Tingkatkan Produksi Pertanian, Ketersediaan Alsintan Terus Digenjot

Alsintan masih sangat dibutuhkan petani

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan peningkatan produksi pertanian. Selain memastikan ketersediaan pupuk dan benih unggul, mekanisasi pertanian juga digenjot demi mendorong peningkatan produksi.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, penyediaan alat dan mesin pertanian (Alsintan) harus dilanjutkan. Dengan catatan, semua kontrak alsintan yang tertunda akan dievaluasi dan dilanjutkan bila pengadministrasiannya telah terbukti dilaksanakan dengan baik dan benar.

“Tidak ada basa-basi dalam membangun negeri ini, kerja saja. Pertanian Indonesia ini hebat. 2017 sudah swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” ungkap Amran dalam keterangan pers pada Senin, (30/10). 

1. Kebutuhan alsintan saat ini mencapai 50.000 unit

Tingkatkan Produksi Pertanian, Ketersediaan Alsintan Terus DigenjotAlat mesin pertanian. (dok. Kementan)

Mentan Amran menjelaskan bahwa kontrak alsintan yang sudah ada akan dievaluasi dan ditindaklanjuti kembali untuk memenuhi kebutuhan petani. Pasalnya, alsintan sangat membantu petani untuk bekerja lebih cepat, efisien dan produktivitas menjadi lebih meningkat. 

"Akan kita tindak lanjuti, kami sudah minta untuk dibuka kembali. Kenapa petani butuh alsintan itu, sebab sekarang ini masih kurang," ujar Amran.

Tak hanya itu, Kementan juga akan mempermudah petani dalam mengakses alsintan, yakni dengan sistem pinjam pakai melalui Brigade Alsintan di tingkat kabupaten. 

"Kementan berkomitmen untuk membawa alsintan lebih dekat ke tangan petani untuk meningkatkan produktivitas mereka. Salah satunya melalui Brigadir Alsintan di setiap kabupaten," sebut Amran.

Diungkapkannya, untuk saat ini kebutuhan alsintan mencapai 50.000 unit. Ia belum bisa menyebutkan ketersediaan berapa jumlah total alsintan yang tersedia secara spesifik.

"Saya lihat grafiknya pada tahun ini menurun, tentu produksi turun. Saya sudah cek grafiknya ternyata kurang," tambahnya.

Baca Juga: Cegah Tindak KKN, Mentan Amran Minta KPK Berkantor Lagi di Kementan

2. Terapkan konsep pertanian modern

Tingkatkan Produksi Pertanian, Ketersediaan Alsintan Terus DigenjotAlat mesin pertanian. (dok. Kementan)

Amran menjelaskan, umur ekonomis alsintan adalah 5 tahun. Setelah itu, alsintan akan memasuki umur teknis yang berdampak kepada biaya perbaikan alsintan yang lebih tinggi daripada hasilnya.

"Lihat nanti kebutuhannya. Kita masih harus menghitung berapa luas lahan kita, karena pertanian modern itu tidak bisa dihindari," katanya.

Menurutnya, untuk bisa meningkatkan produksi komoditas pertanian tidak lagi bisa dikelola secara tradisional, seperti dengan cara membajak sawah dengan sapi.

"Untuk itu, kita harus mengangkat pertanian modern. Harus menggunakan alat mesin," pungkasnya.

Ia pun mengatakan, swasembada beras dan jagung menjadi sangat penting bagi Indonesia di tengah ancaman krisis pangan nasional. Mengingat saat ini Indonesia tengah memasuki masa tanam I pada bulan Oktober-Maret, Mentan Amran memiliki harapan besar untuk meningkatkan produksi padi dan jagung di tahun 2024.

“Kita akan mencetak sejarah lagi. Dulu kita pernah berhasil, 3-4 kali swasembada. Kali ini kita akan ulang dan jadikan permanen,” tutupnya.

3. Tingkatkan produktivitas dan menekan biaya produksi

Tingkatkan Produksi Pertanian, Ketersediaan Alsintan Terus DigenjotDirektur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil. (dok. Kementan)

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil mengungkapkan, ada sejumlah kontrak alsintan yang sempat dihentikan untuk dievaluasi ulang. 

Penambahan alsintan ini merupakan urgensi terhadap percepatan tanam dalam mewujudkan target produksi beras dan jagung. “Kini bagaimana kita berusaha menekan biaya pertanian, sehingga biaya produksi bisa rendah, kemudian mampu meningkatkan produktivitas dan menekan biaya produksi,” kata Ali Jamil.

Dia menilai, untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas, efisiensi biaya dan peningkatan daya saing, konsekuensinya memang dengan menggunakan alsintan. 

Menurutnya, dari sisi biaya, kini tenaga manusia lebih mahal dan sangat kurang. Tentunya dengan memanfaatkan alsintan bisa menekan biaya. Bahkan, penggunaan alsintan akan meningkatkan daya saing pertanian.

Ali Jamil menambahkan, urgensi lain pemanfaatan alsintan adalah mengatasi kelangkaan tenaga kerja. Kini telah dirasakan tenaga kerja pertanian semakin langka, bahkan sudah tua. Sedangkan generasi muda masih enggan masuk dalam pertanian. 

“Kontrak dilanjutkan untuk memenuhi tingkat kecukupan alsintan pra panen di daerah. Selain itu, juga untuk mendorong generasi muda masuk ke pertanian, tentunya pemanfaatan alsintan sangat diperlukan,” tegasnya. (WEB)

Baca Juga: Kejar Swasembada, Mentan Hadirkan Ekosistem Antikorupsi di Kementan

Topik:

  • Ridho Fauzan

Berita Terkini Lainnya