Pemkab Aceh: Semua Pengungsi Rohingya yang Diselamatkan Negatif Corona

Pemkab memberlakukan rapid test ke para pengungsi

Aceh Utara, IDN Times - Puluhan imigran etnis Rohingya yang diselamatkan dari wilayah perairan Provinsi Aceh telah menjalani tes cepat COVID-19. Tujuannya, untuk memastikan tidak ada penyakit COVID-19 yang dibawa dan dapat menular ke warga Aceh. 

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, Andree Prayuda mengatakan berdasarkan hasil tes cepat (rapid test), tidak ada satu pun dari pengungsi itu yang menunjukkan hasil reaktif. 

"Mereka (para pengungsi) juga telah kita (lakukan) rapid (test) dan alhamdulillah, semuanya negatif (non reaktif)," ungkap Andree pada Sabtu (27/6). 

Usai dievakuasi dan diberi bantuan logistik, mereka kini ditampung untuk sementara waktu di bekas kantor imigrasi kelas II Lhokseumawe. Semula, Komandan Korem 011/Lilawangsa, Kolonel Infantri Sumirating Baskoro mengatakan akan kembali mendorong kapal berisi pengungsi etnis Rohingya itu keluar wilayah laut Indonesia. Namun, kini belum diketahui apa rencana terbaru pemerintah terhadap puluhan pengungsi Rohingya. 

“Untuk sementara ini, etnis Rohingya sudah dititipkan di Lhokseumawe tepatnya di bekas kantor imigrasi lama,” ujarnya lagi. 

Lalu, bagaimana sikap pemerintah pusat menanggapi luapan pengungsi Rohingya ini?

1. Pemda Aceh telah melakukan rapid test COVID-19 terhadap pengungsi Rohingya dan hasilnya negatif

Pemkab Aceh: Semua Pengungsi Rohingya yang Diselamatkan Negatif CoronaProses evakuasi imigran Rohingya yang terdampar di Aceh (Foto: Istimewa)

Andree menjelaskan usai dibawa ke darat, otoritas setempat melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap puluhan pengungsi Rohingya. Tes yang dilakukan adalah jenis rapid test. Kemudian, pemda mendistribusikan bantuan logistik bagi para pengungsi. 

“Jadi posisinya untuk logistik sudah kita bantu dan untuk kesehatan juga Alhamdulillah sehat semua, tidak ada yang sakit-sakit terutama sakit parah,” ujarnya.

Tak hanya pengecekan kesehatan umum, dalam situasi pandemik dan mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19, petugas juga melakukan tes cepat menggunakan rapid test terhadap para imigran tersebut. Hasilnya, seluruh imigran asal Myanmar itu non reaktif atau negatif COVID-19.

“Selain itu juga telah kita rapid dan Alhamdulillah, semuanya negatif (non reaktif),” kata dia lagi. 

Meski hasil tes cepat menunjukkan non reaktif, kabarnya Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tidak akan melanjutkan lagi tes kesehatan COVID-19 seperti pengambilan sampel tenggorokan terhadap 99 imigran asal Myanmar itu.

Andree mengungkapkan kecil kemungkinan pengungsi etnis Rohingya itu terinfeksi virus corona. Sebab, selama tiga bulan terakhir, mereka terombang-ambing di wilayah laut. 

“Kalau di-swab dulu rasanya terlalu jauh menurut saya oleh karena itu kita rapid test dahulu. Logikanya begini, mereka sudah rentang waktu selama tiga bulan di laut. Selama tiga bulan di laut itu kan mereka tidak ada kontak ke mana-mana selain ke sesama mereka. Jadi, kalau seandainya mereka ada yang terpapar positif itu pasti (di antara) mereka sudah terkena duluan di kapal itu. Akan tetapi kita tidak bisa memastikan seperti itu,” kata dia. 

Pemda memutuskan untuk melakukan rapid test dulu sebagai petunjuk untuk mengambil langkah selanjutnya. 

Baca Juga: Bantu Selamatkan Pengungsi Rohingya, Warga Aceh Dipuji Warganet

2. Pemda belum bisa mengambil keputusan lebih jauh nasib pengungsi Rohingya selanjutnya

Pemkab Aceh: Semua Pengungsi Rohingya yang Diselamatkan Negatif CoronaProses evakuasi imigran Rohingya yang terdampar di Aceh (Foto: Istimewa)

Sementara, terkait dengan kelanjutan nasib pengungsi Rohingya, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara belum bisa mengambil keputusan. Sebab, berdasarkan keterangan sementara yang mereka dapatkan, para imigran tersebut sebenarnya hendak berlayar untuk mencari negara pemberi suaka.

Sedangkan berdasarkan keterangan sementara, kapal yang ditumpangi sebelumnya oleh puluhan etnis Rohingya dari negara asalnya telah rusak dan tenggelam di tengah laut.

“Jadi, sebenarnya posisinya saat ini serba salah kita. Sebab sebenarnya tujuan mereka itu bukan Indonesia. Mereka tujuannya mencari suaka politik ke negara lain. Cuma kebetulan terdamparnya di sini karena kapal mereka karam. Sehingga, kami belum bisa mengambil langkah tindak lanjutnya,” jelas Andree.

3. Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dengan UNHCR dan IOM untuk menangani 99 pengungsi Rohingya

Pemkab Aceh: Semua Pengungsi Rohingya yang Diselamatkan Negatif CoronaMenteri Luar Negeri Retno Marsudi (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Sementara, melalui keterangan tertulis, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan para pengungsi etnis Rohingya sudah ditampung di bekas kantor imigrasi Lhoksemauwe, Aceh. Fokus utama Pemerintah Indonesia kini yaitu pemenuhan kebutuhan dasar, pemberian tempat penampungan sementara dan pelayanan kesehatan. 

"Hal-hal tersebut dilakukan dengan memastikan berlakunya protokol kesehatan guna mencegah virus COVID-19 di kalangan migran etnis Rohingya," kata Retno di situs resmi Kemenlu pada Jumat (26/6). 

Pemerintah pusat dan pemda bekerja sama dengan organisasi PBB untuk pengungsi  UNHCR serta IOM segera melakukan upaya penanganan lebih lanjut. Otoritas Indonesia juga tengah menyelidiki kemungkinan adanya unsur penyelundupan sehingga migran ireguler menjadi korban. 

"Penyelundupan manusia adalah kejahatan yang harus dihentikan dan memerlukan kerja sama kawasan dan internasional," ujar Menlu perempuan pertama di Indonesia itu.

Baca Juga: PM Malaysia: Kami Tidak Bisa Lagi Tampung Pengungsi Rohingya

Topik:

Berita Terkini Lainnya