Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Profil Masjid Sunda Kelapa, Pusat Peradaban di Tengah Perumahan Elite

Masjid Agung Sunda Kelapa
Gerbang depan Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. (IDN Times/Dheri Agriesta).

Jakarta, IDN Times - Masjid Agung Sunda Kelapa menjadi salah satu rumah ibadah legendaris di kawasan Jakarta. Dibangun sejak 1960-an, masjid ini diharapkan bisa menjadi pusat peradaban di kawasan Jakarta.

Pada awalnya, lahan Masjid Agung Sunda Kelapa merupakan ruang terbuka alias taman di tengah kawasan Menteng. Hingga akhirnya, Pemerintah Provinsi DKI lewat Gubernur Soemarno memerintahkan untuk pengalihan fungsi lahan untuk rumah ibadah.

Gustaf Abbas, alumnus Institut Teknologi Bandung, menjadi inisiator dalam pembangunan Masjid Agung Sunda Kelapa. Ketika membangunnya, Gustaf Abbas menciptakan sebuah terobosan dalam Masjid Agung Sunda Kelapa dengan tak memasang kubah seperti masjid pada umumnya.

1. Punya menara mirip perahu

Masjid Sunda Kelapa
Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. (IDN Times/Dheri Agriesta).

Masjid Agung Sunda Kelapa juga tak memiliki bulan-bintang dan sederet simbol yang menjadi ciri khas dari rumah ibadah. Tapi, ada menara yang bentuknya mirip perahu, melambangkan sejarah dari Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai pusat penyebaran Islam di masa lalu.

Desain perahu ini juga menjadi simbol dari kepasrahan seorang muslim, mengharapkan rahmat dan kasih sayang Allah terhadap umatnya.

2. Banyak aktivitas ramah komunitas

Masjid Agung Sunda Kelapa
Pohon di area taman Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. (IDN Times/Dheri Agriesta).

Karena awalnya merupakan ruang terbuka, Masjid Agung Sunda Kelapa pada akhirnya menyatu dengan taman yang ada di sekitarnya. Dengan kondisi itu, masyarakat kawasan Menteng, hingga kawasan Jakarta lainnya sering menghabiskan waktu di sana.

Semua juga dikarenakan letaknya yang strategis, di tengah perumahan elite, serta jantung lalu lintas wilayah Jakarta. Dengan kondisi ini, Masjid Sunda Kelapa berhasil pula menarik jemaah dari luar wilayah Jakarta, seperti Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Mereka rutin beribadah di sana, karena sehari-hari bekerja di kawasan Menteng hingga Sudirman.

Masjid Sunda Kelapa juga memiliki sejumlah kegiatan sosial, pendidikan, dan kemasyarakatan. Di sini, ada layanan untuk orang-orang yang ingin menjadi mualaf.

Selain itu, ada aktivitas dakwah, kajian, hingga pendidikan Al-Quran untuk anak-anak. Terbaru, Masjid Sunda Kelapa membuka kelas pranikah.

3. Menjadi runner up di kompetisi Piala Gubernur Masjid EcoFriendly

Masjid Eco Friendly
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyerahkan piagam penghargaan kepada pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa di Balaikota, Kamis (26/6/2025). (IDN Times/Aditya Mustaqim).

Masjid Sunda Kelapa baru-baru ini dinobatkan sebagai runner up dalam kompetisi Piala Gubernur DKI Jakarta Masjid EcoFriendly by IDN Times. Mereka menempati peringkat kedua karena berbagai indikator dan upayanya dalam menggabungkan aktivitas masjid dengan kampanye ramah lingkungan.

Saat ini, Masjid Sunda Kelapa tengah mengembangkan pemanfaatan listrik tenaga surya. Kemudian, mereka rutin merawat area hijau terbuka untuk kenyamanan para jemaah.

Meski masih menggunakan pendingin ruangan dalam skala yang cukup masif, Masjid Sunda Kelapa pada dasarnya sudah berupaya untuk menciptakan lingkunan lebih baik. Kampanye lainnya dilakukan dengan proses pemilahan sampah untuk kepentingan daur ulang.

Masjid Sunda Kelapa juga ramah dengan difabel. Mereka menyediakan sejumlah fasilitas khusus untuk para difabel agar memudahkannya dalam beribadah di sana.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us