Retno dan Prabowo Terima Kunjungan Menlu Australia, Ini yang Dibahas

Ada isu bilateral sampai regional

Jakarta, IDN Times – Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne pada hari ini, Kamis (9/9/2021) di Kementerian Luar Negeri, Jakarta. Kedua menlu tersebut didampingi menteri pertahanan (menhan) dari masing-masing negara, yakni Menhan Prabowo Subianto dari Indonesia dan Menhan Australia Peter Dutton.

Menurut pernyataan Retno, mereka membahas banyak hal dalam pertemuan 2+2 tersebut, yakni termasuk hubungan bilateral kedua negara.

“Pembahasan kami antara lain terfokus pada upaya percepatan pemulihan ekonomi, terutama pada memaksimalkan manfaat IA-CEPA sebagai alat penting untuk memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia,” kata Retno, merujuk pada Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Australia (IA-CEPA).

Retno mengatakan bahwa perdagangan bilateral telah meningkat secara signifikan pada paruh pertama 2021, melonjak dari 3,52 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada periode yang sama tahun lalu menjadi 5,83 miliar dolar AS.

“Kami juga melihat proyek investasi baru Australia yang menjanjikan di Indonesia, termasuk di sektor energi seperti yang dicontohkan oleh Fortescue Metal Group di Papua dan Kalimantan,” kata Retno.

Baca Juga: Australia Pulangkan 97 Warganya dari Bali dengan Pesawat Komersil

1. Membahas isu regional

Retno dan Prabowo Terima Kunjungan Menlu Australia, Ini yang DibahasMenteri Luar Negeri Australia Marise Payne (dok. Kementerian Luar Negeri)

Terkait isu-isu regional, Retno mengatakan Australia dan Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dari upaya menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Ia menjelaskan bahwa kedua negara bertukar pandangan tentang potensi program kerja sama konkret untuk mengimplementasikan Outlook ASEAN tentang Indo-Pasifik.

Selain itu, para menteri juga membahas situasi di Myanmar di mana Indonesia dan Australia berkomitmen untuk memberikan kontribusi bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Myanmar.

“Saya berbagi informasi bahwa ASEAN saat ini sudah dalam tahap lanjut untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan gelombang pertama. Keselamatan dan keamanan sangat penting dalam memastikan keberhasilan pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut,” ujarnya.

“Kami menggarisbawahi pentingnya penerapan Lima Poin Konsensus. Dan dalam pertemuan itu, saya mengulangi posisi Indonesia bahwa akses untuk bertemu dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar sangat penting bagi Utusan Khusus ASEAN untuk memulai pekerjaannya,” lanjut Retno.

2. Membahas isu Afghanistan

Retno dan Prabowo Terima Kunjungan Menlu Australia, Ini yang DibahasMenhan Australia Petter Dutton (kiri), Menlu Australia Marise Payne (kedua kiri), Menlu Indonesia Retno Marsudi (kedua kanan), Menhan Indonesia Prabowo Subianto (kanan). (dok. Kementerian Luar Negeri)

Para menteri juga membahas isu Afghanistan yang kini dikuasai Taliban. Retno mengatakan Indonesia memantau secara ketat situasi di lapangan, termasuk pembentukan pemerintahan sementara (caretaker government).

“Indonesia terus menggarisbawahi pentingnya membangun pemerintahan yang inklusif di Afghanistan,” kata Retno. “Indonesia berharap Afghanistan tidak dijadikan sebagai tempat berkembang biak dan pelatihan organisasi teroris dan kegiatan yang mengancam perdamaian dan stabilitas di kawasan.”

“Dan Indonesia juga berharap agar hak asasi manusia, khususnya hak perempuan dan anak perempuan, terus dihormati dan dimajukan. Kami juga membahas kerja sama Indonesia-Australia di Pasifik,” tambah Retno.

Baca Juga: RI Terima Kiriman 500 Ribu Vaksin AstraZeneca dari Australia 

3. Isu kerja sama Indonesia-Australia di Pasifik

Retno dan Prabowo Terima Kunjungan Menlu Australia, Ini yang DibahasMenteri Luar Negeri Australia Marise Payne bersama Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi (dok. Kementerian Luar Negeri)

Dalam isu kerja sama Indonesia-Australia di Pasifik, Retno mengatakan bahwa ia menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Pasifik, termasuk melalui Forum Kepulauan Pasifik (PIF).

“Dalam konteks ini, saya sangat menghargai dukungan Australia untuk 2nd Pacific Exposition yang akan diselenggarakan secara virtual oleh Indonesia pada bulan Oktober dan akan memberikan kesempatan bagi Negara-negara Pasifik untuk memperkuat kerjasama ekonomi dan people to people,” katanya.

“Saya juga yakin bahwa MoU Kerjasama Trilateral dengan Negara-negara Pasifik yang Menteri Luar Negeri Payne dan saya tandatangani hari ini menyediakan platform pengiriman untuk kontribusi bersama yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi dan manusia di kawasan itu.”

Retno menambahkan bahwa dalam kunjungan Menteri Payne dan Menteri Dutton juga dilakukan penandatanganan 3 MoU lainnya, yaitu MoU Penanggulangan Terorisme dan Ekstremisme Kekerasan; MoU Kerjasama Cyber ​​dan Emerging Cyber ​​Technology; dan Pengaturan Kerjasama Pertahanan yang baru saja ditandatangani oleh kedua Menteri Pertahanan.

Retno juga tidak lupa mengucapkan terima kasih pada Australia yang telah banyak membantu Indonesia memerangi pandemik COVID-19.

“Australia dan Indonesia adalah Mitra Strategis yang Komprehensif. Kami senang melihat kemitraan ini tumbuh dari kekuatan ke kekuatan. Saya juga senang melihat bahwa kemitraan ini bekerja dengan baik bahkan selama masa-masa sulit ini. Sehubungan dengan itu, izinkan saya menyampaikan apresiasi Indonesia kepada Australia atas dukungannya selama ini selama pandemi,” katanya.

Retno mengatakan selama pandemik ini Australia telah mengirimkan 1 juta dosis vaksin AstraZeneca, 1.000 ventilator, 700 konsentrator oksigen, 170 tabung oksigen, tes cepat antigen dan perlengkapan medis lainnya.

“Bersama-sama, kita bertekad untuk mengatasi pandemi ini dan berkontribusi terhadap ketahanan kesehatan di wilayah ini,” ujar Retno.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya