Hari MRT, Pemprov DKI Targetkan Jumlah Pengguna Naik Jadi 36,5 Juta

MRT gandeng semua kendaraan feeder supaya lebih efektif

Jakarta, IDN Times - Kereta MRT kini menjadi salah satu primadona transportasi umum bagi warga ibukota. Betapa tidak, data dari PT MRT menunjukkan rata-rata keterangkutan mencapai 114.344 orang pada hari kerja per September 2023. Artinya, ada sekitar 2,2 juta orang yang berhasil diangkut per bulan dari area Lebak Bulus menuju ke Bunderan Hotel Indonesia. 

Maka, hari MRT juga diperingati sebagai hari naik transportasi publik. MRT mengapresiasi pengguna dengan memberikan diskon selama dua hari yakni 23-24 Maret 2024 senilai Rp243. Namun, pembelian tarif diskon itu hanya berlaku lewat aplikasi Astra Pay dan Blu by BCA Digital. 

Meski begitu, Pemprov DKI Jakarta optimistis bisa mendongkrak jumlah pengguna MRT melalui program khusus tersebut. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengatakan ada kenaikan target yang diterapkan pada 2024. Per hari ia menargetkan MRT bisa mengangkut 95 ribu penumpang. 

"Tapi, begitu melihat evaluasi penumpang dalam tiga bulan, bukan tidak mungkin kami akan tingkat dari yang semula 34,7 juta, atau 95 ribu penumpang per hari menjadi 36,5 juta. Karena dari evaluasi ada sekitar 120 ribu hingga 130 ribu penumpang per hari. Ini menandakan kesadaran masyarakat untuk menggunakan MRT semakin tinggi," ujar Syafrin dalam diskusi yang diadakan di kawasan Blok M, Jakarta Pusat pada Sabtu (23/3/2024). 

Sementara, Direktur Utama PT MRT, Tuhiyat sepakat dengan tujuan dari Pemprov DKI Jakarta. Ia ingin lebih banyak warga yang beralih dari kendaraan pribadi dan menggunakan MRT. Salah satu cara untuk menarik pengguna baru yakni menawarkan sejumlah diskon produk atau layanan jasa melalui aplikasi MyMRTJ. 

Tuhiyat pun menetapkan target penumpang secara harian, bulanan lalu baru tahunan. "Saya berharap selama dua hari ini, warga beralih semua ke MRT karena ada tarif promo (Rp243), sehingga full satu harian itu bisa 100 ribu penumpang," kata Tuhiyat. 

Baca Juga: Promo Tarif MRT Rp243 Hari Ini Terakhir, Jangan Ketinggalan!

1. PT MRT bekerja sama dengan semua feeder sebagai kendaraan penghubung ke stasiun

Hari MRT, Pemprov DKI Targetkan Jumlah Pengguna Naik Jadi 36,5 JutaDirektur utama PT MRT, Tuhiyat (kedua dari kanan) ketika berbicara di Blok M. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Tuhiyat menyadari sejauh ini jalur MRT yang tersedia baru dari Lebak Bulus menuju ke Bunderan HI. Sementara, fase 2A yakni Bunderan HI menuju ke Glodok masih dibangun.

Namun, tidak semua kendaraan umum melewati rute stasiun MRT. Itu sebabnya, Tuhiyat menggandeng semua mitra yang menyediakan kendaraan feeder agar memudahkan penumpang ke stasiun MRT. 

"Apakah itu TransJakarta, taksi Blue Bird, tebengan. Di kawasan-kawasan selatan dan ke barat sana, itu ada poin atau titik-titik mereka berkumpul yang kita grab dengan transportasi publik menuju ke stasiun terdekat. Bisa dibawa ke Fatmawati atau Lebak Bulus," kata Tuhiyat. 

Mereka sudah tahu kode khusus transportasi publik itu. Bahkan, jumlah penumpang kendaraan feeder meningkat karena melewati stasiun MRT. 

"Ada pengaruhnya juga ke riders-nya sebanyak 22 persen. Artinya, bila per hari ada 100 ribu penumpang MRT, maka 22 ribu penumpang berasal dari kendaraan feeder," tutur dia lagi. 

Baca Juga: Aturan Buka Puasa di KRL, LRT, MRT, dan TransJakarta

2. MRT ingin sebar luaskan budaya antre ke warga Jakarta

Hari MRT, Pemprov DKI Targetkan Jumlah Pengguna Naik Jadi 36,5 JutaNaik MRT di Jakarta (unsplash.com/Rendy Novantino)

Di sisi lain, Tuhiyat juga memiliki mimpi untuk membudidayakan tertib ke warga Jakarta. Hal itu dimulai dari menjaga kebersihan, tidak bicara sembarangan, pembayaran non-tunai, jalan kaki hingga antre. 

"Itu selalu kami gaungkan di setiap event activation MRT Jakarta. Anda bisa melihat bahwa kami tidak menyediakan satu pun bak sampah di gerbong MRT karena kami tidak akan menyediakan itu. Begitu ada sampah, silakan ditaruh di tas masing-masing dan di pintu keluar kami sediakan (bak sampah)," ujarnya. 

Budaya yang pelan-pelan mulai berubah yakni budaya antre. Kini pengguna MRT yang turun menggunakan eskalator akan memilih berdiri di sisi kiri bila tidak terburu-buru, sehingga celah di sisi sebelah kanan kosong. 

"Saya pernah katakan, Mba 'bisa bergeser ke sebelah kiri karena ada orang yang mau buru-buru.' Apa yang dia katakan ke saya 'sok banget sih, bapak.' Tapi, marah kah kita? Tidak! Itu bagian dari edukasi dan tanggung jawab kita. Alhamdulilah, impact itu sekarang terbawa ke luar MRT," tutur dia lagi. 

3. Pemprov DKI intensifkan penggunaan bus JRC dari perumahan di Bodetabek

Hari MRT, Pemprov DKI Targetkan Jumlah Pengguna Naik Jadi 36,5 Jutagoogle.com/Antara News

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mendorong agar warga ibu kota mulai beralih ke transportasi umum. Agar tingkat kemacetan berkurang.  Selain itu, ciri kota global yakni warganya beraktivitas dengan transportasi umum. 

Salah satu cara yang ditempuh oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mengurangi kemacetan yakni mengintensifkan penggunaan bus Jabodetabek Residence Connexion (JRC). Pemprov DKI, kata Syafrin bersama pemrov kota penyangga sudah memetakan 117 kawasan pemukiman di Bodetabek untuk dihubungkan dengan layanan bus. 

"Bus ini akan mengangkut penumpang dari kawasan perumahan untuk menyentuh Jakarta sehingga mereka bisa langsung melanjutkan ke Dukuh Atas atau cukup hanya di Lebak Bulus di kawasan Tangerang. Sehingga, mereka bisa melanjutkan dengan layanan MRT," ujar Syafrin. 

Sementara, bagi warga yang bermukim di Bekasi, cukup naik bus sampai di Cawang. Lalu bisa memilih melanjutkan TransJakarta atau LRT Jabodebek ke Dukuh Atas. 

https://www.youtube.com/embed/jcjkAFvD1sM

Baca Juga: Cara Bayar MRT di Jakarta, Banyak Banget Pilihannya!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya