Jakarta, IDN Times - Terdakwa kasus hoaks Ratna Sarumpaet berurai air mata ketika membacakan pembelaan atau pledoi pribadinya dalam persidangan yang diadakan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Selasa (18/6).
Ratna terisak sambil terus menbacakan pledoi pribadinya hingga selesai. Tak hanya membacakan pembelaan, Ratna sempat mencurahkan isi hatinya, termasuk soal dirinya dicap sebagai 'ratu pembohong' oleh masyarakat Indonesia.
Sambil terisak, Ratna mengaku sudah memahami betul ada sanksi sosial yang harus dihadapinya sejak mengakui telah menciptakan kebohongan dalam konferensi pers. "Saya menerima sanksi sosial yang begitu berat dari masyarakat. Saya disebut 'ratu pembohong'," kata Ratna terisak.
"Sanksi sosial sebagai Pembohong itu telah menghancurkan nama baik
dan reputasi saya, mengakhiri perjuangan-perjuangan saya, dan saya menerima
semuanya sebagai konsekuensi dari perbuatan saya yang telah mengecewakan
banyak orang," lanjutnya masih terus terisak.
Dalam persidangan, Ratna juga meminta maaf atas kebohongan yang telah ia ciptakan. Sambil sesenggukan, Ratna menyampaikan permohonan maaf di hadapan majelis hakim.
"Atas kebohongan itu, secara terbuka, mengacu pada konferensi pers yang
saya lakukan tanggal 3 Oktober 2018, pada persidangan ini, didepan Majelis Hakim
dan Jaksa Penuntut Umum serta hadirin persidangan ini saya mengucapkan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dan pihak-pihak lain atas kebohongan saya itu," kata dia.
Di akhir pembacaan pledoi pribadinya, Ratna semakin keras terisak ketika meminta untuk dikembalikan ke pelukan anak-anaknya. Ratna menyebutkan pada 16 Juli 2019 mendatang, ia akan berulang tahun ke-70.
"Sebagian besar kehidupan saya berada di sekitar anak-anak saya," kata Ratna. "Saya mohon, kembalikan saya kepada mereka. Mohon kembalikan saya ke pelukan anak-anak saya," sambungnya, tak kuasa menahan isak tangisnya yang semakin menjadi-jadi.