Airlangga Sudah Infokan ke Jokowi Bakal Temui Puan

PDIP dan Golkar sepakat akan bentuk tim teknis untuk koalisi

Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, mengaku sudah menyampaikan kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo soal rencana pertemuannya dengan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani.

Rencana itu disampaikan ketika Airlangga berbincang berjam-jam dengan Jokowi di Istana Kepresidenan pada 26 Juli 2023. 

Pertemuan Airlangga dengan Puan dilakukan di tengah kencangnya terpaan angin agar digelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang berpotensi mengganti posisi ketum. 

"Bicara politik ya ada lah, termasuk saya laporkan bahwa saya akan ketemu Bu Puan pada hari Kamis, sepenuhnya atas sepengetahuan Bapak Presiden," ungkap Airlangga di kediamannya di daerah Kebayoran, Jakarta Selatan pada Kamis (27/7/2023). 

Salah satu poin penting dari pertemuan keduanya, yang berlangsung sekitar dua jam, aalah dibentuknya tim teknis antara Partai Golkar dan PDIP. Tim tersebut akan berperan membahas lebih intensif tentang politik jelang Pilpres 2024.

"Partai Golkar telah membentuk tim teknis yang dipimpin oleh Pak Mekeng," tutur pria yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu. 

Di sisi lain, momen pertemuan Airlangga dan Puan bersamaan dengan kunjungan kerja terbatas Jokowi ke Chengdu, China. Publik menilai ada yang janggal lantaran dalam rombongan tersebut, Airlangga tidak ikut mendampingi kunjungan Jokowi yang fokus ke isu ekonomi dan investasi. 

1. Hak Jokowi untuk mengajak menteri dalam kunjungan kerja

Airlangga Sudah Infokan ke Jokowi Bakal Temui PuanKetua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto ketika bertemu dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani di kediaman pribadi pada Kamis, 27 Juli 2023. (www.instagram.com/@golkar.indonesia)

Ketika ditanyakan kepada DPP Partai Golkar, mereka mengatakan menteri yang diajak dalam kunjungan kerja adalah kewenangan penuh presiden.

Menurut Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, Airlangga tidak bisa memaksa Jokowi mengajaknya ikut kunjungan kerja. 

"Kalau yang menentukan siapa yang ikut atau gak bersama presiden, itu kan kewenangan sepenuhnya ada di tangan presiden. Pak Airlangga gak bisa menyodorkan diri minta (diajak). Kalau Pak Presiden lebih memilih mengajak dia (Luhut dan Bahlil) ya silakan saja. Itu haknya Beliau," tutur dia. 

Baca Juga: PDIP-Golkar Sepakat Bentuk Tim Teknis untuk Jajaki Koalisi 2024

2. Jokowi bantah ikut cawe-cawe di internal Golkar

Airlangga Sudah Infokan ke Jokowi Bakal Temui PuanPresiden Joko "Jokowi" Widodo di Lanud Halim untuk bertolak ke China. (www.instagram.com/@bahlillahadalia.

Sementara, Jokowi membantah ikut cawe-cawe di internal Partai Golkar sehingga memicu dorongan wacana Munaslub. Dia mengatakan konflik internal yang kini terjadi di Golkar tidak ada hubungan sama sekali dengan Istana. 

"Itu urusan internal Golkar. Tidak ada hubungannya dengan kami," ujar Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur belum lama ini. 

Sementara, ketika berbicara mengenai konflik internal Golkar, Jokowi turut didampingi Luhut Pandjaitan dan Bahlil Lahaladalia. Ia pun menyerahkan langsung kepada individu yang namanya disebut-sebut ingin duduk sebagai ketua umum Golkar. 

"Kalau Pak Luhut, Pak Bahlil, Pak Bamsoet punya keinginan (jadi ketua umum) ya itu urusan Beliau-Beliau. Bukan urusan kita. Itu kan urusan internal Golkar ya," tutur Jokowi.

3. Airlangga pastikan kondisi Golkar aman dan terkendali

Airlangga Sudah Infokan ke Jokowi Bakal Temui PuanMenko Perekonomian Airlangga Hartarto (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Sementara, Airlangga sudah bolak-balik menegaskan tidak akan ada Munaslub Golkar pada 2023. Ia menyebut kondisi parpol berlambang pohon beringin hijau itu dalam keadaan solid. 

"Kondisi Golkar aman dan terkendali," ungkap Airlangga pada Rabu (26/7/2023). 

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengatakan dengan adanya pertemuan antara Puan dengan Airlangga menandakan koalisi yang sudah diumumkan ke publik belum menjadi keputusan final. Keputusan itu baru terjadi setelah masing-masing pihak mendaftarkan bakal capres dan cawapresnya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Artinya, apapun masih memungkinkan. Apalagi Golkar hingga sekarang belum menentukan pilihan koalisi. Sementara, Koalisi Indonesia Bersatu sudah pecah. Ketika PPP sudah memutuskan mendukung Ganjar, maka secara otomatis mereka sudah berjalan masing-masing," ungkap Yunarto kepada media hari ini.  

Ia mengatakan posisi Airlangga mirip dengan Muhaimin Iskandar, di mana sudah diputuskan harus maju sebagai capres atau cawapres.

"Artinya, siapa yang bisa memberikan ruang atau tawaran seperti itu, mau itu dari koalisi manapun, apalagi dari koalisi pemerintah, itu sangat mungkin Golkar bergabung dengan mereka," kata dia. 

Baca Juga: Buket Mawar Merah Kuning dari Airlangga untuk Puan, Apa Maknanya?

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya