Menolak Lupa, Ini Deretan Rakyat yang Ditangkap Gegara Kritik Jokowi

Aktivis hingga petani ditangkap gegara kritik Jokowi

Jakarta, IDN Times - Genap dua tahun Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dua tahun memimpin Indonesia sejak dilantik pada Oktober 2019 lalu. Namun, selama dua tahun menjabat, Jokowi-Ma'ruf tak lantas menjalankan tugasnya tanpa cacat, sebab ada sejumlah hal yang dirasa janggal.

Salah satunya mengenai banyaknya warga yang ditangkap usai mengkritik Jokowi. Padahal, Jokowi dalam sejumlah kesempatan mengaku tak antikritik.

"Masyarakat harus lebih akitf menyampaikan kritik, masukan atau potensi maladministrasi dan pelayanan harus terus meningkatkan upaya perbaikan-perbaikan," ujar Jokowi dalam pidatonya di peluncuran laporan tahunan Ombudsman RI tahun 2020, Senin 8 Februari 2021 lalu.

Meski demikian, fakta di lapangan tak seperti apa yang diucapkan Jokowi. Masyarakat yang mengkritik malah ditangkap polisi.

Baca Juga: 10 Mahasiswa UNS Solo Ditangkap Bawa Poster Kritik Jokowi: Gak Izin

1. Ananda Badudu

Menolak Lupa, Ini Deretan Rakyat yang Ditangkap Gegara Kritik JokowiIDN Times/M.Iqbal

Seorang musisi, Ananda Badudu ditangkap polisi di akhir 2019. Dia dianggap menggalang dana untuk aksi demonstrasi mahasiswa mengenai revisi Undang-Undang KPK.

Uang yang terkumpul lebih dari Rp100 juta. Uang tersebut digunakan untuk membeli makanan dan keperluan peserta unjuk rasa.

Dhandy Dwi Laksono

Aktivis dan jurnalis Dhandy Dwi Laksono juga pernah diciduk polisi. Dia ditangkap pada akhir September 2019 karena cuitannya terkait Papua.

Saat itu, Dhandy melakukan sejumlah cuitan yang menyebut kekerasan di Papua akibat tindakan rasis. Dhandy ditetapkan sebagai tersangka kasus ujaran kebencian.

Ruslan Buton

Selain itu, ada Ruslan Buton. Mantan anggota TNI ini menulis pernyataan terbuka di media sosial yang meminta Jokowi mundur sebagai presiden.

Ruslan dituduh menghina penguasa, menyebarkan berita bohon yang dapat menimbulkan keonaran.

Baca Juga: Ananda Badudu Juga Akui Dianiaya Polisi Soal Demo DPR

2. Sejumlah mahasiswa juga turut diciduk

Menolak Lupa, Ini Deretan Rakyat yang Ditangkap Gegara Kritik JokowiIsi poster dari aksi yang dilakukan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Senin (13/9/2021). (dok. BEM UNS)

Selain itu, ada juga sejumlah mahasiswa yang ditangkap polisi. Salah satunya seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, Mohammad Hisbun Payu.

Hisbun ditangkap pada Maret 2020 karena menulis kritik di media sosial. Kritiknya dianggap sebagai ujaran kebencian.

Kemudian ada 10 mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) karena membentangkan poster berisi kritik terhadap Jokowi pada 13 September 2021. Kala itu, Jokowi tengah berkunjung ke UNS.

Isi poster mahasiswa UNS bertuliskan permintaan tolong kepada Jokowi untuk membenahi KPK. Sepuluh mahasiswa itu sudah dibebaskan. Polisi menyebut, penangkapan itu untuk pembinaan.

Baca Juga: Jokowi Tak Singgung Korupsi di Sidang Tahunan MPR, ICW Kritik Keras

3. Petani turut ditangkap gegara poster

Menolak Lupa, Ini Deretan Rakyat yang Ditangkap Gegara Kritik JokowiJokowi pimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa (20/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sejumlah petani juga turut ditangkap oleh Korps Bhayangkara. Pada akhir 2019, tiga petani di Tuban, Jawa Timur ditangkap saat Jokowi melakukan kunjungan kerja di daerahnya.

Tiga petani itu melakukan protes karena kecewa lahannya diambil alih paksa untuk kepentingan proyek. Mereka ditahap saat Jokowi ke Tuban. Selang sehari, tiga petani itu dibebaskan.

Peternak di Blitar

Kemudian ada peternak di Blitar yang juga diamankan. Dia membentangkan poster saat Jokowi berkunjung ke Blitar pada 7 Agustus 2021.

Padahal, poster tersebut hanya bertuliskan "Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar". Namun, tulisan bernada memohon itu dimaknai berbeda oleh polisi.

Tak selang sehari, peternak itu kemudian dibebaskan.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya