Dua Tahun Vakum, Bupati Kediri Berangkatkan Kirab Ritual 1 Suro 

Support kegiatan yang sifatnya untuk instropeksi diri

Kediri, IDN Times - Kejayaan Kerajaan Kediri tak lepas dari kemasyhuran Prabu Sri Aji Joyoboyo. Raja yang memerintah pada 1135-1157 Masehi itu namanya begitu dikenal luas masyarakat Jawa bahkan nusantara, salah satunya lewat kitab Jangka Jayabaya.

Raja Joyoboyo dengan kejernihan batinnya, dipercaya mampu melihat jauh ke depan, membaca peristiwa atau gejala alam dengan menembus dimensi waktu ratusan hingga ribuan tahun yang akan datang.

Mengenang kebesaran Sri Aji Joyoboyo, setiap awal tahun baru Islam diperingati dengan kirab upacara ritual 1 Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo. Upacara adat yang dimulai dari Desa Menang, Kecamatan Pagu itu diberangkatkan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana.

"Saya selaku kepala daerah sangat men-support kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk introspeksi diri, untuk melihat apa yang sudah kita lakukan dan akan kita lakukan," kata Mas Dhito melalui keterangan resminya, Sabtu (30/7).

1. Kirab menarik minat masyarakat untuk datang

Dua Tahun Vakum, Bupati Kediri Berangkatkan Kirab Ritual 1 Suro Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana saat menghadiri upacara ritual 1 Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo yang dimulai dari Desa Menang, Kecamatan Pagu, Sabtu (30/7). (Dok. Humas Pemkab Kediri)

Upacara adat yang pertama kalinya digelar setelah tiga tahun tak diadakan akibat pandemik COVID-19 itu pun menarik minat masyarakat untuk datang. Sepanjang jalur dipenuhi masyarakat yang ingin melihat lebih dekat jalannya kirab.

Seusai melakukan prosesi di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo, kirab dilanjutkan menuju Sendang Tirto Kamandanu yang berjarak sekitar 200 meter. Sendang ini disebut patirtan, atau mata air yang dianggap suci dan digunakan pada masa pemerintahan Prabu Sri Aji Joyoboyo.

Baca Juga: Memahami Ukhuwah dalam Islam: Pengertian, Jenis, dan Nilai-Nilainya

2. Sendang Tirto Kamandanu tetap dilestarikan hingga saat ini

Dua Tahun Vakum, Bupati Kediri Berangkatkan Kirab Ritual 1 Suro Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana saat menghadiri upacara ritual 1 Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo yang dimulai dari Desa Menang, Kecamatan Pagu, Sabtu (30/7). (Dok. Humas Pemkab Kediri)

Sendang Tirto Kamandanu yang tetap dilestarikan hingga saat ini berdasarkan keyakinan masyarakat digunakan oleh Prabu Sri Aji Joyoboyo untuk bersuci sebelum parama mokhsa atau kembali menghadap Tuhan beserta raganya. 

"Insyaallah Pemerintah Kabupaten Kediri akan memperbaiki baik itu tempat kaputren maupun untuk yang putra, itu nanti akan kita rehab," ucap Mas Dhito.

3. Bangun kembali semangat berbudaya masyarakat

Dua Tahun Vakum, Bupati Kediri Berangkatkan Kirab Ritual 1 Suro Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana saat menghadiri upacara ritual 1 Suro di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo yang dimulai dari Desa Menang, Kecamatan Pagu, Sabtu (30/7). (Dok. Humas Pemkab Kediri)

Chatarina Etty, perwakilan dari Yayasan Hondodento Yogyakarta yang merupakan pemrakarsa dan pemandu jalannya upacara, mengakui dua tahun selama pandemik kirab 1 Suro tidak dapat diadakan. Beruntung, tahun 2022 ini upacara kirab 1 Suro sudah diperbolehkan untuk diadakan sehingga dapat membangunkan kembali semangat berbudaya masyarakat.

"Dengan peringatan 1 Suro ini kita sangat berharap masyarakat di nusantara guyub rukun, toleransi dan gotong royongnya semakin tinggi," tuturnya.

Dia meyakini peserta yang mengikuti upacara ritual 1 Suro sangat peduli dengan budaya di nusantara. Dia berharap, semua dapat belajar dari keteladanan Prabu Sri Aji Joyoboyo yang merakyat, membawa kebaikan kepada rakyat dan kemakmuran bagi kerajaannya. (WEB)

Baca Juga: Pesan Cak Imin di Tahun Baru Islam: Hati-Hati Politik Uang 

Topik:

  • Marwan Fitranansya

Berita Terkini Lainnya