Airlangga Akui Golkar Tak Akan Dukung Anies Baswedan di Pilpres  2024

Golkar miliki opsi untuk dukung Ganjar atau Prabowo

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Airlangga mengaku tak akan mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar tidak akan bergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan.

"Itu sangat benar," ujar Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (2/8/2023).

Baca Juga: Relawan Airlangga Dorong Duet Airlangga-Ridwan Kamil di Pilpres 2024

1. Airlangga sebut opsi Golkar dukung Prabowo atau Ganjar

Airlangga Akui Golkar Tak Akan Dukung Anies Baswedan di Pilpres  2024Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Airlangga menyebut Golkar memiliki opsi untuk mendukung Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

"Benar," kata dia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu menerangkan, Golkar sebagai partai besar memiliki strateginya sendiri dalam menghadapi Pemilu 2024.

Baca Juga: Airlangga Pastikan Semua Ketua DPD Golkar Tolak Munaslub

2. JK optimis Anies Baswedan menang di Pilpres 2024

Airlangga Akui Golkar Tak Akan Dukung Anies Baswedan di Pilpres  2024IDN Times wawancara khusus bersama Jusuf Kalla pada Jumat (19/5/2023). (IDN Times/Fauzan)

Sebelumnya, Mantan Ketua Umum DPP Golkar, Jusuf "JK" Kalla, mengaku optimis bakal capres Anies Baswedan bisa memenangkan pemilu 2024. Meskipun elektabilitas Anies di sejumlah survei berada di posisi buncit. 

Mengutip hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) yang dipaparkan pada 23 Juli 2023 lalu, elektabilitas Anies ada di angka 21,5 persen. Angka itu diperoleh dari pertanyaan bila responden diminta memilih dari simulasi tiga nama bakal capres. 

Sementara, elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto memiliki selisih sangat tipis. Gubernur Jawa Tengah itu memiliki elektabilitas 35,7 persen. Sedangkan, elektabilitas Prabowo ada di angka 36,8 persen. 

Survei IPI dilakukan dengan melibatkan 1.220 responden dan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Sementara, tingkat margin of error (MoE) mencapai 2,9 persen. 

Menurut JK, responden itu tidak menggambarkan keseluruhan aspirasi dari ratusan juta penduduk Indonesia. Ia membandingkan dengan situasi mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang juga memiliki elektabilitas rendah. Namun, pada akhirnya ia terpilih dan mampu mengalahkan capres dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

"Trump ketika itu elektabilitasnya juga rendah menurut para peneliti. Tapi, dia bisa terpilih. Pilihan dari 1.200 orang tidak menggambarkan pemilih 205 juta. Ada caranya tapi saya kira pasti tidak terlalu akurat. Itu kan trennya saja," ungkap JK di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (31/7/2023).  

Meski dengan tingkat elektabilitas terendah, tetapi dalam berbagai kesempatan, Anies merasa jalannya untuk maju di pilpres 2024 tidak mulus. Ia menyebut ada pihak-pihak tertentu yang ingin menjegalnya agar tak lolos hingga ke tahap proses pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

3. JK sebut elektabilitas Anies di Pilkada DKI rendah tapi terpilih jadi gubernur

Airlangga Akui Golkar Tak Akan Dukung Anies Baswedan di Pilpres  2024Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Indonesia, Anies Baswedan saat wawancara khusus di acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (15/5/2023). (IDN Times/Alya Achyarini)

JK mengatakan peristiwa serupa sudah pernah terjadi di Pilkada DKI Jakarta pada 2017. Saat itu, elektabilitas Anies juga paling rendah. Namun, pada akhirnya ia bisa masuk ke putaran kedua dan mengalahkan Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama. 

"Waktu di DKI juga kan Anies (elektabilitasnya) terendah. Di posisi ketiga, tapi kemudian dia terpilih. Itu dengan jumlah pemilih lebih kecil sekitar 7 juta yang diwakili jumlah responden 1.200," kata pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden ke-10 dan ke-12. 

Menurutnya, peluang untuk terpilih akan lebih besar lagi bila yang disurvei 1.200 responden untuk mewakili sample 205 juta pemilih. "Kan tidak mudah menyimpulkan dan membawa ke arah situ," tutur dia. 

Mengutip data dari KPU DKI Jakarta, jumlah suara yang berhasil diraup Anies dan Sandiaga Uno ketika itu mencapai 5,5 juta atau 57,96 persen.

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Baca Juga: Menko Airlangga Bahas Hasil Studi Penggunaan Platform Digital Pedesaan

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya