Kemenag Siapkan Panduan Pembentukan Eco-Masjid

Sejumlah negara sudah menerapkan kebijakan eco-masjid

Jakarta, IDN Times - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama menyiapkan panduan pembentukan komunitas Eco-Masjid.

Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Sa'adi, mengatakan, komunitas Eco-Masjid ini nantinya akan berkomitmen pada masjid hijau, seperti penanaman pohon di sekeliling masjid, pengaturan ulang penggunaan air wudhu, pengelolaan sampah organik di lingkungan masjid, dan penggunaan tenaga surya pada masjid.

"Gerakan ini merupakan bagian dari kampanye Peduli Bumi yang menginginkan masjid sebagai cerminan rahmatan li alamin," ujar Zainut dalam acara Konferensi Nasional Masjid Ramah Lingkungan, Kamis (3/11/2022).

Baca Juga: Desainer Australia Bawa Karya Ramah Lingkungan di Panggung JFW 2023

1. Dunia kini mengalami pemanasan global

Kemenag Siapkan Panduan Pembentukan Eco-MasjidWakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi (dok. Kemenag)

Meski demikian, pada era kemajuan teknologi dan pembangunan yang kian masif, kata dia, dunia kini mengalami pergeseran. Saat ini, muncul masalah pemanasan global yang semua masyarakat dunia berupaya menyelesaikan.

Salah satunya dengan cara membuat bangunan dengan konsep ramah lingkungan.

Zainut mengatakan, masjid ramah lingkungan bukan konsep yang baru. Menurutnya, masjid pada era awal Islam juga bisa dianggap sebagai masjid ramah lingkungan.

"Masjid Nabawi yang menjadi pusat penyebaran ajaran Islam, misalnya, dibangun Rasulullah dari bahan-bahan lokal yang ramah lingkungan. Seperti yang diungkapkan gerakan global Ummah for Earth, sumber-sumber bangunan masjid Rasulullah itu memenuhi syarat-syarat metode berkelanjutan," ucap dia.

Baca Juga: Gak Cuma Korporasi, UMKM RI juga Jago Bikin Teknologi Ramah Lingkungan

2. Zainut sebut sejumlah negara sudah buat kebijakan membuat eco-masjid

Kemenag Siapkan Panduan Pembentukan Eco-MasjidWakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi (dok. Kemenag)

Dalam kesempatan itu, Zainut menyebut sejumlah negara sudah membuat kebijakan penerapan eco-masjid, eco-friendly atau go green, seperti di Turki, Maroko, Chicago Amerika Serikat, Malaysia, Uni Emirate Arab dan Prancis.

Zainut juga menjelaskan masjid hijau yang ada di Maroko. Negara itu, kata dia, menginisiasi modifikasi desain panel surya dan LED ke dalam 600-an masjid.

Maroko menargetkan pada 2039 tidak mengimpor lagi energi. Negara tersebut menargetkan 52 persen energi berasal dari energi baru terbarukan.

"Bahkan Masjid Jami'a al-Kutubiyya di Marakesh yang dibangun pada abad ke-12, dengan penambahan panel surya, telah menjadi masjid energi-plus atau berhasil menciptakan lebih banyak energi dibandingkan mengonsumsinya," ujar dia.

Baca Juga: Milad Setengah Abad DMI, Jusuf Kalla Gagas Program Masjid Bantu Masjid

3. Masjid di Indonesia ada yang sudah berbasis ramah lingkungan

Kemenag Siapkan Panduan Pembentukan Eco-MasjidIDN Times/Marisa Safitri

Lebih lanjut, Zainut mengatakan, ada sejumlah masjid di Indonesia yang dijadikan percontohan ramah lingkungan. Misalnya, Masjid Istiqlal dan Masjid Raya Pondok Indah.

Dia menerangkan, Masjid Istiqlal Jakarta menjadi masjid pertama di dunia yang meraih sertifikat Excellence in Design for Greater Efficiencies (EDGE) sebagai rumah ibadah dengan bangunan ramah lingkungan atau green building.

"Kementerian Agama terus mendorong dan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk membudayakan hidup bersih melalui gerakan eco-masjid. Sosialisasi dan edukasi tersebut dilakukan kepada ormas keagamaan, pondok pesantren, lembaga pendidikan maupun komunitas keagamaan untuk menjadi pelopor dalam melestarikan lingkungan berbasis masjid," imbuhnya.

Baca Juga: Wamenag Minta ASN Kemenag Jaga Kerukunan Selama Pemilu 2024

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya