Mas Dhito Bagikan Cerita Warga Desa Kalipang, Hidup Rukun Antar-Agama

Jakarta, IDN Times -- Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memuji kerukunan umat beragama di Desa Kalipang, Kecamatan Grogol. Pihaknya juga bersedia memberikan fasilitasi bagi tempat ibadah.
Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan pada doa bersama di Gereja Santo Yakobus Mayor dalam rangka memperingati HUT Kabupaten Kediri ke-1219.
“Sebanyak 250-an (umat Katolik) bisa hidup berdampingan (dengan agama lain) itu indah sekali,” kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu, Rabu (24/5/2023).
1. Di Desa tersebut terdapat tiga umat beragama yang saling menghormati, termasuk bila salah satu umat sedang merayakan hari besarnya
Pujian itu diucapkan Mas Dhito setelah mendengar kisah dari Ketua Stasi Gereja Santo Yakobus Mayor, Antonius Supratiknya. Pihaknya menceritakan bahwa di desa tersebut terdapat tiga umat beragama yang saling menghormati bilamana salah satu umat sedang merayakan hari besarnya.
Antonius mengatakan, saat Idulfitri, umat Katolik dan Hindu ikut beranjangsana dan saling mengunjungi untuk mengucapkan selamat. “Begitu juga sebaliknya, apabila kami dari umat Katolik ini, umat Muslim saling mengunjungi untuk memberikan ucapan,” katanya.
Di Kalipang sendiri terdapat sekitar 4.700 penduduk yang 90 persen beragama Islam, lima persen Katolik, dan sisanya Hindu.
2. Desa Kalipang merupakan wajah keberagaman bagi Kabupaten Kediri
Ketiga agama di Kalipang, Antonius melanjutkan, selama ini hidup rukun dan tidak pernah terjadi pergesekan. Dirinya menilai desanya tersebut merupakan wajah keberagaman bagi Kabupaten Kediri.
“Boleh dikatakan bahwa Kalipang ini adalah Bhineka Tunggal Ika-nya Kabupaten Kediri,” ujarnya.
Toleransi yang tinggi di desa yang berada di lereng Gunung Wilis itu menurut Mas Dhito adalah praktik dari tagline Kediri Berbudaya. Di mana masyarakat tidak sekadar mengartikan berbudaya dengan arti sempit.
“Jadi, berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong-menolong. Itu yang menjadi dasar,” kata Mas Dhito.
3. Pemkab Kediri memberikan fasilitas terhadap keberlangsungan ibadah umat beragama, seperti renovasi tempat ibadah
Tak hanya memuji apa yang terjadi di desa itu, orang nomor satu di Kabupaten Kediri tersebut juga memberikan fasilitas terhadap keberlangsungan ibadah umat beragama. Apa yang dibutuhkan umat beragama untuk beribadah, Mas Dhito melanjutkan, pihaknya akan bersedia memberikan bantuan, termasuk dalam renovasi tempat ibadah.
“Karena sebagai bupati, saya harus memberikan contoh bagaimana budaya toleransi beragama,” ujar Mas Dhito.
Adapun doa bersama ini dilakukan di beberapa tempat ibadah secara serentak di Kabupaten Kediri. Mulai Gereja Santo Petrus dan Paulus Dampit, Desa Asmorobangun, Puncu, Gereja GKSI Bethesda Bolo Desa Senden, Kayen Kidul, serta dilakukan pula oleh umat Hindu di Setya Dharma Desa Sekaran, Kayen Kidul. (WEB)