Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto mengaku bersedia untuk dikritik oleh publik. Asal isi kritiknya benar dan tidak didasari pada dendam pribadi. Pernyataan itu merupakan bagian dari pidato politik yang disampaikan di puncak HUT ke-17 Partai Gerindra pada Sabtu (15/2/2025) di Sentul City International Convention Centre (SICC), Bogor.
"Kita harus mau diawasi, dikoreksi dan dikritik, saudara-saudara. Tapi, kritiknya yang bener. Jangan kritik berdasarkan dendam," kata Prabowo.
Ia kemudian mengutip isi ceramah salat Jumat yang diikuti yakni Tuhan tidak akan merestui individu yang memiliki dendam di hatinya. Pernyataan Prabowo itu dilontarkan untuk menjelaskan dalam pandangannya tidak dikenal istilah lawan politik dalam demokrasi Indonesia. Menurut Prabowo, yang ada adalah kawan seperjuangan.
"Kita anggap pemilu atau pilkada bersaing. Begitu ada yang menang atau ada yang kalah, kita harus bersatu dan kerjasama. Bersatu tidak berarti semua masuk ke dalam pemerintahan, tidak. Kalau perlu iya (semua ada di dalam kabinet)," tutur dia.
Menurut Prabowo, parpol yang tidak berada di dalam pemerintahannya tetap patriot-patriot bangsa. "Mungkin dengan mereka ada di luar, akan membantu, mengoreksi, memperbaiki dan mengawasi kita. Kita harus mau diawasi," imbuhnya.