Ini Kata Millennial soal Sulitnya Memilih Capres Idaman

#Pilpres2019 salurkan suara millenial secara tepat

Artikel ini merupakan jawaban dari pertanyaan terpilih yang masuk ke fitur #MillennialsMemilih by IDN Times. Bagi pembaca yang punya pertanyaan seputar Pilpres 2019, bisa langsung tanyakan kepada redaksi IDN Times.

Jakarta, IDN Times – Pesta demokrasi di Indonesia tidak lama lagi akan segera berlangsung. Segala lapisan masyarakat menggunakan hak pilihnya untuk menentukan nasib bangsa Indonesia 5 tahun mendatang, termasuk kaum millenial.

Kelompok generasi millennial Indonesia yang sekaligus pemilih usia 17 hingga 35 tahun, akan menentukan arah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 karena ukuran populasi mereka yang signifikan, yakni sekitar 40 persen dari pemilih. Jumlah tersebut membuat generasi millennial menjadi lahan suara yang menggiurkan dalam pertaruhan politik ini. Bahkan, suara mereka kemungkinan akan menjadi penentu siapa yang akan memenangkan RI 1.

Namun, apakah sulit bagi kaum millennial untuk menentukan pemimpin negara? IDN Times berbincang dengan sejumlah millennial yang jadi calon pemilih dalam pilpres kali ini. Yuk, kita intip pendapat mereka!

1. Calon presiden harus menunjukkan kerja nyata

Ini Kata Millennial soal Sulitnya Memilih Capres IdamanIDN Times/Istimewa

Ditanya soal pilihan di pilpres nanti, tidak jarang dari para millennial yang mengaku masih sulit untuk menentukan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) idaman. Bunga Shafira, 21, salah satu dari mereka.

“Saya pribadi masih belum yakin untuk menentukan pilihan,” kata mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta tersebut. Dirinya masih terpengaruh oleh kritik-kritik yang sering dilontarkan masyarakat tentang kedua paslon, ada yang membagus-baguskan dan ada yang menjelek-jelekan lawannya.

Salah satu pertimbangan dalam memilih, menurutnya, paslon itu sendiri harus menunjukkan kerja nyata. “Yang terpenting adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia. Jangan sampai yang kaya makin kaya, sementara yang miskin makin miskin,” lanjutnya.

2. Calon presiden harus bertindak tegas

Ini Kata Millennial soal Sulitnya Memilih Capres IdamanIDN Times/istimewa

Hal senada juga dikatakan oleh Terisia Kristianti, 21, mahasiswa salah satu universitas di Jakarta. Sebagai pemilih pemula, ia masih ragu menentukan pilihannya dalam Pilpres 2019.

Mengenai latar belakang atau sepak terjang, kedua paslon sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ia menilai, Joko Widodo, calon presiden nomer urut 1 memiliki track record yang baik dalam membangun citra positif di masyarakat, terutama di kalangan millennial.

Namun, ia juga melihat ketegasan yang dimiliki Prabowo Sugianto, calon presiden nomer urut 2. Karakter tersebut penting dimiliki oleh seorang pemimpin negara.

“Seorang pemimpin harus punya karakter berwibawa dan mau mendengarkan keluh-kesah rakyatnya. Kalau pemimpin punya karakter tersebut, ia akan tegas dan cekatan untuk bertindak ketika menangani permasalahan di negaranya,” ujarnya.

3. Calon presiden jangan saling menjatuhkan lawan

Ini Kata Millennial soal Sulitnya Memilih Capres IdamanIDN Times/Istimewa

Tidak jauh berbeda, pemilik akun Twitter @niakinassh merasa masih sulit menentukan calon presiden pilihan. “Lumayan sulit, soalnya saya termasuk pihak yang netral dan tidak hanya fokus ke satu kubu saja,” ujarnya.

Terlepas dari itu, baginya, pertimbangan yang paling penting dalam memilih adalah masing-masing capres dan cawapres harus bisa membuat rakyatnya percaya dengan membuktikan semua janji yang pernah dibuat. “Jangan saling menjatuhkan satu sama lain dan membuat tuduhan yang tidak benar antar sesama kandidat,” tegasnya.

Baca Juga: KPU Hadirkan Format Baru dalam Debat Kedua Capres-Cawapres

4. Calon presiden yang memiliki kinerja baik

Ini Kata Millennial soal Sulitnya Memilih Capres IdamanIDN Times/Istimewa

Berbeda dengan millennial yang lain, Natasha Angela merasa tidak sulit dalam menentukan presiden yang akan dia pilih saat pemilu mendatang. “Saya memilih berdasarkan kinerja yang sudah dibuktikan untuk memajukan Indonesia. Saya berpihak pada paslon 1 bukan karena tidak menyukai paslon 2,” kata mahasiswa jurusan public relations tersebut.

Selama 5 tahun menjabat, ia menilai kinerja Jokowi yang cukup baik untuk memajukan Indonesia. Hal ini, kata Natasha, dinilainya dari attitude Jokowi dan kontribusi yang sudah diberikan selama menjabat.  

5. Calon presiden harus melakukan perubahan ke arah positif

Ini Kata Millennial soal Sulitnya Memilih Capres IdamanIDN Times/Istimewa

“Gak sulit sih," kata Novia Wijaya mengawali pembicaraan tentang seberapa mudah ia menentukan pilihan dalam pilpres nanti. "Soalnya saya sudah merasakan perbedaan dari pemerintahan yang sebelumnya dengan pemerintahan yang sekarang ini,” lanjutnya.

Menurutnya, banyak pemberitaan media, baik media online maupun televisi yang memberikan informasi mengenai latar belakang kedua pasangan capres dan cawapres. Tidak jarang ada pemberitaan yang saling menjatuhkan untuk mempengaruhi pilihan warganet.  

“Saya memang tidak begitu paham mengenai masalah politik tetapi sudah kelihatan jelas mana yang cocok untuk menjabat sebagai presiden di periode selanjutnya,” tambah perempuan 21 tahun itu.

Pada generasi-generasi sebelum millennial, hal yang rawan dalam menentukan pilihan politik ialah, adanya informasi yang salah hingga terjadinya hegemoni informasi. "Millennial yang bergantung dengan internet harus bijak memilih informasi tersebut agar suara mereka tersalurkan secara tepat."

Baca Juga: Pesan Ketua DPR ke Pemilih Millennials: Selfie TPS lalu Share, Top!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya