Anggota TNI Dikepung Debt Collector, Pangdam Jaya Sebar Nomor HP-nya

Pangdam Jaya siap tindak aksi premanisme di DKI

Jakarta, IDN Times - Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengaku siap memberantas aksi premanisme di DKI Jakarta, dengan menggandeng Polda Metro Jaya. Bahkan, ia sampai menyebar nomor telepon selulernya agar warga bisa melapor langsung seandainya berhadapan dengan preman di ibu kota. Pernyataan itu menanggapi peristiwa pengepungan yang dilakukan sembilan debt collector terhadap Serda Nurhadi pada 6 Mei 2021.

"Saya dengan Polda Metro Jaya akan tegas-tegas berdiri paling depan membantu rakyat, masyarakat di DKI. Silakan catat nomor saya 081223101988. Apapun yang menjadi kesulitan masyarakat SMS saya," ungkap Dudung ketika memberikan keterangan pers di markas Kodam Jaya, Senin, 10 Mei 2021 dan dikutip dari stasiun Kompas TV

"Saya akan perintahkan anggota TNI yang ada di jajaran Jadetabek. Tentunya kita akan bekerja sama dengan Polda Metro Jaya akan hadir di tengah-tengah masyarakat," sambung dia. 

Menurut Dudung, apa yang dilakukan perusahaan dealer mobil yang menyewa jasa debt collector tidak dibenarkan melakukan tindak kekerasan kepada warga. Apalagi ketika mengepung mobil Honda Mobilio, kendaraan roda empat itu sedang dikemudikan Serda Nurhadi. 

Prajurit TNI yang bertugas sebagai Babinsa itu berada di belakang kemudi karena sedang menolong warga Tanjung Priok untuk berobat. "Pihak-pihak perusahaan yang memberikan pinjaman agar (memberikan) toleransi kepada masyarakat yang sedang mengalami kesulitan," tutur dia. 

Lalu, apa hasil pemeriksaan Kodam Jaya terhadap Serda Nurhadi?

1. Serda Nurhadi tidak terlibat cek-cok antara debt collector dan pemilik kendaraan

Anggota TNI Dikepung Debt Collector, Pangdam Jaya Sebar Nomor HP-nyaTangkapan layar video viral di media sosial dengan narasi mobil anggota TNI AD dikerubuti oleh sekelompok mata elang di Koja, Jakarta Utara, Kamis (6/5/2021). (IDN Times/Instagram @infokomando)

Dalam jumpa pers tadi siang, Dudung menjelaskan kronologi peristiwa yang terjadi pada 6 Mei 2021 itu. Serda Nurhadi mendatangi lokasi terjadinya keributan antara warga dan debt collector usai menerima laporan dari masyarakat. 

Menurut Dudung, Serda Nurhadi melihat di dalam kendaraan Honda Mobilio berwarna putih terdapat orang tua dan anak-anak yang menangis. Nurhadi memperoleh informasi dari pemilik kendaraan bahwa mereka sedang menuju ke rumah sakit. Aksi tersebut sempat viral di media sosial dan menyebabkan kemacetan. 

"Melihat hal itu, maka Serda Nurhadi mencoba mengambil alih kendaraan agar kemacetan itu tidak terjadi. Lalu, kendaraan akan diarahkan ke rumah sakit," ungkap Dudung. 

Namun, karena Serda Nurhadi tidak terlalu memahami kendaraan dengan mesin matic maka ia memilih menghentikan mobil itu. Sepanjang perjalanan, di belakang mobil, para debt collector ikut membuntuti. 

"Karena Serda Nurhadi tidak paham kendaraan matic, akhirnya mereka berhenti di ujung sebelum masuk ke pintu tol di Semper. Serda Nurhadi mempersilakan pemilik kendaraan yang bernama Naras untuk mengambil alih kendaraan. Di situ lah terjadi perselisihan. Ketika Serda Nurhadi ingin pindah duduk ke jok belakang, terjadi perebutan kunci antara Saudara Naras dan debt collector," kata dia. 

Serda Nurhadi, ujar Dudung, tidak melakukan apa-apa. Para debt collector juga tidak melakukan tindak kekerasan kepada Serda Nurhadi. "Jadi, cek-cok itu antara pemilik kendaraan dengan debt collector," ujarnya. 

Akhirnya diperoleh kesepakatan, kendaraan yang pembayarannya bermasalah itu dikemudikan Naras. Serda Nurhadi tetap duduk di jok belakang. Mereka kemudian menyelesaikan permasalahan itu di kantor Polres Jakarta Utara. 

"Sampai di Polres Jakarta Utara, Serda Nurhadi membuat laporan ke petugas piket jaga," katanya. 

Baca Juga: [BREAKING] Rizieq Shihab Datang ke Polda, Pangdam Jaya Hadir

2. OJK sudah resmi memperpanjang restrukturisasi kredit hingga Maret 2022

Anggota TNI Dikepung Debt Collector, Pangdam Jaya Sebar Nomor HP-nyaPangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman ketika memberikan keterangan pers di markas Kodam Jaya pada Senin, 10 Mei 2021. (www.instagram.com/@kodamjayakarta)

Dudung kemudian mengutip data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berbunyi selama pandemik, pemerintah memberikan keringanan restrukturisasi kredit hingga Maret 2022. Hal itu melihat ada begitu banyak yang terdampak secara ekonomi dan kesehatan akibat pandemik COVID-19. 

"Jadi, itu semua agar bisnis bisa kembali berjalan. Di sini juga ada Serda Nurhadi dan dia memang tulus ingin membantu masyarakat," ungkap dia. 

Ia pun berharap kepada perusahaan yang memanfaatkan jasa pihak ketiga atau debt collector sudah tidak lagi melakukan hal-hal teror semacam itu. "Saya dan Polda Metro Jaya akan tegas-tegas berdiri paling depan membantu rakyat yang ada di DKI," ujar Dudung. 

3. Pangdam Jaya mewanti-wanti agar tidak memanfaatkan kesulitan ekonomi untuk menggunakan kekerasan

Anggota TNI Dikepung Debt Collector, Pangdam Jaya Sebar Nomor HP-nyaIlustrasi (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Dalam kesempatan itu, Dudung juga mewanti-wanti kepada semua pihak untuk tidak memanfaatkan kesulitan ekonomi yang kini sedang dialami warga dan membenarkan penggunaan kekerasan. "Jangan karena kekuasaan atau kepentingan tertentu secara finansial, kemudian rakyat yang menjadi korban," kata dia. 

Dudung juga berpesan agar tidak ada lagi aksi kekerasan dan premanisme yang bisa merugikan warga. "Kodam Jaya dan Polda Metro Jaya akan hadir secepat mungkin untuk menumpas kelompok tersebut," tutur dia. 

Baca Juga: Viral Debt Collector Mengerubuti Mobil yang Dikendarai Anggota TNI

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya