[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya Partai

Salim Segaf beberkan strategi PKS raih suara di Pilpres 2024

Jakarta, IDN Times - Ketua Majelis Syura Partai Keadian Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri membeberkan sejumlah strategi partainya dalam meraih suara di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal itu dia sampaikan dalam acara Ngobrol Seru bersama IDN Times pada Sabtu, 22 Agustus 2021 lalu.

Dalam acara wawancara khusus itu, Salim mengungkapkan, PKS ingin meraih suara dari semua kalangan. Baik itu dari kelompok millennial, generasi Z, hingga masyarakat umum.

Salim Segaf mengatakan, PKS menargetkan meraih suara tinggi sehingga dapat naik kelas menjadi partai yang berada di urutan atas. Dia optimistis PKS bisa meraihnya, meski di sejumlah survei suara PKS masih berada di papan tengah.

Selain bicara Pilpres 2024, Salim juga turut mengomentari kondisi KPK saat ini hingga kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan. Simak wawancaranya berikut ini:

Baca Juga: Novel Bamukmin Mau Jadi Cawapres, Salim Segaf PKS: Popularitasnya?

Strategi apa saya yang sudah dilakukan PKS untuk meraih suara di Pilpres 2024?

Jadi, di masa pandemik ini pasti semua strategi fokus untuk melayani masyarakat. Kenapa? Karena kondisi pandemik, kita lihat di sana-sini masyarakat dalam kondisi sakit dan kita fokus hal-hal yang sifatnya pelayanan terlebih dahulu, karena kita tahu masyarakat kita ini bukan masyarakat yang mampu menyelesaikan masalah secara individu, ya sulit lah mereka, dan itu kita memberikan pelayanan dengan berbagai cara.

Kita punya tim khusus melayani mereka-mereka yang terkena dampak pandemik COVID, menyiapkan ambulans, dokter, perawat dan seterusnya.

Ini pun memakan waktu yang cukup luar biasa walaupun lain-lain bukan kita tidak lakukan, tapi hampir kita banyak lakukan penanganan COVID-19. Untuk kunjungan-kunjungan ke daerah yang mestinya kita tiap sepekan bisa dua-tiga kali, ini juga dengan kondisi pandemik seperti ini juga kita lakukan.

Bukan karena basa-basi atau hanya mencari suara, tidak. Itu komitmen kita agar kita sebagai partai Islam, ini sebagai rahmatan lil ‘alamin, rahmat untuk bangsa dan masyarakat kita, itu yang ingin kita buktikan, dan sekali lagi bukan tage line saja, tapi insyaAllah itu kita buktikan.

Baca Juga: PKS Usung Salim Segaf Jadi Capres 2024, Ini Strategi Galang Dukungan

Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan PKS di mana saja?

[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya PartaiKetua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufrie berkunjung ke kediaman Rizieq Shihab, (Dok. PKS)

Di mana-mana, karena pandemiknya di mana-mana. Karena di mana ada pandemik, ya di situ. Jadi kita tidak hanya di pusat saja, di daerah pun kita lakukan.

Memang sebelum pandemik kita membuat hari-hari aspirasi, apa yang diperlukan masyarakat mereka bisa mendatangi DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota. Kita tentukan harinya, biasanya hari Selasa atau Jumat, yang penting ada hari aspirasi. Unek-unek masyarakat, keluhan mereka, itu persilakan disampaikan.

Di masa pandemik ini, apakah mesin partai sudah berjalan?

Mesin ini berjalan dan panas terus, jadi ada pandemik atau tidak pandemik, sebagai bukti saya sebagai Ketua Majelis Syura, sebelum pandemik itu saya sidak ke daerah-daerah yang jauh dari perkotaan, kantor-kantor PKS saya datangi tanpa saya membuat janji, ada gak orangnya di kantor, salah satu kantor DPD saya datangi dan buka.

Mereka bekerja, jadi tidak hanya di saat-saat pemilu baru mereka buka. Walaupun saya paham ada parpol yang bukanya setahun sekali, ada yang tiga tahun sekali, ada yang lima tahun sekali, semua kita juga tahu.

Cuma memang mesin ini banyak waktu kita terkuras untuk melayani saudara-saudara kita yang terdampak pandemik COVID-19. Alhamdulillah di seluruh provinsi PKS punya kader, alhamdulillah PKS memiliki gedung sendiri, hampir semuanya lah.

Dalam meraih suara, PKS menargetkan kelompok mana? Apakah ormas keagamaan, millennial atau masyarakat umum?

Jadi PKS terbuka, kita mendekati semua kelompok, agama apa pun kita dekati, kita partai milik umat, milik bangsa, dan milik seluruh komponen masyarakat Indonesia.

Apa pun agamanya, apa pun sukunya, mulai mereka generasi Z, kemudian millennial sampai di atasnya kita dekati.

Cara PKS mendekati millennial bagaimana?

[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya PartaiLogo baru PKS (Dok. PKS)

Ya pertama, millennial ini kan punya kepekaan hati sosial kemudian lingkungan, bahasa-bahasa itu juga kita gunakan, dan kita juga memang menempatkan saudara-saudara kita kalau bicara dengan millennial, ada pemuda kita letakkan yang menangani masalah itu, ya anak muda juga, tidak mungkin mereka yang menangani kelompok millennial itu orang tua, itu sangat tidak pas.

Itu semua strategi kita agar PKS ini ada di hati seluruh komponen bangsa, mau yang muda, tua, pria, wanita, ini kita dekati dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa mereka. Ya mudah-mudahan itu akan terwujud dengan suara dan kursi

Berapa banyak jumlah kader PKS yang saat ini di usia millennial?

Cukup banyak, karena memang pada dasarnya ini PKS muncul dari anak-anak muda. Dulu ketika 1998 muncul kita ini PKS, sebagian ada yang mengatakan 'partai keadilan', tapi sebagian mengatakan 'partai kanak-kanak' juga ada. Karena banyak anak mudanya.

Tapi, pasti yang tadinya di usia '98 kemarin, pasti sekarang usianya di atas 40 tahun, di atas 50 tahun.

Tapi sekali lagi, yang muda-muda tumbuh. Itu merupakan suatu keniscayaan, yang muda-muda yang sekarang tidak dominan, tapi kita inginkan 3-4 tahun ke depan merekalah yang dominan

Pada Pemilu 2024 nanti, PKS menargetkan berada di urutan berapa besar?

Yang kita inginkan naik kelas, kita sudah cukup lama di kelas menengah, ya di 2004 kita menengah, mudah-mudahan kita akan menaiki jenjang berikutnya bergabung dengan partai besar, mudah-mudahan bisa di atas 10 persen.

Sekarang 8,5 persen, ya mudah-mudahan namanya keinginan, cita-cita, pasti sekali lagi kembali pada pemilihnya.

Cara PKS untuk naik kelas gimana, sejumlah survei masih menempatkan PKS berada di kelas tengah?

Ya biasanya dari dulu di survei begitu, tapi ketika hasilnya bisa 4 kali lipat, sebab survei ini ada yang macam-macam, ada yang mengunggulkan partai A, survei ini partai B, gitulah.

Ya kita semua paham bahwa kadang-kadang itu dengan realitas di lapangan berbeda, tapi itu tidak membuat kita pesimis atau membaut kita juga tidak siap untuk disurvei dengan semacam itu, itu hak mereka tapi kita optimis ke depan akan jauh lebih bagus

Saat ini kan PKS dan Demokrat sebagai partai oposisi, apakah ada niat untuk menjalin koalisi di Pilpres 2024 nanti?

[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya PartaiPertemuan DPP Demokrat dan DPP PKS (Dok. PKS)

Ya kalau pun dengan Demokrat kan gak cukup juga, syaratnya kan 20 persen, walaupun kita di Undang-undang Pemilu kita sudah memerintahkan kader-kader kita di DPR RI untuk berjuang mengubah, 5 persen supaya banyak yang maju, atau 10 persen, sampai 15 persen, tapi tetap partai-partai besar ingin 20 persen, saya melihat dengan 20 persen itu khawatir terjadi lagi di 2019, masyarakat terbelah dua dan itu sangat tidak sehat dalam demokrasi kita.

Sekali lagi kita siap berkoalisi dengan partai manapun, yang sesuai visi misi dengan kita juga, bahwa partai kita partai menengah, bahkan dengan Demkorat masih belum cukup, paling sedikit 3 partai untuk mencapai 20 persen, PKS tidak menutup pintu dengan siapa pun untuk membangun negeri.

Berarti bisa juga berkoalisi dengan PDIP?

Bisa saja dengan PDIP, cuma pertanyaannya, PDIP mau berkoalisi dengan PKS gak? Itu masalahnya.

Tapi kalau di daerah-daerah itu kita berkoalisi di beberapa tempat dengan PDIP, jadi sekali lagi PKS tidak menutup pintu berkoalisi dengan siapa pun, tapi dengan catatan siap untuk bersama-sama membangun negeri.

Sejauh ini PKS sudah menjalin komunikasi soal Pilpres 2024 dengan parpol lain?

[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya PartaiFoto hanya ilustrasi/Presiden PKS Ahmad Syaikhu bersama pengurus DPP PKS. (Dok PKS)

Parpol lain kan di pemerintahan semua, gak mudah kan menjalin, ya paling dengan yang di luar pemerintahan sudah, tapi yang di dalam pemerintahan belum.

Mudah-mudahan di tahun 2022 semakin intensif, semakin kelihatan petanya, kalau sekarang belum terlihat jelas walaupun ada nama-nama yang siap untuk jadi presiden, saya belum mendengar ada nama yang siap untuk jadi wakil presiden.

Baca Juga: Survei: Demokrat, PKS dan PSI Jadi Partai Favorit Millennial dan Gen Z

Berarti sudah menjalin komunikasi dengan Demokrat?

Demokrat sudah, walaupun komunikasi tetap dalam batas-batas tertentu, tidak intensif kepada koalisi, belum.

Tapi komunikasi ya saling bersilaturahim berjalan, bersilaturahim dengan partai-partai lain pun berjalan, dan bisa dilihat kita silaturahim dengan partai A, B, C ada, tapi ya sejauh itu saja, tapi intensif untuk koalisi belum.

Musyawarah Majelis Syura PKS ke IV menjadikan Bapak sebagai tokoh nasional, apa itu kode Bapak capres dari PKS?

[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya PartaiANTARA FOTO/Galih Pradipta

Jadi kalau keputusan itu penokohan, bukan pencapresan, salah satu targetnya adalah pertama, meningkatkan popularitas partai.

Ya kita dapatkan di beberapa titik suara PKS sendiri masih rendah, saya tidak sebutkan di titiknya, taruhlah di titik tertentu suara partai hanya 20-30 ribu, sedangkan partai lain itu suaranya di satu kursi, kita inginkan suara partai meningkat. Mudah-mudahan dengan penokohan ini suara partai bisa meningkat, itu yang kita inginkan.

Hubungan PKS dengan Anies Baswedan cukup dekat, apakah akan menggandeng Pak Anies di Pilpres 2024?

Hubungan dengan tokoh-tokoh nasional, termasuk Pak Anies kemudian yang lain-lain kita bangun selalu, jadi tidak ada PKS itu dalam langkah dan strateginya harus capresnya PKS, itu bukan strategi kita. Walaupun itu terjadi kita siap, kita ingin membangun kebersamaan dan kemaslahatan bangsa ini, siapa yang paling pas.

Kalau ingin bukti, bukti di DKI saat itu sudah jelas, siapa calon gubernur kita, siapa wagubnya, Mardani Ali Sera, tapi ketika muncul dan keinginan umat adalah saudara Anies Rasyid Baswedan menjadi tokoh yang dicalonkan untuk Gubernur gak apa-apa, kita mengalah, kebersamaan itu penting. Jadi untuk capres-cawapres semua bisa didiskusikan. Jadi dengan Pak Anies tetap hubungan jalan, komunikasi terus jalan.

Baca Juga: Presiden PKS: Ada Potensi Besar Anies Menang Pilpres 2024

Kira-kira dari internal PKS, yang layak jadi capres 2024 siapa?

Sekarang kita belum munculkan, nanti kita lihat ketika datang waktunya untuk muncul ya itu bisa saja. Tapi sampai saat ini belum ada dan hanya penokohan saja. Tapi kemungkinan itu bisa terjadi.

Jika PKS koalisi dengan Demokrat, capresnya Anies Baswedan, cawapresnya AHY bagaimana?

[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya PartaiKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu dengan Gubernur Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta pada Kamis (6/5/2021). (IDN Times/Aryodamar)

Semua itu bisa saja terjadi, sekali lagi apakah kita mampu mengajukan pasti perlu partai berikutnya, apakah partai C atau D. Kalau dua kan gak bisa karena jumlahnya di bawah 20 persen, walaupun itulah yang terbaik, kita gak ada masalah.

PKS dalam berpolitik itu tidak ada pokoknya, itu gak ada. Apa yang terbaik untuk bangsa ini, selalu kita lihat dari sisi itu, kita dahulukan untuk bangsa.

Kapan PKS akan mengumumkan capresnya, kader parpol lain sudah pasang baliho?

Jadi kalau partai lain itu saya lihat ya masing-masing aja belum keputusan partai, tinggal siapa yang kuat uangnya ya monggo silakan, tapi belum keputusan partai, sehingga banyak titik di sana-sini banyak balihonya, banyak yang mengkritisi, kita lihat banyak di media sosial terdapat kritik-kritik.

Jadi itu bukan keputusan partai, tapi keinginan pribadi saja, saya sih melihatnya di akhir 2022 atau di awal 2023 mulai tampak partai-partai dengan calon-calonnya.

PKS sudah membidik tokoh siapa saja di luar PKS?

Kita belum ya sampai sekarang, karena itu pasti keputusan Majelis Syura PKS, dan sampai saat ini kita belum memutuskan, tapi sekali lagi komunikasi, pendekatan, silaturahim kita lakukan terus.

Penegasan Pak, apakah PKS akan mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024?

Pak Anies salah satu yang memang cukup populer saat ini, tapi sekali lagi Pak Anies tidak punya partai, ini yang harus kita pahami juga, ada gak partai-partai lain yang mengusung juga Pak Anies, itu kan perlu dikaji juga.

Pak Anies, di bulan April 2022 juga seingat saya sudah berhenti jadi gubernur dan terjadi kekosongan, 2022, 2023, 2024, perlu dia untuk menjaga popularitasnya. Semua juga kita kaji, semua kita lakukan, diskusi tapi sampai saat ini Majelis Syura kita belum memutuskan.

Baca Juga: Usai Jadi Gubernur Anies Dinilai Bisa Gagal Jadi Capres 2024, Kenapa? 

Novel Bamukmin ingin menjadi wapres, apakah PKS ingin menggandeng dia mengingat punya hubungan dekat dengan PA 212?

[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya PartaiSigid Kurniawan/ANTARA FOTO

PKS ini hubungannya kemana-mana dekat, pertanyaannya, ketika ingin mencalonkan itu lewat perahu siapa? Itu juga. Dan ketika seseorang mencalonkan, sebelum mencalonkan sejauh mana popularitas dia dan elektabilitasnya. Jadi kita bicara dengan data di lapangan juga. Kalau mau mencalonkan semua juga siap, semua siap jadi presiden.

Tapi masalahnya, siapa pun yang akan mencalonkan coba lihat popularitasnya, kalau popularitasnya sudah rendah, sudah gak usah maju, dan partai mana yang akan mengusung, dan syaratnya pun harus diusung oleh partai politik.

Menurut Bapak, situasi KPK saat ini bagaimana?

[WANSUS] Salim Segaf: PKS Sulit Usung Anies karena Tak Punya PartaiIlustrasi gedung KPK (IDN Times/Vanny El Rahman)

Ya buat saya memprihatinkan, bagi saya KPK bukan semakin maju, tapi semakin mundur ke belakang. Ini yang membuat kita semakin prihatin, banyak mereka-mereka yang jelas korupsi dalam jumlah besar masih lolos. Ini memprihatinkan sekali, apalagi dengan dipecatnya (Novel Baswedan dkk) yang saya dengar di bulan November ini sudah akan dipecat.

Jadi kapan kita akan membenahi negeri kita yang besarnya adalah masalah korupsi, kalau orang-orang yang serius di KPK itu diberhentikan, apa gunanya kita mewujudkan, menjadikan KPK garda terdepan untuk memberantas korupsi. Ini perlu hadirnya orang nomor satu di negeri ini untuk serius menangani masalah ini.

Jadi bangsa kita ini dari tahun ke tahun semakin membawa ke perbaikan yang maksimal, tapi kelihatannya bagi saya berjalan di tempat. Saya berharap setiap pemimpin itu punya gerakan estafet.

Terkait kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan, apa pendapat Bapak?

Ya saya melihat setiap negara punya hak, apakah itu di Afghanistan atau di negeri apa pun mereka punya hak untuk membangun negerinya dengan sistem yang mereka inginkan. Perlu kita ketahui, Taliban adalah kelompok masyarakat muslim Sunni di Afghanistan yang bermazhab Hanafi, yang memiliki tarikah naksabandiyah. Jadi mereka adalah ahli sunnah waljamaah kalau dalam pandangan kita di Indonesia.

Saya ikuti salah satu juru bicara politiknya, ditanya 'apakah saudara akan menggunakan sistem demokrasi yang ada di dunia,' dia katakan 'kita juga akan kaji, karena banyak negara gak pakai sistem ini'.

Kemudian ditanya hal yang mendasar, 'apakah saudara akan melibatkan wanita dalam kabinet nanti', dia tidak mengatakan tidak atau iya, 'tapi semuanya akan kaji dan kami akan memilih yang sesuai dengan kebiasaan dan keinginan masyarakat kami di Afghanistan'.

"Jadi kalau saya ditanya, ya itulah keinginan yang saya dengar langsung dan saya kan tidak mengenal mereka secara pribadi, tapi saya tahu bahwa kelompok ini adalah kelompok Sunni dan kelompok ini ditanya juga dia 'apakah saudara akan memerintah seperti 20 tahun lalu', 'oh gak, kami belajar dari 20 tahun lalu, kami akan melihat sesuai karakter bangsa kami'.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya