Mendikbud Nadiem Siap Lanjutkan Danai Sekolah Jurnalistik Indonesia

Nadiem juga mengajak PWI kerja sama bangun mini universitas

Jakarta, IDN Times - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyetujui permintaan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk melanjutkan program Sekolah Jurnalistik Indonesia (SJI), sebagai upaya meningkatkan kompetensi jurnalis.

Program pelatihan SJI diharapkan dapat dilaksanakan kembali pada 2024 dengan dukungan anggaran dari Kemendikbudristek. Hal tersebut disampaikan Mendikbudristek saat menerima pengurus PWI Pusat yang dipimpin ketua umumnya Hendry Ch Bangun.

"SJI program yang sangat bagus. Kami akan usahakan untuk mengalokasikan anggarannya agar dapat melanjutkan program SJI," ujar Nadiem dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/11/2023).

Baca Juga: Nadiem: Merdeka Belajar dan Berbudaya Serap Nilai Pancasila

1. Nadiem lahir dari keluarga tokoh pers

Mendikbud Nadiem Siap Lanjutkan Danai Sekolah Jurnalistik Indonesia(Dok. PWI)

Saat menerima pengurus PWI Pusat di ruang kerjanya, Nadiem mengaku tidak asing lagi dengan organisasi PWI, karena dulu tinggal di Kompleks PWI, Cipinang, Jakarta Timur.

Diketahui, Nono Anwar Makarim adalah ayah Nadiem, salah seorang tokoh pers nasional dan Pemimpin Redaksi Harian KAMI. Sebagai jurnalis dan salah seorang tokoh angkatan 66, Nono sangat peduli dengan masalah pendidikan jurnalis.

Seusai mendengar pemaparan dari Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan pengajar SJI Marah Sakti, Nadiem langsung merespons positif. Menurut dia, SJI adalah program pelatihan jurnalistik yang sangat baik dan dilaksanakan organisasi yang terpercaya, sehingga SJI layak dilanjutkan.

2. Kegiatan SJI dibiayai Kemendikbud dengan alokasi anggaran Rp1 miliar

Mendikbud Nadiem Siap Lanjutkan Danai Sekolah Jurnalistik Indonesia(Dok. PWI)

Dalam kesempatan ini, Nadiem sempat bertanya beberapa hal terkait SJI, siapa pesertanya dan berapa lama program pelatihannya? Hendry pun menjelaskan, peserta SJI adalah jurnalis muda dengan durasi pelatihan satu minggu. Kemudian, untuk redaktur tiga hari dan jurnalis utama satu hari.

Hal menarik lainnya, kata Hendry, pengajarnya adalah tokoh-tokoh pers, jurnalis senior untuk menularkan ilmu dan pengalaman serta nilai-nilai perjuangannya.

Kegiatan SJI berhenti pada 2017/2018, antara lain karena terkendala masalah teknis. "Terhenti karena ada kendala teknis di Kemendikbud, setelah pejabat yang biasanya mengurusi SJI mutasi tugas," ujar Hendry.

Sebelumnya, kegiatan SJI dibiayai anggaran dari Kemendikbud dengan alokasi senilai Rp1 miliar. Tujuannya agar kompetensi jurnalis dapat merata ke daerah-daerah.

Terkait pelatihan jurnalistik untuk jurnalis di daerah, Nadiem mengajukan beberapa usulan yang bisa diselaraskan dengan kebijakan di Kemendikbudristek. Salah satunya adalah menyelenggarakan pelatihan jurnalistik secara daring, agar peserta bisa lebih banyak dan murah.

"PWI juga bisa bikin mini kampus. Ini cara bikin universitas yang dibiayai pemerintah tapi tanpa bikin universitas. Nggak usah bikin gedung. Pakai fasilitas yang ada. Ini sejalan kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM)," ujar Nadiem.

Baca Juga: HUT RI, Nadiem Klaim Merdeka Belajar Wujudkan Kemerdekaan Pendidikan

3. Kemendikbudristek tawarkan kerja sama bangun mini kampus

Mendikbud Nadiem Siap Lanjutkan Danai Sekolah Jurnalistik Indonesia(Dok. PWI)

Terkait dengan Program Kampus Merdeka, Kemendikbudristek menyediakan platform dan anggarannya, jika PWI berminat membuat mini universitas. "Soal kurikulum, pengajar silakan disiapkan oleh PWI," ujar Nadiem.

Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun menyatakan akan mempelajari dan menindaklanjuti peluang kerja sama dengan dengan Kemendikbudristek, terutama terkait dengan pemerataan kompetensi jurnalis di daerah dan kebutuhan organisasi PWI.

Turut hadir dalam pertemuan itu pengurus PWI lainnya, Ketua Bidang Pendidikan M Nasir, Wasekjen Raja Pane serta beberapa senior PWI dan pengajar SJI, Marah Sakti Siregar. Dari Kemendikbudristek, turut mendampingi Nadiem antara lain Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Anang Ristanto, dan Sekretaris Ditjen Pendidikan Vokasi Saryadi Guyatno.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya