PDIP Klaim Menang di 17 Pilkada Jawa Tengah

12 Des 2020, 05:00 WIB

Ketua Bapilu PDIP Bambang Wuryanto. IDN Times/Fariz Fardianto

Jakarta, IDN Times - PDI Perjuangan mengklaim 17 kemenangan dari 21 pilkada di Jawa Tengah. Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto menjelaskan, perolehan itu berdasarkan quick dan real count sementara serta laporan dari Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN).

“Target dari kongres partai adalah kemenangan di 60 persen pilkada atau sekitar 15 pilkada di Jawa Tengah. Faktanya, dengan 17 daerah, artinya melebihi target tersebut. Mengukuhkan Jawa Tengah sebagai kandang banteng yang tak tercerabut dari akarnya,” kata Bambang lewat keterangan tertulisnya, Jumat (11/12/2020).

1. PDIP berhasil menang di wilayah tersulit di Jateng

Ilustrasi surat suara (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Bambang menjelaskan, salah satu kemenangan di Jateng yang cukup heroik adalah di Pilkada Kabupaten Pekalongan. Di sana, PDIP mengusung pasangan Fadia bersama Riswadi, kader murni partai yang sebelumnya menjabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan.

Selama ini, menurutnya, Pekalongan selalu sulit untuk dimenangkan. Dari 35 kursi DPRD setempat, PDIP hanya bisa memenangkan 5 kursi saja.

"Kita bertempur habis-habisan di situ. Akhirnya Kota Santri dimenangkan oleh kader PDI Perjuangan,” ujarnya.

2. PDIP klaim kemenangan di Sleman dan Bantul

Ilustrasi petugas KPU. IDN Times/Handoko

Di Yogyakarta, PDIP juga klaim kemenangan di Sleman dan Bantul. Ketua DPP PDIP Kota Yogyakarta Nuryadi mengatakan, pertarungan sengit terjadi di Gunung Kidul.

>Di Sleman, kader murni PDIP, Wakil Ketua DPC Danang Miharsa menjadi pemenang. Di Bantul, Wakil Ketua DPC Joko Purnomo juga menjadi calon dan muncul sebagai pemenang.

"Ini kita rebut kembali keduanya karena dulu sempat lepas. Kami mengucapkan terima kasih kepada warga Yogyakarta. Tak sia-sia," ujar Nuryadi.

3. PDIP sebut Gibran terpilih secara legitimate

Putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha

Kemenangan PDIP di Jawa Tengah dan Yogyakarta menurut Bambang, menjadi bukti kaderisasi partai untuk menyiapkan para pemimpin berhasil dilaksanakan.

Sebelumnya, isu-isu negatif banyak disebarkan demi menggoyahkan suara PDIP di Jateng yang merupakan kandang banteng. Misalnya isu politik dinasti di Pilwalkot Solo.

"Kalau dinasti kalau seperti Raja Jogja. Kalau pilkada seperti Mas Gibran ini kan pilihan rakyat. Kalau dia jelek, pasti gak bakalan dipilih, dan angka raihannya tak sampai setinggi itu. Yang datang ke TPS juga tinggi hingga 70,71 persen. Perolehannya 86,7 persen. Artinya tingkat legitimasinya tinggi. Jadi Mas Gibran terpilih secara legitimate,” ujar dia.