Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo dikabarkan sudah bertemu secara khusus dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, membahas pengganti Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Tjhajo Kumolo, yang meninggal pada 1 Juli 2022.
"Secara khusus sudah disampaikan beberapa nama dan kemudian ada finalisasi dari beberapa nama itu," kata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Bentara Budaya Jakarta, Minggu (7/8/2022).
Hasto mengatakan, PDI Perjuangan juga menunggu prosesi 40 harian wafatnya almarhum Tjahjo Kumolo. Menurutnya, pihak keluarga juga nantinya akan memberikan kenang-kenangan kepada PDI Perjuangan.
"Ya kita mengikuti bersama-sama 40 hari wafatnya Pak Tjahjo, bahkan beberapa dari keluarga telah mempersembahkan kenang-kenangan dari almarhum, Mas Tjahjo berupa foto bung Karno misalnya, berupa foto Ibu Mega yang nantinya akan kami taruh di sekolah partai," kata dia.
Hasto menegaskan, pengganti Tjahjo Kumolo pasti dari PDI Perjuangan. Kini, partainya sedang menyiapkan kader terbaik untuk menempati jabatan Menpan-RB.
"Yang jelas, itu (pengganti Tjahjo) berasal dari PDI Perjuangan," ucap dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menunjuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB). Mahfud MD menjadi Plt MenPAN-RB menggantikan Tjahjo Kumolo yang meninggal dunia.
"Posisi MenPAN-RB dijabat oleh Plt. Bapak Mahfud, ditunjuk untuk mengisi jabatan tersebut. Sembari masih menunggu prosesnya untuk pengganti," ujar Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini dalam keterangannya, Jumat, 15 juli 2022.
Faldo menjelaskan, penunjukkan Mahfud sebagai Plt MenPAN-RB agar pemerintahan berjalan baik. Sehingga, segala administrasi yang harus dikerjakan dapat berjalan optimal.
"Kita tentu semua berharap, penunjukan ini akan menjaga performa dan capaian dari kementerian dalam beberapa waktu ke depan. Biasa proses seperti ini, tentu tidak bisa mengambil keputusan yang reaktif, yang paling penting itu substansinya semua terlaksana dengan baik," kata dia.