Diajak ke Rutan KPK, Khofifah: Saya Tak Mau Pindah Tidur Ke Sini

Khofifah akan berupaya mencegah korupsi di area Jatim

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengajak dua pasang kepala daerah untuk meninjau rutan yang terletak di belakang gedung antirasuah tersebut pada Rabu (20/2). Dua pasang kepala daerah yang diajak yakni Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa - Emil Dardak serta Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, Syamsuar-Edy Natar Nasution. Sedangkan Gubernur Jambi, Fachrori Umar tidak ikut karena ada kegiatan lain. 

Peninjauan itu dilakukan usai kelima pimpinan KPK menerima mereka di ruang rapat. Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang kemudian mengajak keempat orang itu untuk meninjau rutan baru di belakang gedung berwarna merah putih tersebut. 

Mengapa tiba-tiba KPK mengajak keempatnya untuk meninjau rutan di sana? Saut menjelaskan ide itu spontan dilakukan. 

"Ini kan juga bisa memberikan warning bagi kepala daerah lain. Tadi karena khusus ke Riau (tiga gubernur sebelumnya sudah jadi "pasien KPK) dan Jatim (banyak kepala daerah di kota dan kabupaten yang jadi "pasien). Sebaiknya gaya inauguration day ala KPK ini dilanjutkan, mungkin bisa baik juga," kata Saut melalui pesan pendek kepada IDN Times pada malam ini. 

Lalu, apa sih komentar Khofifah dan Emil usai diajak meninjau rutan KPK? Mereka memang tidak berkomunikasi dengan para tersangka yang ditahan di sana. Namun, kunjungan ke rutan ternyata ampuh membuat rasa jera. Penasaran?

1. Gubernur Jatim tidak mau pindah tempat tidur ke rutan KPK

Diajak ke Rutan KPK, Khofifah: Saya Tak Mau Pindah Tidur Ke Sini(Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mengajak tiga kepala daerah ke rutan KPK) IDN Times/Santi Dewi

Keempat kepala daerah itu memang terlihat tidak menunjukkan rasa takut ketika diajak masuk ke dalam rutan. Rupanya, Khofifah punya pendapat lain. Kepada Saut, ia mengaku tidak mau pindah dan menginap di rutan tersebut. 

"Tadi di dalam penjara, Bu Khofifah bilang: saya tidak akan mau pindah tidur ke tempat ini'. Itu kalimat yang saya ingat dari Beliau," ujar Saut menirukan kembali pernyataan perempuan yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial itu. 

Menjadi tahanan di rutan KPK memang berat. Selain kehilangan nama baik dan harus mengenakan rompi berwarna jingga. Bahkan, mulai tahun ini, tersangka yang ditahan diharuskan juga mengenakan borgol ketika meninggalkan rutan. 

Baca Juga: Supaya Tidak Korupsi, KPK Ajak Gubernur Jatim dan Riau ke Rutan

2. Emil sempat berguyon agar pintu rutan tidak dikunci

Diajak ke Rutan KPK, Khofifah: Saya Tak Mau Pindah Tidur Ke SiniIDN Times/Triadanti

Lalu, bagaimana respons Emil usai meninjau rutan KPK? Ia mengaku sempat berguyon dan meminta agar rutan tersebut tidak dikunci. Namun, ia memilih untuk fokus ke diri sendiri dan tidak ikut menghakimi tahanan yang sudah mendekam di rutan KPK. 

Emil mengaku mengenal beberapa orang yang kini ditahan di rutan tersebut. Secara pribadi, orang-orang yang kini ditahan itu baik. 

"Tapi, saya tidak tahu konteksnya kenapa sampai akhirnya terlibat dalam pelanggaran hukum. Etika kita sebagai sesama manusia tidak perlu menghakimi orang lain. Kita fokus saja pada diri sendiri," kata suami dari aktris Arumi Bachsin itu. 

Ia mengaku turut banyak berdoa dan istigfar supaya tidak ikut terseret dalam kasus korupsi apa pun di masa depan. 

3. KPK yakin Pemprov Jawa Timur punya komitmen yang baik untuk memberantas korupsi

Diajak ke Rutan KPK, Khofifah: Saya Tak Mau Pindah Tidur Ke SiniIDN Times/Vanny El Rahman

Dalam catatan KPK, Jawa Timur sempat menjadi provinsi yang berada di zona merah. Apalagi sebanyak 12 kepala daerah di provinsi itu sudah diproses oleh lembaga antirasuah. 

Lalu, adakah pesan khusus dari KPK bagi Khofifah dan Emil? Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif menyebut pesan yang disampaikan ke setiap pemimpin daerah sama yakni agar memperbaiki tata kelola mereka di 8 area yakni sistem pengadaan barang jasa, perizinan, perencanaan APBD, pengawasan internal, penyaluran bantuan sosial, pengangkatan pegawai dan promosi/mutasi serta pengelolaan dana desa. 

Walau Jatim sempat berada di zona merah, namun Syarif menilai provinsi itu memiliki potensi untuk dijadikan pilot project untuk provinsi terbaik. 

"Karena infrastrukturnya lumayan bagus. Gubernur dan wakil gubernurnya memiliki komitmen yang membaik (untuk memberantas korupsi)," kata Syarif melalui pesan pendek kepada IDN Times malam ini.

Ia pun menyebut KPK tidak putus harapan terhadap kepala daerah baru, termasuk yang memimpin provinsi Jatim. Apalagi Emil merupakan pemimpin muda yang tengah naik daun. Publik sebelumnya sempat mengelu-elukan Zumi Zola sebagai pemimpin Jambi. Namun, akhirnya ia terjerembab juga di pusara korupsi. 

"KPK tidak akan pernah putus harapan (terhadap kepala daerah untuk memberantas korupsi)," katanya lagi. 

4. Pemprov Jatim berkomitmen mengikuti rekomendasi yang disampaikan oleh KPK

Diajak ke Rutan KPK, Khofifah: Saya Tak Mau Pindah Tidur Ke SiniIDN Times/Reza Iqbal

Lalu, bagaimana cara Pemprov Jawa Timur mencegah praktik korupsi di areanya supaya tidak lagi kembali ke zona merah? Khofifah mengatakan membuat program yang ia beri nama CETAR yang merupakan singkatan cepat, efektif, efisien, tanggap, transparan dan responsif. 

Sementara, Emil mengatakan pihaknya akan mengikuti apa pun yang direkomendasikan oleh KPK. Selain itu, Emil juga meningkatkan kualitas inspektorat agar bisa menjadi pengawas yang efektif. 

"Kita kasih kewenangan. Begitu ada laporan dari masyarakat, maka kita akan minta mereka bersikap tegas," tutur Emil. 

Ia juga mengaku akan terus menggunakan sistem e-procurement dan penganggaran elektronik untuk meningkatkan transparansi. 

Baca Juga: Ketua KPK Akui Pelaku Korupsi Usianya Makin Belia

Topik:

Berita Terkini Lainnya