Pertemuan Budiman-Prabowo Dianggap Kedepankan Kepentingan Bangsa

Netizen kritisi pertemuan Budiman dan Prabowo

Jakarta, IDN Times - Barisan Rakyat (Barak) 08 menyikapi positif pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan politikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko.

Ketua Umum Barak 08, Marthin Sinaga, meniali pertemuan tersebut menggambarkan betapa pentingnya mengedepankan kepentingan masa depan bangsa, ketimbang terjebak dalam konflik masa lalu.

Baca Juga: Sekjen PDIP: Budiman Sudjatmiko Bukan Manuver Politik

1. Sikap Budiman dianggap gambarkan ciri berpikir seorang aktivis

Pertemuan Budiman-Prabowo Dianggap Kedepankan Kepentingan BangsaKetua Umum Barak 08, Marthin Sinaga (Dok. Barak 08)

Menurut Marthin, sikap Budiman yang merupakan mantan aktivis 98 itu menggambarkan ciri berpikir seorang aktivis yang harus berpikiran terbuka, dan mengedepankan kebaikan masa depan bangsa.

“Sikap Budiman sesuai dengan sikap kami yang juga banyak diisi oleh aktivis pergerakan. Bangsa ini terlalu berharga jika perbedaan sikap masa lalu dijadikan belenggu untuk menata masa depan yang lebih baik,” ujar Marthin, yang juga aktivis 98, dalam keterangan tertulis, Minggu (23/7/2023).

Marthin menyebut seorang aktivis bukan saja perlu dewasa dalam menyikapi perbedaan pendapat, melainkan juga fokus pada kepentingan yang lebih besar.

“Masa lalu itu pelajaran yang perlu kita ambil hikmahnya untuk sebuah kepentingan yang lebih besar, kepentingan nasional. Bahwa persatuan dan kemajuan (bangsa) jauh lebih penting untuk diperjuangkan," kata dia.

2. Sikap Budiman dinilai mengedepankan kepentingan bangsa

Pertemuan Budiman-Prabowo Dianggap Kedepankan Kepentingan BangsaPolitikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko berkunjung ke rumah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Bicara kebangsaan, kata Marthin, harusnya fokus pada upaya membangun masa depan yang lebih baik. Mantan aktivis Universitas Pancasila ini memaparkan kesamaan visi dalam menjadikan Indonesia yang lebih kuat secara global, merupakan kepentingan nasional yang harus menjadi kepentingan bersama, apapun kelompoknya.

"Pertemuan Pak Prabowo dengan Mas Budiman menggambarkan bahwa perbedaan di masa lalu bisa diselesaikan dengan mengedepankan tujuan bersama meraih masa depan yang lebih baik,” sambungnya.

3. Pendapat netizen dinilai kurang tepat

Pertemuan Budiman-Prabowo Dianggap Kedepankan Kepentingan BangsaPolitikus PDI Perjuangan (PDIP) Budiman Sudjatmiko berkunjung ke rumah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Marthin memandang respons nyinyir netizen yang seakan menyudutkan Budiman karena bertemu Prabowo--terlebih Budiman merupakan mantan aktivis yang dulu berhadapan langsung dengan militer, Marthin menganggap sikap netizen kurang tepat, jika ditilik dari keinginan untuk melanjutkan keberhasilan pemerintahan RI.

"Wajar jika Budiman menyebut Pak Prabowo sebagai salah satu sosok ideal untuk memimpin Indonesia. Rakyat jangan mau dibelenggu masa lalu yang justru bisa menghambat proses rekonsiliasi,” kata dia.

Terkait kasus pelanggaran HAM masa lalu, Marthin menjelaskan, Prabowo secara ksatria sudah menjalani proses hukum yang perlu dijalani. Sekian alasan perihal pelanggaran HAM masa lalu yang ditudingkan pada Prabowo, kata dia, juga sudah berkali-kali diutarakan secara terbuka.

“Sekarang yang paling penting adalah menatap masa depan. Pertemuan Prabowo Subianto dengan Budiman seharusnya tidak dimaknai negatif, apalagi dicap sebagai pengkhianatan terhadap cita-cita perjuangan,” kata dia.

Dalam pertemuan antara Budiman dan Prabwo, kata Marthin, keduanya secara terbuka menyatakan memiliki visi yang sama terhadap Indonesia ke depan. “Tidak elok kalau kita menghakimi sebuah upaya rekonsiliasi sebagai pengkhianatan. Indonesia harus bersatu,” ujar dia.

Sebelumnya, Budiman Sudjatmiko diundang Prabowo Subianto di kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa malam, 18 Juli 2023, untuk membahas sejumlah persoalan bangsa. Banyak warganet menyikapi nyinyir pertemuan mereka yang dianggap tidak sesuai lagi dengan idealismenya sebagai mantan aktivis demokrasi.

Baca Juga: Pujian Budiman Dinilai Jadi Bukti Prabowo Lanjutkan Kebijakan Jokowi

4. Sejumlah eks aktivis 98 bergabung dengan Prabowo

Pertemuan Budiman-Prabowo Dianggap Kedepankan Kepentingan BangsaPolitikus Partai Gerindra Fadli Zon (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Dukungan dari aktivis 98 sebenarnya tidak hanya datang dari Budiman Sudjatmiko. Jauh sebelumnya, sederet aktivis 98 juga telah mendukung Prabowo Subianto, bahkan bergabung menjadi kader Partai Gerindra, di antaranya Desmond Junaidi Mahesa, Fadli Zon, dan Pius Lustrilanang.

Meski bergabung dengan partai politik, suara mereka tetap kritis. Seperti Fadli Zon yang menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, dikenal kerap mengritisi pemerintahan Presidien Joko "Jokowi" Widodo, meski belakangan suara lantangnya meredup setelah Prabowo menjadi bagian dari kabinet Jokowi.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

https://www.youtube.com/embed/v9alPt4aYTk

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya