Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyampaikan surat yang berisi sikap politiknya kepada para kader partai tersebut. Salah satu isinya, menegaskan posisi PAN sebagai partai oposisi karena dianggap lebih bermartabat.
"Sikap oposisi lebih bermartabat, terhormat, dan sesuai aspirasi mayoritas anggota dan para pemilih PAN," kata senior instruktur PAN Icu Zukafril saat membacakan surat dari Amien dikutip dari kantor berita Antara, Sabtu (3/8).
Amien berpandangan, jika PAN mendukung tanpa syarat pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, masyarakat luas akan sangat sinis melihat sikap partainya. Kalau itu terjadi, menurut Amien, PAN akan ditinggalkan pemilihnya, "dan jangan berharap bisa lolos ambang batas parlemen pada Pemilu 2024."
"Kalau PAN mendukung tanpa syarat pemerintahan Jokowi, masyarakat luas sangat sinis dan jangan harap PAN bisa lolos ambang batas pileg yang akan datang," lanjut Amien.
Amien juga menegaskan bahwa PAN akan hina di hadapan Tuhan Yang Maha Esa apabila menggadaikan akidah dan politik untuk kepentingan sesaat. Menurut dia, masa depan PAN sungguh tragis dan tidak ada lagi jalan kembali jika sampai menggadaikan politik partai.
"Hidup cuma sekali, hidup bagaikan sandiwara singkat, cuma puluhan tahun saja. Mari kita ambil peran dan posisi yang diridai-Nya, jangan sebaliknya," ujarnya.
Sementara itu, Instruktur Perkaderan Senior PAN Icu Zukafril mengatakan arus bawah kader partai tersebut menginginkan agar PAN menjadi partai di luar pemerintahan atau oposisi. Hal itu dengan cara menjalankan fungsi kontrol terhadap jalannya pemerintahan.
"Memang oposisi. Saya keliling dan diundang memberi pembekalan ada namanya latihan kader amanat madya di beberapa daerah itu, denyut-denyut nadi mereka itu memang oposisi," kata Icu.
Menurut dia, kader PAN tidak merasa malu memilih jalan menjadi oposisi dan siap mengawal program pemerintahan Jokowi agar berpihak kepada rakyat. "Kalau bisa dikatakan, para kader sudah tidak mampu menegakkan kepala kalau PAN tidak menjadi oposisi," ujarnya.
Dia menyadari di tingkat elite PAN masih ragu-ragu dalam menentukan sikap politik untuk menjadi oposisi karena masih berupaya masuk dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Dia menilai ada elite PAN yang "berselancar" karena ingin menyelamatkan diri. Dia menyebut itu hal biasa. "Pemilik sebenarnya partai adalah kader. Elite ini kan tiap lima tahun melaksanakan kongres, kalau kongres tidak menghendaki maka selesai. Namun kalau kader itu permanen sampai mati," katanya.
Menurut dia, dirinya dan beberapa kader membuat kajian dan diskusi, dan hasil agregasi itu kita buat perumusan, makanya kita perlu buat FGD berkelanjutan atau berseri.