Jadi Bakal Capres dengan Aset Terkecil, Anies Ngaku Andalkan Relawan

Anies klaim relawan yang kumpulkan dana

Jakarta, IDN Times - Bakal capres dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, mengakui ia memiliki aset paling kecil bila dibandingkan bakal capres lainnya. Ia pun memahami bila muncul tanda tanya besar sumber pendanaan Anies untuk melakukan sosialisasi ke seluruh wilayah Indonesia. Apalagi, Anies menjadi bakal capres pertama yang dideklarasikan pada Oktober 2022. 

"Dari semua (bacapres), saya mungkin yang (punya) aset paling kecil. Saya menjadi calon presiden tidak pernah mendaftar, saya diajukan oleh Partai NasDem, partai yang dulu beroposisi di Jakarta, PKS, Demokrat walaupun sekarang di tempat lain, lalu ada PKB," ungkap Anies seperti dikutip dari YouTube Mata Najwa, Kamis (21/9/2023). 

Anies mengaku ada begitu banyak pihak yang bersedia membantu mewujudkan gerakan perubahan. Namun, dia mengklaim mayoritas bantuan yang diberikan bukan berupa dana tunai. 

"Kami dipinjamkan rumah, kendaraan, staf-stafnya yang mana kami bekerja bersama, sebagian dari perusahaan-perusahaan yang mau membantu kami. Jadi, secara pembiayaan bukan pembiayaan diberikan rupiah. Bentuknya natura," tutur dia. 

Namun, jurnalis senior Najwa Shihab menyebut dalam berkampanye tetap dibutuhkan uang tunai. Apalagi biaya politik di Tanah Air sangat besar. Ia kemudian mengutip pernyataan bakal cawapres Anies, Muhaimin Iskandar, untuk bisa maju sebagai caleg di DKI Jakarta butuh biaya minimal Rp40 miliar. 

Apa cara yang bakal ditempuh Anies untuk mengumpulkan biaya yang jauh lebih besar untuk memenangkan Pemilu 2024?

1. Anies tepis bakal lakukan pengumpulan dana langsung

Jadi Bakal Capres dengan Aset Terkecil, Anies Ngaku Andalkan RelawanBacapres Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan menghadiri acara konsolidasi ormas gabungan dari KIB, Relawan Anies dan Relawan NasDem di Lapangan PRPP Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Anies menepis pihaknya bakal mengumpulkan uang langsung untuk mendanai aktivitas kampanyenya. Alih-alih yang melakukan pengumpulan dana adalah relawan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut ada lebih dari 600 relawan yang mengumpulkan dana atau fundraising

"Kalau saya datang ke sebuah tempat, maka tuan rumah di sana yang akan handle seluruh biayanya. Ini menjadi sebuah iuran," kata dia. 

Di sisi lain, Anies menyinggung realita sekarang ini kegiatan politik yang membutuhkan biaya tidak sedikit, tetapi publik masih enggan membiaya partai politik. 

"Kita tahu bahwa proses politik dan parpol seperti kantor, ada biayanya. Tapi, negara dan publik tidak mau membiayai. Kenapa? Karena ini adalah parpol, karena ini adalah kampanye," tutur dia. 

Anies berpendapat selama tidak ada keterlibatan publik dalam pendanaan parpol, maka upaya penggalangan dana menjadi lebih sulit. 

Baca Juga: Sudirman Said: Anies Tidak Pernah Punya Niat untuk Tinggalkan AHY

2. Tim Anies siasati pembuatan alat peraga dengan unggah desain di dunia maya

Jadi Bakal Capres dengan Aset Terkecil, Anies Ngaku Andalkan RelawanIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Anies mengatakan salah satu bagian yang bakal menyedot banyak biaya ketika masa kampanye tiba adalah alat peraga. Itu sebabnya ia mengakali dengan membuat desainnya saja untuk poster, banner, dan alat peraga lainnya. 

"Jadi, kami membuat kontennya, lalu kami taruh di Cloud. Lalu, kami izinkan siapa saja memproduksi kaos, banner, poster. Kami sendiri tidak mencetak. Kami hanya menyiapkan kontennya. Kami minta kepada semua bila Anda percaya apa yang mau kami rencanakan, kerjakan, bantu kami untuk melakukan perubahan di republik ini. Sebab, tidak mungkin kami lakukan ini sendirian," tutur mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. 

3. Anies curhat tak ada konglomerat yang bersedia membantu kampanyenya

Jadi Bakal Capres dengan Aset Terkecil, Anies Ngaku Andalkan RelawanBakal Calon Presiden (Capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan saat bertemu relawan di Kabupaten Pangandaran. (Dok. IDN Times/Istimewa)

Di forum itu, Anies juga curhat hanya pengusaha kelas menengah yang bersedia membantu proses kampanyenya untuk Pemilu 2024. Pengusaha skala besar atau konglomerat malah menjauh. 

"Mereka (konglomerat) takut. Kami mengalami pengusaha-pengusaha yang berinteraksi atau bertemu, sesudah itu mereka akan mengalami pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan pajak hingga pemeriksaan hal-hal lain," ujarnya. 

Anies kemudian memberikan contoh ada pengusaha di Jawa Barat dan Jawa Tengah yang bersedia membantu upaya sosialisasinya. Namun tiba-tiba diperiksa aparat penegak hukum. 

"Perusahaan miliknya tiba-tiba diperiksa. Alasannya pemeriksaan random tapi 10 perusahaan milik pengusaha itu, tiba-tiba pajaknya diperiksa, yang katanya random. Akibatnya orang-orang takut membantu. Padahal, mereka bukan membantu saya, melainkan membantu relawan, membantu acara. Mereka membiayai sendiri di daerahnya masing-masing," tutur dia. 

Anies pun menduga ada keterlibatan alat negara yang dimanfaatkan untuk mengintimidasi proses pencapresannya. "Itu laporannya begitu. Iya (alat negara). Saya tidak tahu yang memerintahkannya siapa, tetapi fakta di lapangannya seperti itu," katanya. 

Anies berusaha meyakinkan semua pihak agar tidak takut bila ingin membantu proses kampanyenya. "Saya mengajak kepada semuanya, termasuk pengusaha-pengusaha itu. Pak, jangan takut. Insyaallah kalau kita buat perubahan, kita buat negeri ini aman bagi semuanya," tutur dia.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.

Baca Juga: Tolak Disebut Petugas Partai, Anies: Cak Imin Kandidat yang Sesuai

https://www.youtube.com/embed/O2_U9f1ZvTE

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya