Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)
Penampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Perseteruan hebat antara pasangan suami-istri, PD (41) dengan DM terdengar dari dalam sebuah rumah kontrakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Sabtu, 2 Desember 2023 sekitar pukul 05.00 WIB.

Perseteruan tersebut berujung terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sehingga mengakibatkan DM mengalami luka di bagian kepala. Ia pun harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Keluarga DM lantas melaporkan P atas dugaan KDRT ke Polsek Jagakarsa pada sore harinya.

“Si suami melakukan penganiayaan kepada korban dan setelah korban dianiaya, korban dibawa keluarganya ke rumah sakit Pasar Minggu untuk dilakukan pengobatan,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, Kamis (7/12/2023).

Setelah mendapat laporan, Polsek Jagakarsa langsung melakukan pendampingan untuk visum DM. Namun, polisi hingga saat ini baru memeriksa pelapor, yakni kakak DM dan belum memeriksa DM serta PD sebagai terlapor.

“Saat akan dilakukan pemeriksaan, waktu itu saudara P berhalangan, karena istrinya kan masuk RS, saudari D masuk RS sehingga tidak ada yang menjaga anak-anaknya. Jadi waktu itu dalam proses penyelidikan kasus KDRT yang di Polsek Jagakarsa, P belum dilakukan pemeriksaan interogasi,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi di Hotel Bidakara, Rabu (6/12/2023).

1. Kriminolog UI menilai polisi kurang responsif dalam menangani kasus KDRT

IDN Times/Aldzah Fatimah Aditya

Guru Besar Kriminolog UI, Adrianus Meliala, menilai, ada keterlambatan polisi dalam merespons laporan dugaan KDRT tersebut. Menurutnya, peristiwa nahas itu tidak akan terjadi jika polisi langsung mendatangi terduga pelaku.

“Saya kira isunya adalah responsivitas kepolisian. Ada baiknya setelah menerima laporan, ada polisi yang datang melakukan sambang. Sekaligus bisa meng-assess seberapa berbahayanya pelaku bagi dirinya sendiri dan bagi orang lain,” kata Adrianus kepada IDN Times, Jumat (8/12/2023).

Melihat kronologi KDRT yang dialami DM hingga harus menjalani perawatan di rumah sakit, kata dia, mestinya pelaku tidak ditangani dengan cara formal. Setidaknya, pelaku harus langsung dipanggil polisi.

“Jika setelah di-assess cepat, pelaku dirasakan berbahaya (bisa mengancam diri orang lain atau dirinya sendiri), maka pelaku bisa diamankan atau anaknya dijauhkan dari diri pelaku,” ujarnya.

Namun demikian, Adrianus menilai polisi dalam kasus KDRT PD terhadap DM sudah benar secara prosedur.

“Jadi, harapannya, kepolisian tidak minimalis dalam hal ini. Secara prosedur kepolisian, memang tak ada yang salah. Namun kepekaan sebagai polisi yang mestinya bekerja untuk kasus-kasus seperti ini,” imbuhnya.

Ia pun menegaskan, dalam penanganan kasus KDRT seharusnya polisi langsung mendatangi terduga pelaku.

“Saya bilang respons polisi minimal sekali. Pelapor dipanggil, bukannya didatangi. Lalu setelah tidak datang, nanti dipanggil lagi. Kan ini soal KDRT,” ujar dia.

2. Bau busuk menyeruak dari dalam rumah kontrakan PD dan DM

Penampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Adrianus sangat menyayangkan langkah polisi yang menunggu PD memenuhi panggilan klarifikasi itu.

Nasi sudah menjadi bubur, beberapa hari kemudian, bau busuk menyeruak dari kontrakan yang ditinggali PD dan DM bersama empat orang anak mereka VA (6), S (4), AR (3), AS (1). Saat itu, DM masih berada di RS Pasar Minggu menjalani perawatan akibat KDRT yang dilakukan PD.

Warga mulai mengeluhkan bau tak sedap itu pada Rabu (6/12/2023) atau empat hari setelah peristiwa KDRT.

Pemilik kontrakan, Asmaro Dwi (64), diminta sang adik untuk membuka kontrakan miliknya yang ditempati PD dan DM sejak Agustus 2022. Ia pun mengaku heran mengapa diminta membuka kontrakan tersebut.

“Adik saya WhatsApp ke saya, dua adik saya, 'tolong lihat kontrakan pakai kunci'. Karena di story WhatsApp Pak Panca (pelaku) begini, 'Sementara numpang di rumah teman, Kamis baru pulang,” kata Asmoro saat ditemui di rumahnya yang tak jauh dari lokasi.

“Saya di-WA adik-adik saya, ‘tolong lihat kontrakan dong, kayaknya ada tikus kali mati, bau busuk,” imbuhnya.

Ketika datang ke kontrakannya, Asmoro melihat kondisi rumah dengan lampu menyala tanpa suara anak-anak PD dan DM. Ia pun mencium aroma tak sedap dari dalam kontrakan.

“Saya bilang, 'iya dari sini kok baunya nyengat banget'. Terus saya pulang, adik saya malah marah, 'ambil kunci dong'. Terus saya bilang, 'Sabar, semua ada prosedur. Meski ini rumah saya, tapi kan sudah dikontrakin,” ujarnya.

Asmoro kemudian menghubungi keluarga DM dan meminta izin untuk membuka paksa kontrakan lantaran tak memiliki kunci duplikat. Keluarga DM pun mengutus seseorang ke lokasi.

“Pas itu saya panggil si Budi yang biasa bantuin saya. 'Mas tolong kita bongkar karena 15 kali saya telepon bapak (PD) gak ada balasan jadi kita bongkar aja nih banyak saksinya,' dia bilang, 'jangan bude nanti kena pasal,” ujar Asmoro.

“Ini udah ada saksi Pak RT, adiknya (DM) sendiri sudah ada, WA saya ke istrinya, kita bongkar. Akhirnya tiga jam karena biarpun rumah kontrakan, saya selalu safety dipersiapkan. Itu tiga jam tukang kunci sampai nyerah tetap gak bisa buka, akhirnya kakak Panca ada, pihak adik istrinya ada. Ditendang berdua langsung jebol,” imbuhnya.

3. PD ditemukan bersimbah darah dengan pisau di perut

Penampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Asmoro saat itu berada di teras rumah dan hanya memantau proses buka pintu kontrakannya. Setelah pintu berhasil dibuka, suami Asmoro, kakak PD, dan adik DM masuk.

“Pas itu, 'coba deh keluarganya dulu masuk,' sambil suami saya masuk teriak, 'astagfirullah!' Pak RT, terus adiknya, 'kenapa jadi gini?' Kakaknya (PD) langsung nangis,” ujar Asmoro.

Keluarga PD dan DM yang melihat kondisi tersebut pun pingsan. Ketua RT kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

“Datanglah kamtibmas, kebetulan tetangga sebelah kan polisi akhirnya dia juga datang,” imbuhnya.

PD saat itu ditemukan tersungkur bugil di dalam kamar mandi dengan kondisi bersimbah darah. Sebuah pisau menancap di atas perutnya.

Sementara di dalam kamar, ditemukan empat orang anaknya sudah tewas membusuk. Keempatnya terlihat berjajar di atas sebuah kasur yang menghitam.

“Setelah (pintu) terbuka dan saksi masuk ke dalam, pertama melihat pelaku di kamar mandi dalam posisi miring dengan pisau menancap di perut. Lalu anak-anaknya yang berjumlah empat orang sudah menjadi mayat dengan posisi berjejer di atas tempat tidur,“ ujar Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Bintoro.

4. Polisi menduga 4 anak sudah tewas beberapa hari dengan luka lebam di mulut dan hidung

infografis dampak KDRT pada anak (IDN Times/Aditya Pratama)

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto, mengatakan, terdapat luka lebam di bagian mulut dan hidung keempat bocah yang ditemukan tewas di kamar rumah itu.

“Luka iris, luka benda tajam gak ada, jadi hanya dicurigai, ada lebam di daerah mulut dan hidung. Kenapa dicurigai? Karena adanya lebam itu adanya pembusukan, jadi agak-agak gak jelas,” ujar Hariyanto saat dihubungi, Kamis.

Hariyanto menduga, keempat anak sudah tewas tiga sampai lima hari sebelum mayat ditemukan pada Rabu. Hal itulah yang menyebabkan luka lebam samar karena pembusukan.

“Kalau kematiannya baru saja, lebam itu jelas kelihatan, tapi karena ada pembusukan, warna-warnanya hampir sama sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan histopatologi,” ujar dia.

Oleh karena itu, polisi melakukan pemeriksaan histopatologi untuk memastikan penyebab luka lebam. Hariyanto menyebut, polisi belum bisa memastikan tentang dugaan pembekapan oleh pelaku.

“Saya gak ngomong karena pembekapan dan lain. Jadi nanti kalau sudah ada hasil pemeriksaan histopatologi, kita kan tidak ngarang-ngarang, hasilnya nanti positif entah hasilnya obyektif kita sampakan yang obyektivitasnya,” ujarnya.

5. Polisi menduga PD berusaha mengakhiri hidupnya

ilustrasi penganiayaan perempuan (IDN Times/Sukma Shakti)

Polisi menduga PD melakukan percobaan untuk mengakhiri hidup. Hal itu merespons hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) saat dia ditemukan bersimbah darah di dalam kamar mandi dengan pisau di atas tubuhnya.

“Jadi ada percobaan bunuh diri, di lengan sama perut,” kata Hariyanto.

Hariyanto membeberkan, terdapat luka di bagian pergelangan tangan kiri. Selain itu, terdapat luka sayatan di bagian kaki.

“(Bagian) kiri, percobaan bunuh diri itu kalau orangnya gak kidal, megang pisau atau silet, atau apa, yang jelas ada luka di situ,” ujar dia.

Namun demikian, luka sayatan itu tidak terlalu dalam.

“Sayatan gak dalam. Jadi gak sampai (nadi), kulitnya luka-luka dikit lah,” imbuhnya.

Hariyanto menjelaskan, saat ini PD masih berada di RS Kramat Jati untuk mendapat perawatan. Polisi pun nantinya bakal memeriksa kejiwaan PD.

“Maka kita perbaiki kondisi badannya ini supaya sehat dulu nanti menunggu pemerikaan yang diinginkan penyidik. Misalnya pemeriksaan psikiatri apakah ini ada gangguan jiwa atau sebagainya. Kita masih menunggu suratnya,” ujar dia.

6. Kasus dugaan pembunuhan empat anak naik penyidikan

(IDN TIMES/Adit)

Polres Metro Jakarta Selatan yang menangani kasus dugaan pembunuhan empat anak oleh ayahnya sendiri ini pun telah melakukan gelar perkara. Hasilnya, kasus tersebut naik ke tahap penyidikan.

"Kami sudah meningkatkan penyelidikan kasus ini ke tahap penyidikan. Kami menemukan dugaan tindak pidana dari peristiwa yang terjadi," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kamis.

Sementara itu, kata dia, kasus dugaan KDRT oleh PD terhadap istrinya belum naik ke tahap penyidikan. Alasannya, sang istri masih belum bisa diminta keterangan dan masih dirawat di RS Pasar Minggu.

"Yang penemuan mayat sudah naik. (Kasus KDRT) belum (naik tahap penyidikan) karena korban belum bisa diambil keterangan," ujarnya.

Hingga kini, dalam kasus penemuan mayat empat orang anak, polisi sudah memeriksa lima orang saksi termasuk dari pihak keluarga P, keluarga DM, hingga tetangga sekitar.

7. PD ditetapkan jadi tersangka

ilustrasi tindak kriminal (IDN Times/Galih Persiana)

Adapun Polres Metro Jakarta Selatan akhirnya menetapkan PD sebagai tersangka pembunuhan empat orang anaknya itu.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro mengatakan, penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik menggelar perkara pada Jumat (8/12/2023).

“Pada malam hari ini Polres Metro Jaksel telah melaksanakan gelar perkara dalam rangka penetapan tersangka insial P dalam kasus pembunuhan empat orang anak yang terjadi di Kebagusan, Jakarta Selatan,” kata Bintoro di Polres Jaksel.

Editorial Team