Kisah Abdurrahman bin Auf Miliarder yang Tinggalkan Harta Demi Islam

Abdurrahman sahabat Nabi yang dijanjikan masuk surga

Jakarta, IDN Times - Abdurrahman bin Auf R.A. adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang sangat mulia. Di antara kemuliaannya adalah dia menjadi orang kedelapan yang masuk Islam.

Abdurrahman juga termasuk assabiqunal awwalun atau orang yang menyertai Rasulullah SAW pada era awal dakwah Islam. Golongan assabiqunal awwalun menemani Nabi sejak awal menyebarkan agama Islam. Dia juga termasuk di antara 10 orang yang dijanjikan masuk surga.

Baca Juga: Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Nabi Pemilik Dua Cahaya

1. Keistimewaan Abdurrahman bin Auf

Kisah Abdurrahman bin Auf Miliarder yang Tinggalkan Harta Demi IslamIlustrasi nabi (freepik.com/rawpixel.com)

Kemuliaan kedua Abdurrahman adalah salah satu dari enam orang yang diminta Umar Bin Hattab R.A. untuk menunjuk orang sebagai amirul mukminin untuk meneruskan kepemimpinan setelah Umar.

Kemuliaan lain dari Abdurrahman adalah salah satu dari 10 orang yang disebutkan Nabi Muhammad SAW dijamin masuk surga.

"Ada bahasa yang disebutkan masuk surga dengan bahasa yang tidak lugas, misalnya Nabi SAW menyebutkan 'saya mendengar gesekan sendal Bilal bin Rabah di surga'. Tapi beliau (Abdurrahman) disebutkan dengan bahasa yang tegas dijamin masuk surga," ujar Ustaz Syariful Mahya, dalam kajian Ramadan bertema Sirah Sahabat Nabi, di Masjid Baitul Hikmah, Depok, Sabtu, 23 Maret 2024.

"Beliau bersabda Abdurrahman bin Auf fill jannah (di surga), dengan bahasa yang tegas," tegasnya.

Abdurrahman sebagai sehabat yang dijamin masuk surga, kata Syariful, selalu berada di depan Nabi SAW setiap berperang dan selalu di belakang Nabi saat salat berjamaah. Nabi bukan mengistimewakan sepuluh orang ini, tapi karena level keimanan mereka tidak tertandingi.

"Jadi dalam berjihad mereka selalu di depan, seolah mereka memposisikan untuk memberikan pesan dan kesan bahwa tidak ada kematian untuk Nabi sebelum mereka mati terlebih dahulu," ujarnya.

"Tetapi begitu salah berjamaah lima waktu, kesepuluh orang ini selalu berada di belakang Nabi SAW. Artinya mereka berada di saf awal, saf terdekat dengan Nabi. Ini tak hanya saat Nabi masih hidup, setelah Nabi wafat pun 10 orang ini tetap berada di saf paling depan," sambungnya.

2. Abdurrahman bin Auf lahir 10 tahun setelah tahun gajah

Kisah Abdurrahman bin Auf Miliarder yang Tinggalkan Harta Demi IslamIlustrasi Kota Makkah (Pixabay/GLady)

Abdurrahman bin Auf lahir 10 tahun setelah tahun gajah atau lebih muda 10 tahun dari usia Nabi Muhammad SAW. Nama kecil adalah Abdul Ka'bah. Tetapi setelah dia masuk Islam, Nabi mengganti namanya.

"Karena nama-nama yang buruk wajib diganti dalam Islam. Ketika Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah, Madinah bernama Yatsrib, nama orang yang pertama kali tinggal di Kota Madinah. Yatsrib bin Qowinwan. Yatsrib ini mengandung nama yang buruk, maka ketika Nabi hijrah ke Madinah, beliau mengganti namanya menjadi Madinah," ujar Syariful.

Nama Abdul bin Ka'bah dianggap mengandung nilai kesyirikan, sehingga Nabi menggantinya dengan nama yang baik. "Abdul Ka'bah artinya hamba Ka'bah. Tidak ada hamba yang menjadi hamba bagi hamba. Tidak ada mahluk yang menjadi hamba bagi mahluk lain," ujarnya.

Nama yang dicintai Allah SWT adalah Abdullah dan Abdurrahman. Maka saat Abdurrahman masuk Islam, Nabi mengganti nama yang paling dicintai Allah SWT, yaitu Abdurrahman bin Auf.

Abdurrahman Auf Azzuhri, ayah Abdul Rahman adalah keturunan Ibnu Zuhroh yang merupakan bagian dari suku bani Zuhroh. Suku Zuhroh adalah suku daru Aminah, ibunda Rasulullah SAW. Sementara ibunda Abdurrahman bernama Asyifah.

"Ayahnya Auf meninggal sebelum ada Islam, dan ibunda masuk Islam, ikut hijrah ke Kota Madinah," katanya.

Abdurrahman memiliki dua saudara laki-laki dan dua perempuan. Semua saudaranya masuk Islam. Dua saudara laki-lakinya bernama Abdullah bin Auf dan Aswad bin Auf.

"Aswad bin Auf meninggal di medan pertempuran saat membela Aisyah R.A. saat konflik dengan Ali, dia berada di barisan Aisyah," kata Syariful.

Adik ketiga perempuan bernama Atiqah. "Sedangkan adik bungsunya saya lupa namanya, tapi dia menikah dengan Bilal bin Rabah," ujarnya.

Baca Juga: Kisah Thalhah bin Ubaidillah, Sahabat Nabi Berjuluk Syahid yang Hidup

3. Mengharamkan dirinya dari minuman keras

Kisah Abdurrahman bin Auf Miliarder yang Tinggalkan Harta Demi Islamilustrasi Wine Day (unsplash.com/@matt_j)

Abdurrahman bin Auf di masa jahiliah mengharamkan dirinya minum hamar atau minuman keras. Padahal masa itu, masyarakat sangat gemar meminum hamar.

"Abdurrahman bin Auf masuk Islam bukan melalui dakwah Nabi Muhammad SAW, melainkan melalui Abubakar R.A. Hal ini disebabkan mereka berdua sering berbisnis bersama, kongsi bisnis berdua," katanya.

Dalam suatu waktu, Abdurrahman bin Auf berbisnis ke negeri Yaman dan singgah ke tempat yang bisa disinggahi di rumah kakek tua bernama Askalan. Sang kakek menasihati Abdurrahman yang jauh-jauh ke negeri Yaman hanya demi berbisnis, namun meninggalkan seorang laki-laki yang membawa kebenaran yaitu Nabi Muhammad SAW.

"Ketika Abdurrahman bin Auf kembali berbisnis ke Makkah, dia menceritakan nasihat kakek tua kepada Abubakar saat berbagi keuntungan berbisnisnya. Lalu Abubakar mengatakan bahwa yang disampaikan kakek tua itu betul," ujar Syariful.

Kemudian, Abubakar membawa Abdurrahman bin Auf kepada Nabi dan masuk Islam. Diketahui, Abubakar memang banyak menjadi pintu sahabat Nabi masuk Islam, di antaranya adalah Utsman bin Affan.

4. Hijrah ke Madinah tanpa harta hingga menjadi kaya raya

Kisah Abdurrahman bin Auf Miliarder yang Tinggalkan Harta Demi Islamilustrasi madinah (pexels.com/ Konevi)

Abdurrahman bin Auf pun melakukan hijrah ke Madinah usai masuk Islam. Tetapi kekayaannya diambil kaum kafir Quraisy. Abdurrahman diperbolehkan hijrah ke Madinah dengan syarat tidak membawa kekayaannya.

"Abdurrahman memilih keimanan dibanding kekayaan. Maka kekayaan beliau yang berlimpah ditinggalkan, satu pun tak dibawa. Tetapi undang-undang Allah pasti terjadi, sunatullah, apapun kebaikan karen Allah maka akan diganti oleh Allah," ujar Syariful.

Meski hijrah tanpa kekayaan, Abdurrahman di Madinah bukan menjadi miskin tetapi menjadi lebih kayak lagi. "Ketika Abdurrahman bin Auf wafat, harta dalam bentuk emas yang harus dibagi-bagikan, itu tukang potong-potong emas sampai tangannya melepuh, karena banyaknya emas yang harus dipotong," ujarnya.

"Yang perlu kami ingatkan kepada jemaah sekalian, jangan ragu meninggalkan harta demi Allah, karena Allah akan mengganti yang lebih baik," sambung Syarifu.

Nabi Muhammad SAW dalam hijrahnya ke Madinah, akan mempersaudarakan antara kaum muhajirin dengan kaum ansar. Karena itu, kala itu Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan bangsawan Madinah bernama Saad Ibnu Robbi.

"Saad Ibnu Robi pun bertanggung jawab sebagai saudara. Beliau mengatakan kepada Abdurrahman, 'saya adalah orang terkaya di Madinah. Dan sebagai persaudaraan, saya akan membagikan setengah kekayaanku untukmu. Wahai Abdurrahman, saya mempunyai dua istri, dan pilihlah yang kau mau, saya akan menceraikan dan setelah masa idah, silakan kau menikahinya'. Ini persaudaraan tingkat tinggi," ujarnya.

Allah SWT pun memuji kedermawanan orang-orang Madinah yang difirmankan dalam Al Quran Surat Al-Hasyr ayat ke-9. Kedermawanan ini, menurut Syariful, tidak akan ditemui pada masa sekarang ini. Namun, Abdurrahman tidak menerima tawaran orang terkaya di Madinah itu.

"Beliau memilih jalan iffah (kedermawanan pada saat sulit)," ujar Syariful.

Abdurrahman hanya meminta kepada Saad Ibnu Robbi agar menunjukkan jalan menuju pasar. Dia pun menuju pasar yang pada masa itu dikusai kaum Yahudi dari bani Qainuqa. Abdurrahman berniat menjalankan bisnis di pasar ini, dengan menjual makanan. Dalam hitungan beberapa bulan, dia mengusai pasar.

"Beliau berbisnis makanan susu yang dikentalkan, berbeda dengan keju. Yang kedua adalah bisnis minyak samin. Jadi ini bisnis yang dijalani Abdurrahman bin Auf yang kemudian membuka pintu-pintu bisnis yang lain," ujarnya.

Abdurrahman memiliki 20 anak lagi-laki dan delapan perempuan, dari 15 istri yang dinikahi tidak sekaligus. "Jadi istri beliau wafat, menikah lagi, wafat menikah lagi," ujarnya.

5. Meninggalkan harta warisan senilai triliunan

Kisah Abdurrahman bin Auf Miliarder yang Tinggalkan Harta Demi Islamilustrasi harta (pexels.com/Suzy Hazelwood)

Peran Abdurrahman pada zaman Abubakar tidak terlalu terlihat, tetapi lebih banyak berperan pada masa Umar bin Khattab. Ada tiga peran Abdurrahman pada masa itu. Dua di antaranya pada tahun 13 Hijriah, dia mendapat amanah dari Umar untuk memimpin haji dari Madinah.

Kedua, ia diminta mencari enam orang sebagai penerus kepemimpinan setelah Umar wafat, dan keenam orang itu akhirnya menunjuk Abdurrahman sebagai pengganti Umar, namun ia menolaknya serta menunjuk Utsman bin Affan.

"Namun Abdurrahman saat diminta meneruskan kepemimpinan Umar, beliau berdoa kepada Allah agar diwafatkan sebelum Umar. Dia berdoa di tiang Aisyah di tempat mustajab (Raudhoh) di Masjid Nabawi, kemudian Allah mengabulkan doa beliau. Abdurrahman wafat sebelum Umar wafat, jadi di tahun yang sama Umar pun wafat, dan dimakamkan di makam Baqi, Madinah," ujar Syariful.

Abdurrahman tak hanya dermawan, dia juga merelakan nyawannya demi Rasulullah. Ia selalu menjadi salah satu pelindung Nabi saat berperang. Bahkan, pada perang Uhud, dia mengalami 20 luka sabetan pedang karena melindungi Nabi dari serangan musuh kaum kafir Quraisy.

Diriwayatkan, Abdurrahman saat wafat meninggalkan harta kekayaannya yang diperkirakan mencapai 3.200.000 Dinar atau kurang lebih Rp6,21 triliun. Semua hartanya dibagikan kepada anak istri dan kaum duafa, serta sahabatnya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya