Demokrat: Pamit ke PPP Jangan-Jangan Plot Twist Prabowo-Sandi Lagi

Demokrat komentari pamitnya Sandiaga Uno ke PPP

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, mengomentari pamitnya Sandiaga Uno dari Partai Gerindra ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Padahal, PPP kemungkinan besar akan bergabung dengan Koalisi Besar bersama Gerindra, Golkar, PAN, dan PKB.

Herzaky menyinggung kemungkinan pasangan calon presiden-calon wakil presiden dari Koalisi Besar sama seperti pasangan pada Pilpres 2019, yaitu Prabowo-Sandiaga Uno. 

"Jangan-jangan pamit ke PPP, tapi ujung-ujungnya Prabowo-Sandi lagi nih Koalisi Besar? Kalau begitu yang takut bukan kami, tapi temen-temen yang pingin jadi cawapres di Koalisi Besar," kata Herzaky di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

Baca Juga: LSI Sebut 3 Kandidat Bersaing Jadi Cawapres: RK-Sandiaga-Erick Thohir

1. Herzaky enggan sebut bakal capres Anies

Demokrat: Pamit ke PPP Jangan-Jangan Plot Twist Prabowo-Sandi LagiGubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Herzaky sebelumnya enggan menyebutkan siapa sosok yang akan dipasangkan dengan Anies. Dia hanya menyebut saat ini kewenangan menentukan dan mengumukan bakal cawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024 adalah Anies sendiri.

"Lagi-lagi kami tidak akan terlibat dalam konteks atau perdebatan mengenai cawapres ini, karena ini sudah ranahnya bacapres," kata dia. 

2. Perbandingan AHY dan Khofifah

Demokrat: Pamit ke PPP Jangan-Jangan Plot Twist Prabowo-Sandi LagiKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Gubernur Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta pada Kamis (6/5/2021). (IDN Times/Aryodamar)

Herzaky kemudian menyinggung hasil survei SMRC yang menunjukkan elektabilitas Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, cukup bersaing sebagai cawapres. 

Menurut dia, AHY lebih punya daya tawar dalam kursi cawapres, karena memiliki partai politik. 

"Kemudian yang kedua, ada lagi tapi yang menjadi kelebihan dari mas AHY itu yang dari SMRC yang kami cermati adalah bahwa mas AHY punya mesin politik untuk Partai Demokrat yang bisa digerakkan," tuturnya. 

Baca Juga: Mahfud Dinilai Sulit Diduetkan Ganjar, Lebih Baik Jadi Cawapres Anies

3. Koalisi Perubahan belum umumkan figur cawapres

Demokrat: Pamit ke PPP Jangan-Jangan Plot Twist Prabowo-Sandi LagiTim Kecil Koalisi Perubahan menandatangani piagam Koalisi Perubahan di Jakarta, Jumat (24/3/2023). (IDNTimes/Melani Putri)

Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang diinisiasi Partai NasDem, Demokrat, PKS sejauh ini belum mengumumkan figur cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan. Kendati, sejumlah nama beredar di media sosial dicocokkan dengan Anies. 

Mereka adalah AHY, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, hingga Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD. Namun belum ada keterangan resmi dari tiga partai politik tersebut terkait sosok yang akan menjadi cawapres. 

Di samping itu, kubu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan Koalisi Kebangsaan Indonesia Raya (KKIR) diprediksi akan menggabungkan diri menjadi Koalisi Besar. Figur-figur menonjol dalam Koalisi Besar ini seperti Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan kader Gerindra Sandiaga Uno. 

Meski baru diwacanakan, Koalisi Besar sudah mendapatkan 'restu' dari Presiden Joko "Jokowi" Widodo. Disebut-sebut Koalisi Besar ini menjadi alat bagi Jokowi menentukan sosok yang akan maju pada Pilpres 2024.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. 

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya