ini Misi Besar yang Berhasil Dicapai TNI AUDok.IDN Times/Istimewa

Setelah Indonesia merdeka, Belanda banyak mengerahkan operasi udara untuk menyerang seluruh kekuatan militer Indonesia, terutama kekuatan udara. Salah satu pusat kekuatan udara Indonesia yang hendak dihancurkan adalah Pangkalan Udara Maguwo di Yogyakarta.

Belanda beberapa kali membombardir lapangan terbang Maguwo dan Wonocatur, yang menyebabkan kebakaran di pangkalan udara tersebut. Selain menyerang Yogyakarta, Belanda juga menyerang pangkalan udara lain di Indonesia dengan maksud melumpuhkan TNI AU.

Melihat kondisi tersebut, TNI AU tak hilang akal untuk menyelamatkan situasi dengan menyembunyikan pesawat tempur yang tersisa. Hal itu dilakukan guna mengelabui Belanda, kalau Indonesia sudah tidak memiliki kekuatan apapun lagi.

Serangan balasan pun dimulai dengan memanfaatkan armada yang serba terbatas. Operasi yang dipimpin Komodor Muda Halim Perdanakusuma itu memutuskan menyerang kekuatan udara Belanda di Semarang dan Salatiga.

Pada 29 Juli 1947, Kadet Penerbang Mulyono lepas landas dari Landasan Udara Maguwo dalam kondisi masih gelap gulita, menggunakan pesawat Guntai yang dulunya milik tentara Jepang. Halim pun memutuskan menggunakan pesawat Guntai saat menyerang Belanda di Semarang.

Pesawat Guntai tak memiliki peralatan navigasi yang memadai seperti rambu radio. Penerbang juga dilarang menggunakan lampu navigasi untuk menghindari deteksi dari radar milik Belanda. Para awak pesawat hanya dibekali lampu senter sebagai alat komunikasi melalui isyarat lampu.

Selain itu, untuk mengecoh Belanda, mereka menempuh rute yang berlawanan terlebih dahulu, baru setelah itu menuju sasaran. Kadet Penerbang Suharnoko Harbani juga melakukan serangan menuju Salatiga. Walau pun sempat melakukan kesalahan, Suharnoko akhirnya berhasil menyerang Ambarawa yang sudah diduduki Belanda.

Misi penyerangan berhasil diselesaikan TNI AU dalam momen tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dalam operasi tersebut bukan hanya menghancurkan kekuatan Belanda, melainkan untuk memperlihatkan eksistensi TNI AU di mata dunia internasional. Serangan tersebut berhasil menarik perhatian dunia dan menjadi berita utama di media-media internasional.

Baca Juga: Peringati Hari Bhakti ke-72, Ini 13 Fakta Sejarah TNI AU Indonesia

2. TNI AU paksa mendarat pesawat Amerika Serikat

Hari Bhakti ke-72, Ini Misi Besar yang Berhasil Dicapai TNI AUDok.IDN Times/Istimewa

Tindakan tegas pernah dilakukan pasukan TNI AU saat menghentikan pesawat Cirrus Fixed Wing Single Engine, yang memasuki wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tanpa izin, pada 2015. Pesawat milik Amerika Serikat (AS) tersebut dikejar dua pesawat Sukhoi dari Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanudin Makassar.

Seluruh prosedur penanganan pesawat asing tanpa izin yang tidak mengindahkan dilakukan, hingga pesawat tersebut mendarat di Bandara Juwata Tarakan. Pada ground telah bersiap pasukan Pertahanan Pangkalan (Hanlan) Lanud Tarakan bersenjata lengkap, dan sesaat setelah dipaksa mendarat, pasukan Hanlan Lanud Tarakan langsung membentuk formasi melaksanakan pengamanan dan pemeriksaan sesuai prosedur.

3. Pesawat TNI AU membantu pencarian korban Kapal Lintas Timur yang tenggelam di sekitar Sulawesi Tengah

Hari Bhakti ke-72, Ini Misi Besar yang Berhasil Dicapai TNI AUDok.IDN Times/Istimewa

Pada 28 Mei lalu, KM Lintas Timur yang berangkat dari Pelabuhan Bitung Manado, Sulawesi Utara menuju Sulawesi Tengah mengalami kecelakaan. Kecelakaan bermula setelah terjadi gangguan mesin motor lampu, namun dua jam kemudian air laut memasuki lambung kapal dan menyebabkan kapal semakin miring.

Setelah tiga hari pencarian korban, pencarian dibantu pesawat TNI AU Lanud Hasanuddin dengan pesawat Boeing 737-200. Pesawat dengan 14 awak dari internal TNI AU tersebut berangkat untuk menyisir perairan yang diduga terdapat korban.

Pesawat melakukan pencarian selama 1 jam 30 menit dan kembali terbang setelah mengisi bahan bakar di Kendari, Sulawesi Tenggara. Namun, cuaca buruk akibat seringnya terjadi hujan yang menyebabkan jarak padang terbatas dan kecepatan angin yang tinggi, mengakibatkan sulitnya pencarian.

4. Bantu penanganan bencana Topan Haiyan di Filipina

Hari Bhakti ke-72, Ini Misi Besar yang Berhasil Dicapai TNI AUDok.IDN Times/Istimewa

Pada November 2013, lebih dari satu minggu, pesawat Hercules dari Skuadron 31 TNI AU kembali ke Indonesia setelah memberikan kontribusi dalam penanganan bencana Topan Haiyan.

Sebelum kembali ke Tanah Air, Duta Besar Indonesia untuk Filipina Yohanes Kristiarto melakukan upacara pemberian plakat penghargaan kepada prajurit TNI AU yang telah bertugas dengan baik membantu penanganan musibah tersebut.

Militer Filipina mengaku bangga dengan kinerja Mayor Pnb Puguh Yulianto bersama 15 krunya. Mereka menyatakan banyak belajar dari kerja keras kru pesawat Hercules C-130 tersebut.

Pemimpin pasukan militer Filipina pada saat itu, Letjen Deveraturda mengaku sangat terkesan dengan profesionalitas dari pasukan TNI AU.

Baca Juga: 72 Tahun Hari Bhakti TNI AU, 2 Tragedi Terjadi di Hari yang Sama

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya