6 Update Kasus Brigadir J, Kasus Dugaan Pelecehan Dioper ke Bareskrim

Timsus Polri umumkan hasil autopsi dan CCTV kasus Brigadir J

Jakarta, IDN Times - Kasus kematian Nofrianyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J hingga kini masih dalam proses penyelidikan Polri. Hari ini, Minggu (31/7/2022), keluarga Brigadir J kembali mengungkap hubungan baik antara keluarga Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo dengan keluarga Brigadir J.

Pihak keluarga juga masih meyakini, pelaku pembunuhan Brigadir J lebih dari satu orang. Keluarga juga merasa ada yang janggal dengan waktu kematian Brigadir J. Termasuk soal dugaan ketakutan yang dialami polisi 27 tahun itu terkait adanya dugaan ancaman pembunuhan yang dialaminya.

Sementara, dalam proses penyelidikan, tim khusus Polri akan mengumumkan hasil autopsi pertama jenazah Brigadir J dan rekaman CCTV detik-detik jelang kematian Brigadir J pada pekan ini. Sedangkan, pada penyelidikan eksternal Polri, Komnas HAM akan kembali memanggil istri dan ajudan Ferdy Sambo, serta asisten rumah tangga (ART) dan tenaga kesehatan (nakes) yang memeriksa tes PCR Ferdy Sambo.

Tidak hanya itu, Komnas HAM juga akan memanggil tim Siber dan Labfor Polri yang melakukan autopsi pertama terhadap jenazah brigadir J di RS Polri Kramat Jati.

Update kasus kematian Brigadir J lainnya yakni Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) juga siap memeriksa istri Ferdy Sambo, PC. Kasus dugaan pelecehan seksual dan penodongan senjata yang diduga dilakukan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, ditarik Bareskrim Polri yang sebelumnya ditangani Polda Metro Jaya.

Berikut update kasus kematian Brigadir J per Minggu (31/7/2022) yang dirangkum IDN Times.

Baca Juga: Timsus Polri Umumkan Hasil Autopsi dan CCTV Kasus Brigadir J Pekan Ini

1. Keluarga Brigadir J kembali ungkap kedekatan mereka dengan keluarga Ferdy Sambo

Keluarga Brigadir J mengakui hubungan kekeluargaan yang terbangun antara mereka dengan keluarga Ferdy Sambo tak hanya sebatas kerja antara atasan dan anak buah, melainkan hubungan anak dan orang tua.

Meski kedua keluarga besar tak pernah bertemu tatap muka, namun komunikasi melalui Brigadir J selalu intens. Bahkan kedua keluarga saling memberi hadiah atau oleh-oleh.

"Dia udah kawal Ferdy Sambo sejak 2019 akhir sampai sekarang, kurang lebih 2,5 tahun. Dekat sekali hubungan antar keluarga ini," ungkap bibi almarhum, Rohani Simanjuntak kepada IDN Times, Minggu (31/7/2022).

Seluruh keluarga tahu ketika Ferdy Sambo dan istrinya kerap menitip salam untuk kedua orangtua Brigadir J di Jambi saat pulang kampung. Tak hanya dekat dengan Brigadir J, PC, juga dekat dan terkesan baik dengan adik korban yang juga seorang polisi yang bertugas di Mabes Polri.

"Adiknya juga suka diundang ke rumah mereka (Ferdy Sambo). Pokoknya Yosua ini sudah dianggap seperti anak sendiri," ungkap dia.

Kedekatan antara keluarga jenderal bintang dua dengan sang ajudan juga berkaitan dengan pekerjaan keluarga. Mulai dari berbelanja atau sekadar mengantar anak Ferdy Sambo. Sebagai ajudan, Brigadir sering diminta mengawal.

"Si Yosua ini bahkan jadi rebutan di keluarga (Ferdi Sambo). Mulai dari belanja, mengantar anak sekolah, dan mengawal keluarga mereka," jelas dia.

PC secara khusus pernah membawakan kue untuk keluarga Brigadir J. Terakhir saat libur tahun baru atau 1 Januari 2022, PC menitipkan buah tangan untuk keluarga di Sungai Bahar, Jambi. Saat itulah terakhir Brigadir J bertemu keluarga.

Bertukar oleh-oleh juga sudah sering dilakukan kedua keluarga. Kakak Brigadir J bahkan sempat membuatkan untuk istri Ferdy Sambo, PC, kue nanas untuk dibawa adiknya ke Jakarta. Kue itu diakui sempat dimakan PC.

"Bu Sambo sempat bilang, mau lah dibawakan makanan khas Jambi, jadi dibawakan pempek Jambi dan kue nanas buatan sendiri," ungkap dia.

Kendati, Brigadir J tak pernah bercerita soal pekerjaan. "Dia gak mau cerita kalau ada masalah di pekerjaan, apa lagi soal kesusahan hidupnya. Kalau ditanya selalu cerita yang baik-baik saja," tutup Rohani.

2. Keluarga masih yakin Brigadir J dibunuh oleh lebih dari satu orang

Keluarga hingga kini masih meyakini, kematian Brigadir J akibat pembunuhan lebih dari satu orang pelaku. Sebagai seorang anggota polisi, Brigadir J dinilai bisa membela diri atau menghadapi satu orang yang mengancam keselamatannya.

"Keinginan keluarga minta kemarin pemakaman secara kedinasan, autopsi ulang sudah terlaksana. Sekarang tinggal keadilan. Harus dibuka siapa pelakunya. Menurut kami bukan hanya Bharada E saja pelakunya, tapi lebih dari satu orang," ungkap Rohani Simanjuntak bibi Brigadir J kepada IDN Times, Minggu (31/7/2022).

Keluarga hanya berharap nama baik Brigadir J segera dipulihkan. Pihaknya ingin kasus ini berjalan transparan jika melibatkan petinggi Polri. Kecurigaan keluarga atas kematian J cukup menyayat hati.

Sebab dalam tubuh Brigadir J ditemukan banyak luka bukan hanya dari tembakan senjata api. Ada beberapa memar di tubuh, pergelangan tangan, jari tangan kaki patah. Lalu memar di tubuh bagian belakang, hingga rahang serta pundak yang bergeser.

"Kami menduga karena tidak melihat secara kasat mata bahwa pelaku lebih dua. Meski Bharada E terlibat, kami meyakini ada orang lain," ujar dia.

Kecurigaan itu bertambah dari waktu meninggalnya Brigadir J yang berlangsung enam menit. Dari data terakhir Brigadir J, membuka handphone terakhir pukul 17.05 WIB. Sedangkan pengumuman meninggalnya Brigadir J versi polisi terjadi pukul 17.11 WIB.

"Terlalu singkat meninggal dengan berbagai macam luka. Melihat lukanya itu tak mungkin dilakukan dalam waktu singkat dan satu orang," jelas dia.

Kecurigaan keluarga bertambah setelah satu hari jelang pemakaman Brigadir J, Minggu (10/7/2022), Vera Simanjuntak, kekasih Brigadir J menangis tak berani melihat langsung jasad korban. Bibi Yosua berusaha menghibur dan menggali keterangan terkait masalah yang membelit keponakannya tersebut.

Vera menyebutkan dirinya sempat diberi tahu oleh Brigadir J yang mendapat ancaman pembunuhan. Namun Vera diminta Brigadir J untuk menceritakan masalahnya kepada kelarga. "Memang katanya sudah diancam tapi Yosua gak berani sebut nama siapa yang mengancam dirinya," kata dia.

3. Timsus Polri umumkan hasil autopsi dan CCTV kasus Brigadir J pekan ini

Tim Khusus (Timsus) Mabes Polri akan mengumumkan hasil autopsi pertama Brigadir J dan memaparkan soal CCTV yang merekam detik-detik sebelum peristiwa berdarah di rumah dinas Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo pekan ini.

“Iya (hasil autopsi pertama dan CCTV akan diumumkan pekan ini),” kata Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo kepada IDN Times, Minggu (31/7/2022).

Dedi menjelaskan, pihaknya belum menjadwalkan pengumuman hasil autopsi dan CCTV yang dimiliki Polri itu. Sebab, ia juga masih menunggu data lengkap dari Timsus. “(Masih) nunggu update lagi dari Timsus,” ujar dia.

Namun demikian, Dedi memastikan, semua barang bukti dalam kasus tewasnya Brigadir J ini akan disampaikan. “Semua terkait barang bukti akan disampaikan tim,” ujarnya.

4. Kasus dugaan pelecehan seksual istri Ferdy Sambo dipindahkan ke Bareskrim Polri

Dedi juga menyebut penanganan kasus Brigadir J sebagai terlapor kasus dugaan pelecehan dan penodongan istri Ferdy Sambo ditarik ke Bareskrim Polri, untuk efektivitas dan efisiensi penanganan perkara.

"Ya (ditarik), dijadikan satu agar efektif dan efisien dalam manajemen sidiknya," kata Dedi menjawab wartawan dalam pesan singkat, Minggu.

Kendati, Dedy memastikan, penyidik Polda Metro Jaya tetap akan masuk dalam timsus yang dibentuk dalam penanganan kasus tersebut. "Namun penyidik Polda Metro Jaya, Jaksel tetap masuk dalam tim sidik timsus," kata dia menegaskan.

Dedi tak menjelaskan secara rinci kapan laporan kasus pelecehan seksual mulai ditangani Bareskrim Polri. Dia hanya memperkirakan penarikan itu dilakukan pada Sabtu, 30 Juli 2022 atau Jumat, 29 Juli 2022 malam.

Diketahui, Polres Metro Jakarta Selatan menerima laporan dari istri Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo terkait dugaan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh Brigadir J.

Kapolres Metro Jakarta Selatan --ketika itu--, Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan istri Kadiv Propam itu membuat laporan atas pelanggaran Pasal 335 dan 289 KUHP.

5. Komnas HAM bakal panggil ajudan hingga ART Ferdy Sambo

Komnas HAM bakal memeriksa asisten rumah tangga dan Aide de camp (ADC) atau ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Pol Ferdy Sambo, hingga petugas kesehatan yang tes PCR Ferdy Sambo. Permintaan keterangan akan dilakukan pada Senin, 1 Agustus 2022.

“Kami akan meminta keterangan ajudan Pak Ferdy Sambo yang kemarin belum hadir, asisten rumah tangga, petugas kesehatan yang melakukan PCR,” kata Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara saat dikonfirmasi, Minggu (31/7/2022).

Komnas HAM juga akan memeriksa orang-orang terdekat Ferdy Sambo dan istrinya. Namun, Komnas HAM belum memberikan keterangan lebih lanjut siapa saja orang-orang di sekitar Sambo yang akan diperiksa.

“Sama orang seputaran Pak Irjen Sambo sama Bu Putri, di situ kami akan periksa juga,” kata Komisioner Komnas HAM Chairul Anam.

Anam menegaskan, Komnas HAM juga bakal mengecek balistik dan DNA, serta hal lain yang diperlukan untuk mengungkap peristiwa tersebut.

“Kami juga akan mengecek soal balistik, soal DNA, dan soal-soal yang memang diperlukan untuk membuat terangnya peristiwa,” kata Anam.

Anam juga mengatakan bakal kembali memanggil dokter forensik Polri, yang melakukan autopsi pertama terhadap jenazah brigadir J di RS Polri Kramat Jati. Namun belum diketahui kapan agenda pertemuan Komnas HAM dengan dokter forensik berlangsung.

“Minggu depan, kami ada agenda pemeriksaan dan permintaan keterangan lagi. Yang pasti terhadap tim Siber dan Digital Forensik yang belum selesai. Berikutnya, penambahan keterangan dari ADC (ajudan Ferdy Sambo) yang belum datang karena berada di luar kota," kata dia.

6. Istri Ferdy Sambo akan diperiksa LPSK

LPSK menjadwalkan bakal melakukan pemanggilan istri Ferdy Sambo, PC, Senin (1/8/2022). Pemanggilan dilakukan usai sebelumnya istri Ferdy Sambo mengajukan permohonan perlindungan ke LPSK pada 14 Juli 2022. Dalam keterangannya, dia mengaku dilecehkan oleh Brigadir J pada 8 Juli 2022 lalu di rumah dinas suaminya itu.

Terkait hal ini, kuasa hukum istri Ferdy Sambo, Arman Hanis, menyatakan PC akan memenuhi undangan assesment LPSK di kantornya, di Cijantung, Jakarta Timur, besok. "Iya (datang ke LPSK)," kata Arman kepada IDN Times, Minggu sore (31/7/2022).

Namun, ia memastikan, PC hanya akan didampingi psikolog yang menanganinya, tanpa ditemani sang suami Ferdy Sambo. Adapun rencana assesment dijadwalkan dilakukan sekira pukul 14.00 WIB.

Kuasa hukum istri Irjen (Pol) Ferdy Sambo, Arman Hanis kembali menegaskan kliennya, benar-benar telah menjadi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan Brigadir J. Maka, ia menyayangkan bila perkembangan pengusutan perkara terkait hal tersebut justru tenggelam. Publik pun malah ragu kliennya telah menjadi korban pelecehan seksual.

"Bahwa apa yang terjadi terhadap klien kami saat ini harus dipercaya sampai terbukti sebaliknya," ungkap Arman yang membeberkan catatannya kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Sabtu, 30 Juli 2022.

Ia menambahkan seharusnya yang dikedepankan saat ini adalah perempuan rentan yang sudah jadi korban Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) tanpa pandang bulu. "Karena istri seorang jenderal pun tetap bisa menjadi korban. Syukur alhamdulilah klien kami selamat karena ada Brigadir E yang menyelamatkan sehingga nyawa dan keselamatannya terjaga," kata dia lagi.

Dugaan tindak pidana pelecehan seksual sudah dilaporkan oleh P ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 9 Juli 2022 lalu. Bahkan, laporan itu kemudian bertambah satu yakni upaya pembunuhan. Namun, Arman mengaku tak tahu bila ada satu laporan lainnya.

Baca Juga: Komnas HAM Bakal Panggil Ajudan dan ART Ferdy Sambo Besok

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya