Ilustrasi transaksi (IDN Times/Aditya Pratama)
Mustofa mengakui, sering menemukan fenomena serupa. Bahkan hampir terjadi di setiap kontestasi politik, seperti pemilu dan pilkada.
"Saya rasa, warna dan nuansa amplop beserta gambar partai politiknya juga mirip. Mereka tampaknya satu ideologi dan satu komunitas," ucap dia.
Mustofa menuturkan, perilaku semacam ini sangat berbahaya bagi demokrasi di Indonesia. Menurutnya, kegiatan politik uang tidak bermartabat, beradab, dan beretika.
"Lagi-lagi praktik politik transaksional terulang," tutur dia.
Lebih lanjut, Mustofa menegaskan, partai besutan Amien Rais ini akan tetap menjaga martabat partai dengan tidak menggunakan politik uang. Politik sistem transaksional hanya melahirkan pemimpin dan janji palsu.
"Kalau pun ada pemimpin yang bisa dimenangkan oleh uang, kami berani yakinkan bahwa regenerasi kepemimpinan mereka, hanya akan menghasilkan kader rusak dan tak memiliki gairah membangun negerinya," jelas dia.
"Mereka hanya akan menjadi penjual bangsa, kepada kepentingan asing semata, dan keuntungan dari sistem politiknya, hanya akan menguntungkan kelompoknya saja," imbuh Mustofa.