Kisah Jennie Nabilah, Yatim Sejak Kecil yang Dapat Beasiswa ke Amerika

Kisahnya inspiratif banget!

Jakarta, IDN Times - Kisah inspiratif muncul dari Jennie, mahasiswa semester lima Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel, Surabaya. Jennie baru saja lolos seleksi MORA Overseas Student Mobility Awards (MOSMA) Kementerian Agama, dan mendapat beasiswa kuliah di Amerika Serikat.

Remaja bernama lengkap Jennie Nabilah itu baru duduk di kelas 5 SD saat ayah tercinta meninggal dunia. Peristiwa ini mengguncang kehidupan keluarganya, karena tulang punggung ekonomi keluarga mereka telah tiada.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Guru Muda Tegar Ristianto yang Mengabdi di Biak Papua

1. Pernah terancam berhenti sekolah, Jennie tidak menyerah karena percaya dengan Kuasa Tuhan

Kisah Jennie Nabilah, Yatim Sejak Kecil yang Dapat Beasiswa ke AmerikaANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Jennie bisa menyelesaikan belajarnya di sekolah dasar, tetapi berat baginya untuk lanjut ke sekolah menengah pertama (SMP). Kondisi ekonomi keluarga yang sedang tidak baik, membuat dia terancam berhenti sekolah.

Namun, Tuhan Maha Kuasa. Dia punya caranya tersendiri untuk memberi jalan bagi hamba-Nya. Jalan itu juga yang kini mengantarkan Jennie mencicipi kuliah di Amerika.

Dengan mata berkaca, Jennie menceritakan kisah perjuangannya hingga lolos seleksi MOSMA Kemenag, dan berhak kuliah satu semester di Buffalo State University, Amerika Serikat.

"Lulus SD 2016, saya hampir saja tidak bisa melanjutkan pendidikan ke SMP karena alasan biaya. Saat itu saya hampir putus sekolah," ujar Jennie dilansir dari Kementerian Agama, Minggu (20/8/2023).

2. Tumbuh dalam keluarga sederhana, sejak kecil Jennie dikenal gigih belajar

Kisah Jennie Nabilah, Yatim Sejak Kecil yang Dapat Beasiswa ke AmerikaIlustrasi siswa sekolah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Tumbuh dalam keluarga sederhana, Jennie kecil sudah dikenal gigih dalam belajar. Sekolah adalah kesenangan Jennie, bahkan dia selalu meminta pergi ke sekolah walaupun pada saat itu belum cukup umur.

"Saya sering merasa terpacu dan selalu ingin menemukan hal baru. Tapi seperti jalan raya pada umumnya, pasti ada beberapa lubang yang harus dilewati," ujar Jennie.

Lubang jalan yang dimaksud Jennie itu mulai ia rasakan semenjak ayahnya meninggal dunia. Kondisi ekonomi keluarga sedang sulit, sehingga tidak ada biaya untuk sekolah.

Di tengah kesulitan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang SMP, Tuhan memberikan pertolongan. Tetangga rumah yang berprofesi sebagai guru les datang ke rumah.

"Dia memberitahukan bahwa akan ada orang yang membantu biaya sekolahku hingga kuliah. Ini sesuatu yang sebelumnya terasa tidak mungkin digapai, tapi seolah kejutan. Surprise!" Aku percaya setiap niat baik akan ada jalannya," kata Jennie.

Pertolongan itu membuat Jennie bisa melanjutkan pendidikan. Bantuan itu dipahami Jennie sebagai tanggung jawab yang harus dijalani dengan baik dan sungguh-sungguh.

3. Setiap tahapan dijalani dengan serius, meski di tengah fasilitas yang serba terbatas

Kisah Jennie Nabilah, Yatim Sejak Kecil yang Dapat Beasiswa ke AmerikaIlustrasi Wanita Mengajar Les Privat (pexels.com/Julia M Cameron)

Setiap tahapan pendidikan dijalani dengan serius. Jennie berupaya menumbuhkan jiwa kompetitif, meski di tengah fasilitas yang serba terbatas. Misalnya saat akan ikut olimpiade, jangankan ikut les, untuk buku soal latihan saja harus pinjam dan fotokopi.

"Dulu masih merasa pesimis ketika melihat teman sejawat bisa pergi ke les privat olimpiade. Namun, aku percaya yang terpenting jangan membatasi kegigihan diri sendiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri, karena sebenarnya konsep itu yang mahal untuk berjalan," ujar Jennie.

Jennie berprinsip long life learning, dia ingin terus berusaha menemukan banyak pengalaman di setiap babaknya hingga semua lancar dan gemilang.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Sigit Aprianto, Memulai Usaha di Ujung Timur NTB

4. Dihadapkan persoalan biaya, keluarga dan teman sempat menyarankan tidak usah kuliah

Kisah Jennie Nabilah, Yatim Sejak Kecil yang Dapat Beasiswa ke AmerikaIlustrasi lingkungan SMA 3 Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Bak memutar kaset, Jennie kembali di hadapkan pada persoalan biaya saat akan melanjutkan pendidikannya.

"Orang yang selama ini membantu pendidikan saya dari SMP hingga SMA, dia hanya sanggup untuk membiayai kuliah saya jika bukan melalui jalur mandiri," ujar dia.

Jennie sangat berterima kasih atas bantuan yang dia terima, sehingga bisa sekolah sampai lulus SMA. Tapi dia ingin kuliah, dia berusaha mendaftar pada jalur prestasi, sehingga memungkinkannya mendapat beasiswa, tetapi upayanya belum membuahkan hasil.

Bingung mendera. Liburan sekolah setelah lulus SMA praktis kurang bisa dinikmatinya, apalagi saat diskusi dengan keluarga dan teman-teman, tidak sedikit yang bilang tidak perlu kuliah.

"Sempat down, tapi sejak kecil saya selalu ingin terus berjalan jauh di jenjang pendidikan. Sempat terbesit, apakah memang harus sampai di sini saja?" ujar Jennie.

5. Sempat putus asa, kini ada dua orang yang membantu biaya pendidikan Jennie

Kisah Jennie Nabilah, Yatim Sejak Kecil yang Dapat Beasiswa ke AmerikaUIN Sunan Ampel Surabaya (uinsa.ac.id)

Jennie berupaya memupuk asa, dia yakin ada jalan agar bisa terus kuliah. Alhamdulillah Tuhan menjawab doanya, bahkan melalui jalan di luar dugaannya.

"Sekali lagi, memang manusia ini terbatas, tapi Tuhan tidak," lanjutnya.

Kini, ada dua orang yang membantu biaya pendidikan Jennie. Dia pun mendaftar dan diterima di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Jalan menimba ilmu di bangku kuliah terasa semakin mulus, setelah Jennie di UIN Sunan Ampel mendapat beasiswa.

Pada 15 Juni 2023, Jennie mendengar program MOSMA Kementerian Agama. Ada peluang beasiswa kuliah di luar negeri bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

MOSMA merupakan salah satu program implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka. MOSMA berbentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri.

Program ini berlangsung selama satu semester dengan durasi maksimal enam bulan. Melalui program ini, mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS) di kampus asal.

Jennie tidak menyia-nyiakan peluang ini. Kuliah di Amerika yang tak pernah dibayangkan, kini terbuka jalannya.

"Hadirnya program MOSMA terasa tepat waktu. Langsung saja jemput kesempatan, menyiapkan berkas, sertifikasi bahasa, wawancara, dan dinyatakan lolos dengan negara tujuan Amerika. Rencana Tuhan se-out of the box itu ya?" ucap Jennie.

"Insyaallah saya terbang ke Amerika pada 26 Agustus 2023," lanjutnya.

6. Lolos MOSMA, Jennie berterima kasih kepada Menteri Yaqut Cholil Qoumas

Kisah Jennie Nabilah, Yatim Sejak Kecil yang Dapat Beasiswa ke AmerikaMenteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas. (IDN Times/Aryodamar)

Jika diputar ulang, Jennie tidak pernah menyangka remaja yang dulu terancam putus sekolah dan sempat disarankan tidak usah kuliah, sekarang akan mencicipi belajar di Amerika.

Jennie tidak pernah menduga. Sebagai manusia, dia hanya berusaha maksimal. Dia merasa memiliki tanggung jawab untuk memerdekakan hidup.

"Untuk seluruh pelajar, remaja, dan semuanya yang sedang berjuang untuk apapun itu yang kalian impikan, percayalah bahwa kalian memiliki kesempatan dan hak untuk berusaha mewujudkannya," kata Jennie.

"Sejujurnya yang lebih mahal adalah keyakinan kepada diri untuk terus berjalan dan mewujudkannya. Percaya bahwa setiap niat baik ada jalannya, karena Tuhan tahu jalan yang tepat untuk kita," sambungnya.

"Terima kasih Gus Men, Yaqut Cholil Qoumas. Terima kasih MOSMA Kementerian Agama. Program ini terbukti memperluas akses bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa menimba ilmu di seluruh penjuru dunia," tutup Jennie.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya