Prosentase Kematian karena Flu Burung Lebih Tinggi dari Virus Corona

Jakarta, IDN Times - Virus corona telah menyebar ke 25 negara berdasarkan data yang dikutip dari BBC research pada (4/2). Sementara, jumlah orang yang terjangkit sudah mencapai 20.676 orang.
Kendati begitu menurut Dokter Spesialis Paru RS Universitas Indonesia, dr. Diah Handayani, Sp.P(K) persentase kematiannya semakin turun, walau tingkat kematiannya meningkat. Selain itu tingkat penularan virus ini juga tergolong tinggi.
"Perkembangannya terlalu cepat, kemarin data global emergency penularan ke 1-2 orang, kalau sekarang bisa sampai 3-4 orang. Jadi, setiap 1 kasus baru berpotensi menularkan ke 3-4 orang," ujar Diah ketika berbicara di dalam seminar dengan tajuk "Fakta Corona Virus dan Influenza, Perilaku dan Pencegahan Penyakitnya" di RSUI pada Selasa (4/2).
Lalu, bisa kah individu yang sudah terjaring virus corona sembuh?
1. Prosentase tingkat kematian virus corona lebih rendah dibandingkan virus penyebab flu burung
Saat ini, dengan kematian 429 jiwa dari sebanyak 20.676 orang yang terjangkit, prosentase angka kematian akibat virus corona masih rendah.
"Kasus semakin bertambah, kematian bertambah, tapi persentasinya semakin turun menurun. Semoga trend nya ini tidak bergeser, artinya memang prediksinya 2-3 persen," kata dr. Diah.
Kemudian, ia juga membandingkan corona virus dengan kasus flu burung yang terjadi beberapa tahun lalu. Flu burung juga merupakan bagian dari keluarga virus corona yang diberi nama H5N1. Sedangkan corona, diberi nama 2019-nCov.
"Flu burung itu angka kematiannya sampai 80 persen lebih, jadi jauh lebih tinggi dibanding kasus ini (virus corona). Tapi, memang yang mengkhawatirkan adalah transmisinya," kata dr. Diah.
2. Virus corona masih bisa dilumpuhkan
Sementara, Spesialis Mikrobiologi RSUI dr. R. Fera Ibrahim, M.Sc., Ph.D., Sp.MK(K) mengatakan secara umum virus adalah mikroorganisme parasit yang tidak dapat hidup di luar sel inang, termasuk virus corona.
Artinya, bila virus corona berada di ruang terbuka dan belum menjangkit sel inang, maka masih bisa dilumpuhkan, salah satunya melalui pemanasan suhu sekitar 56°C selama 30 menit.
"Virus juga dapat dilumpuhkan dengan alkohol dengan kadar tertentu dan cairan disinfektan yang mengandung chlorine, hydrogen peroxide disinfectant, chloroform, dan pelarut lipid. Selain itu, sinar ultraviolet alami, seperti matahari dan udara bersih juga efektif untuk membersihkan virus, termasuk virus corona," kata dr. Fera.
3. Untuk cegah penularan virus corona publik didorong menerapkan gaya hidup sehat
Untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus, termasuk corona, dr. Diah menyarankan untuk menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), yaitu dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin, pola makan seimbang, istirahat cukup, dan berhenti merokok bagi perokok.
Selain itu, publik juga diminta untuk menghindari kontak dekat dengan orang yang menderita demam dan batuk, serta jangan konsumsi makanan mentah terutama dari hewan.
"Jangan lupa perhatikan etika saat bersin atau batuk. Jangan gunakan tangan untuk menutup hidung atau mulut, bila tidak memiliki tisu, gunakan lengan baju saat bersin atau batuk," ungkap dr. Diah.