Bela Terawan, Luhut: Gak Bangga dengan Temuan Vaksin Nusantara?

Menko Luhut terima Vaksin Nusantara usai Terawan dipecat IDI

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator bidang kemaritiman dan investasi, Luhut Pandjaitan, ikut membela mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Pada Senin, 4 April 2022 lalu, Luhut terlihat mengikuti prosedur pemberian booster Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Padahal, mantan Kepala Staf Presiden (KSP) itu sudah divaksinasi lengkap dengan merek vaksin lain. 

Konfirmasi Luhut ikut prosedur pemberian vaksin berbasis sel dendritik itu disampaikan oleh juru bicaranya, Jodi Mahardi. "Iya, Beliau diambil darahnya untuk proses Vaksin Nusantara," ungkap Jodi kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Selasa, (5/4/2022). 

Dalam catatan IDN Times, Luhut menjadi pejabat tinggi ketiga yang menerima Vaksin Nusantara usai Terawan dipecat secara permanen oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Terawan dipecat permanen dari IDI karena dianggap tak memiliki itikad baik untuk menuntaskan permasalahan sejak 2013 lalu. Pada 2018 pun Terawan sudah diberhentikan sementara oleh IDI. 

Selain itu, Terawan dianggap telah mempromosikan metode pengobatan Digital Substraction Angogram (DSA) atau yang lebih dikenal dengan sebutan terapi cuci otak. IDI menganggap terapi metode tersebut tidak terbukti secara ilmiah membantu pasien yang mengalami stroke. 

Luhut sendiri mengaku heran mengapa publik meragukan vaksin berbasis sel dendritik yang diinisiasi oleh Terawan. "Kenapa sih gak bangga dengan temuan anak bangsa? Terlalu berpikir negatif. Kita cobain aja. Jadi, saya nyobain nih," kata Luhut di video yang viral sejak Senin kemarin. 

Ia mengatakan sebelum akhirnya bersedia untuk menerima booster Vaksin Nusantara, Luhut telah berkonsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam di RSPAD, Nyoto Widyo Astoro. "Dia bilang dokter Terawan bagus kok," ujarnya lagi. 

Mengapa Luhut bersedia mencoba Vaksin Nusantara yang disebut BPOM penelitiannya tak sesuai kaidah ilmiah?

Baca Juga: Politikus Senior PDIP Ungkap Hubungan Luhut dan Jokowi

1. Luhut mantan pasien terapi cuci otak Terawan

Bela Terawan, Luhut: Gak Bangga dengan Temuan Vaksin Nusantara?Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Di dalam video berdurasi sekitar dua menit itu, Luhut menyebut terapi cuci otak sudah dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Mantan Menko Polhukam itu pun mengaku termasuk satu di antara sekian pasien Terawan yang pernah mencoba terapi DSA. 

"Saya juga sudah (menjalani terapi) DSA. Saya sudah mulai merasakan manfaatnya. Sekarang, saya coba (Vaksin Nusantara)," ungkap Luhut. 

Ia percaya Terawan sudah melakukan riset mendalam mengenai vaksin berbasis sel dendritik untuk COVID-19. Sehingga, tak akan ada efek samping yang dirasakan.

"Saya juga tanyakan ke dr. Budi, Kepala RSPAD bahwa ini akan dijadikan alkes atau apalah namanya. Selama dia bermanfaat, mari kita dukung karya anak bangsa," kata dia. 

Selain Luhut, dua pejabat lain yang mencoba booster Vaksin Nusantara adalah Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly dan Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah. Menkum HAM Yasonna bahkan berencana untuk melakukan revisi terhadap UU nomor 29 tahun 2004 mengenai praktik kedokteran. Tujuannya, agar pemberian surat izin praktik tak lagi mengharuskan memperoleh rekomendasi dari IDI. 

Baca Juga: Tiga Putusan Lengkap MKEK IDI yang Pecat Terawan Sebagai Dokter

2. Luhut minta kepada pakar di bidang kesehatan agar bersaing secara sehat

Bela Terawan, Luhut: Gak Bangga dengan Temuan Vaksin Nusantara?Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diminta Presiden Jokowi untuk fokus menangani kasus Covid-19 di sembilan provinsi yang berkontribusi besar terhadap total kasus nasional (ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi)

Di sisi lain, Luhut juga memberi nasihat kepada para pakar di bidang kesehatan agar bisa bersaing dengan baik. "Jangan bawa dengki dan kemarahan, itu saya kira gak baik," kata dia.

Ia pun yang tidak memahami prosedur kesehatan menganggap protokol untuk pemberian Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto sudah baik. Padahal, Kementerian Kesehatan menyebut tidak akan bersedia bertanggung jawab bila pasien yang menerima Vaksin Nusantara mengalami efek samping. Sebab, Vaksin Nusantara tidak masuk ke dalam program vaksin COVID-19 yang diadakan pemerintah. 

"Apa harus dari luar negeri semua (vaksin COVID-19)? Jadi, kalau ada karya anak bangsa untuk memulihkan COVID-19 ya kita hargai," ujarnya. 

Pada Senin kemarin Luhut menjalani prosedur pengambilan darah. Nantinya, sel darah putih akan dibiakan atau diinkubasi selama lima hari. Lalu, sel darah putih itu akan dikenalkan kepada protein seperti yang dimiliki protein Virus Sars-CoV-2. 

Satu pekan kemudian, sel darah putih yang telah dibiakan tersebut disuntikan kembali ke tubuh Luhut. 

3. Pemecatan Terawan berbuntut desakan agar IDI dibubarkan

Bela Terawan, Luhut: Gak Bangga dengan Temuan Vaksin Nusantara?(Irma Suryani Chaniago) www.fraksinasdem.org

Pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI secara permanen berbuntut panjang. Komisi IX pada Senin, 4 April 2022 memanggil pengurus besar IDI ke rapat dengar pendapat umum (RDPU). 

Di dalam rapat itu, salah satu anggota komisi IX, Irma Suryani Chaniago mengusulkan agar organisasi IDI dibubarkan. Sebab, menurut Irma, IDI tidak memberikan pembinaan kepada anggotanya. Mereka justru memecat Terawan yang dianggap telah menyelamatkan nyawa banyak orang melalui metode Digital Substraction Angogram (DSA) atau lebih dikenal terapi cuci otak. 

 Keputusan memberhentikan permanen Terawan dari keanggotaan IDI diumumkan di puncak muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh pada 25 Maret 2022 lalu. Konsekuensinya, Terawan terancam kehilangan izin praktik sebagai dokter. Sesuai dengan ketentuan di dalam UU nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran, rekomendasi dari IDI menjadi salah satu pertimbangan dinas kesehatan mengeluarkan izin praktik. 

"Saya lihat IDI gak ada ini membina kemampuan dan profesi anggota. Sudah jelas kok (terapi) cuci otaknya dokter Terawan berguna bagi pasien. Semua pasiennya mengatakan bahwa itu tidak memiliki efek samping. Justru (setelah ikut terapi) pasien merasa sehat dan menambah kecerdasan," ungkap Irma ketika berbicara di rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan IDI di gedung parlemen Senayan pada Senin kemarin. 

Rapat pada Senin kemarin merupakan tindak lanjut dari pertemuan yang semula dijadwalkan pada 29 Maret 2022 lalu. Namun, IDI batal hadir.

Lebih lanjut, Irma juga menilai IDI tidak membantu anggota di dalam organisasinya lebih sejahtera. Sebagai bukti, mereka dianggap seenaknya memecat Terawan dari keanggotaan IDI. 

"Kalau memang tujuan IDI seharusnya memberikan support dan perlindungan bagi anggota, ini ada 2.500 dokter muda yang tidak lulus uji kompetensi. Mereka bakal menganggur, terus apa yang bisa IDI untuk membantu mereka?" tanya Irma. 

"Cariin jalan keluar enggak, malah dibiarkan begitu saja. Kemudian seenak-enaknya memecat kalau tidak setuju. Bubarkan saja IDI nya, orang cuma organisasi profesi kok!" katanya lagi tegas. 

Baca Juga: Komisi IX Desak IDI Cari Solusi Agar Terawan Batal Dipecat Permanen

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya